Mengenal Hipertensi: Penyebab, Gejala, dan Pengobatan yang Efektif

By Tim RS Pondok Indah

Thursday, 28 August 2025

RSPI Facebook linkRSPI twitter linkRSPI Linkedin link
RSPI link

Hipertensi merupakan kondisi ketika tekanan darah melebihi batas normal (lebih dari 130/90 mmHg). Darah tinggi perlu dikontrol agar tidak menyebabkan komplikasi.

Mengenal Hipertensi: Penyebab, Gejala, dan Pengobatan yang Efektif

Hipertensi, atau tekanan darah tinggi, merupakan salah satu masalah kesehatan yang sering ditemukan. Namun, seringkali telat ditangani karena tidak menimbulkan gejala pada tahap awal perkembangannya. Padahal, kondisi ini bisa menyebabkan komplikasi yang berbahaya, jika tidak ditangani dengan tepat.


Oleh karena itu, mari mengenal lebih lanjut kondisi yang sering disebut sebagai "the silent killer" ini dengan menyimak informasi dalam artikel di bawah ini!


Apa itu Hipertensi?

Hipertensi, atau yang sering disebut sebagai tekanan darah tinggi, adalah kondisi medis di mana tekanan darah dalam arteri meningkat secara konsisten melebihi nilai normal, umumnya 120/80 mmHg.


Normalnya hasil pengukuran tekanan darah adalah sistolik adalah antara 90mmHg sampai 120 mmHg, sedangkan untuk tekanan darah diastolik adalah 60-80 mmHg. Bila angka hasil pengukuran tekanan darah adalah 140/90 mmHg atau lebih, kondisi ini sudah dapat digolongkan ke dalam hipertensi.


Karena peningkatan tekanan darah tidak memiliki gejala, sering kali penderitanya mengabaikan kondisi ini, hingga terjadi komplikasi. Padahal, tekanan darah yang tinggi tanpa pengobatan untuk waktu lama akan menyebabkan robekan kecil pada pembuluh darah, yang akhirnya bisa menyebabkan serangan jantung maupun gagal jantung.


Baca juga: Apakah Penyakit Jantung Bisa Sembuh? Penyakit Jantung dan Upaya Pencegahannya



Jenis-Jenis Hipertensi

Secara umum, jenis hipertensi bisa dibedakan menjadi 2, yakni primer dan sekunder. Namun, ada juga beberapa jenis hipertensi yang terjadi karena dipicu kondisi tertentu. Berikut ini adalah beberapa jenis hipertensi yang perlu Anda ketahui:


1. Hipertensi Primer

Hipertensi primer adalah terjadinya peningkatan tekanan darah tanpa penyebab yang jelas atau tidak disebabkan oleh kondisi medis lain. 


2. Hipertensi Sekunder

Hipertensi sekunder, peningkatan tekanan darah terjadi akibat penyakit lain yang sebelumnya sudah terlebih dahulu diderita, seperti penyakit ginjal yang dapat menyebabkan hipertensi sekunder.


3. Hipertensi Jas Putih

Hipertensi jas putih (white coat hypertension), peningkatan tekanan darah hanya terjadi saat diperiksa oleh tenaga medis atau diperiksa di fasilitas kesehatan.


4. Hipertensi Tersamarkan

Hipertensi tersamarkan (masked hypertension), hasil pemeriksaan tekanan darah hanya meningkat saat diperiksa di rumah, sedangkan saat di rumah sakit atau di fasilitas kesehatan, hasilnya normal.

5. Hipertensi Saat Tidur


Hipertensi saat tidur malam (nocturnal hypertension), peningkatan tekanan darah yang terjadi hanya saat tidur di malam hari.


Terkadang, hipertensi primer dan sekunder bisa terjadi bersamaan. Maksudnya, seseorang mungkin saja sudah mengalami hipertensi primer, mengalami perburukan atau tekanan darahnya makin meningkat karena mengalami komplikasi dari penyakit yang lain.


Baca juga: Deteksi Dini Kelainan Jantung pada Dewasa Muda


Gejala Hipertensi

Gejala hipertensi sering kali tidak spesifik, sehingga banyak orang tidak menyadari mereka menderita kondisi ini. Bahkan, terkadang penderita hipertensi tidak merasakan gejala apapun bahkan saat tekanan darah mereka menunjukkan angka yang sangat tinggi. Karena itu, hipertensi sering disebut sebagai silent killer.


Secara umum, berikut adalah gejala hipertensi yang mungkin muncul:


  • Pusing dan sakit kepala parah
  • Lelah dan lemas
  • Mimisan
  • Kulit memerah (terutama pada wajah dan leher)
  • Nyeri dada
  • Gangguan penglihatan


Tekanan darah yang sangat tinggi juga dapat menimbulkan gejala yang lebih serius seperti sesak napas, linglung, bahkan kehilangan kesadaran. Jadi, sangat penting untuk segera memeriksakan diri ke dokter spesialis penyakit dalam apabila Anda mengalami gejala-gejala di atas.


Baca juga: Penyakit Jantung Koroner, Kenali Gejalanya


Penyebab Hipertensi

Sebenarnya penyebab hipertensi primer tidak diketahui secara pasti, karena merupakan kombinasi dari beberapa faktor. Beberapa faktor yang memegang peran besar, antara lain:


  • Pola makan tidak sehat, termasuk konsumsi makanan cepat saji, makanan yang tinggi lemak jenuh, dan makanan yang tinggi garam.
  • Terlalu banyak mengonsumsi minuman berkafein atau beralkohol.
  • Tidak rutin berolahraga, dan lebih banyak duduk atau yang lebih dikenal dengan pola hidup sedenter.
  • Mengalami kelebihan berat badan (overweight), bahkan obesitas.
  • Menderita gangguan tidur (terutama insomnia) atau kurang tidur
  • Memiliki keluarga dengan riwayat hipertensi


Sedangkan untuk hipertensi sekunder, setidaknya ada 1 faktor medis yang bisa diidentifikasi oleh dokter. Beberapa hal yang dapat menyebabkan hipertensi tersebut adalah sebagai berikut ini:


  • Konsumsi obat-obatan tertentu, termasuk pil kontrasepsi, obat antiperadangan non-steroid, dan obat untuk menekan kekebalan tubuh.
  • Perokok aktif.
  • Mengalami gangguan ginjal.
  • Menderita penyakit kronis, seperti penyakit ginjal, sleep apnea, dan diabetes


Baca juga: Hipertensi: The Sillent Killer yang Perlu Anda Waspadai


Faktor Risiko Hipertensi

Selain itu ada juga beberapa faktor risiko yang memperbesar kemungkinan terjadinya hipertensi, yakni:


  • Berusia lebih dari 64 tahun
  • Sedang mengalami stres yang berat
  • Kehamilan
  • Menderita gangguan hormon
  • Mengalami obesitas atau kelebihan berat badan
  • Memiliki anggota keluarga yang mengidap tekanan darah tinggi
  • Tidak melakukan olahraga teratur
  • Mengonsumsi minuman beralkohol dalam jumlah banyak secara rutin
  • Mengonsumsi banyak kopi atau minuman kafein lain
  • Kebiasaan merokok
  • Kurang tidur atau mengalami kesulitan tidur


Baca juga: Cara Agar Tekanan Darah Normal dan Terjaga


Kapan Harus ke Dokter?

Hipertensi jarang menyebabkan gejala yang jelas di tahapan awal. Biasanya, bila Anda sudah mulai merasakan gejala hipertensi, itu adalah tanda bawah Anda sudah membutuhkan penanganan segera.

Anda harus segera berkonsultasi ke dokter spesialis penyakit dalam jika mengalami gejala-gejala berikut:


  • Sakit kepala parah dan menetap
  • Penglihatan kabur atau berfluktuasi
  • Nyeri dada yang tidak hilang
  • Sesak napas yang tidak biasa
  • Mimisan yang parah atau tidak kunjung berhenti
  • Pusing atau sakit kepala parah
  • Merasa lemas atau sulit berbicara


Jangan menunda-nunda konsultasi ke dokter jika mengalami gejala hipertensi yang mengkhawatirkan. Sebab tekanan darah tinggi yang tidak ditangani dapat menyebabkan komplikasi serius seperti stroke, serangan jantung, dan kerusakan organ.


Selain itu, jika Anda memiliki faktor risiko seperti riwayat keluarga hipertensi, obesitas, atau diabetes, sangat disarankan untuk menjalani pemeriksaan kesehatan secara rutin. Pemeriksaan rutin dengan dokter spesialis penyakit dalam dapat membantu menjaga kesehatan dan juga mencegah terjadinya komplikasi yang lebih parah.


Baca juga: Apakah Hipertensi (Darah Tinggi) Bisa Sembuh?



Diagnosis Hipertensi

Diagnosis hipertensi dilakukan melalui pengukuran tekanan darah secara rutin dan berulang. Umumnya, dokter spesialis penyakit dalam akan melakukan pengukuran dalam beberapa kesempatan berbeda untuk memastikan bahwa tekanan darah tinggi bukan hanya hasil dari stres atau faktor lain yang bersifat insidental atau sementara waktu saja.


Selain pengukuran tekanan darah, dokter mungkin akan menyarankan beberapa pemeriksaan tambahan untuk menilai dampak hipertensi terhadap organ tubuh dan mencari penyebabnya. Pemeriksaan tersebut meliputi:


  • Analisa darah dan urine untuk menilai fungsi ginjal dan kadar elektrolit
  • Elektrokardiogram (EKG) untuk memeriksa aktivitas listrik jantung dan mendeteksi kemungkinan terjadinya komplikasi ke jantung maupun adanya gangguan jantung yang memicu terjadinya hipertensi
  • USG abdomen atau echocardiogram untuk menilai kondisi organ penting, terutama struktur dan fungsi jantung
  • Pemeriksaan fungsi ginjal untuk menilai kondisi ginjal dan dampak yang disebabkan oleh hipertensi


Baca juga: 7 Pilihan Olahraga untuk Hipertensi agar Tekanan Darah Normal


Penanganan Hipertensi

Hipertensi bukanlah suatu kondisi yang bisa disembuhkan, tetapi dapat dikontrol supaya tidak bertambah parah, bahkan menyebabkan komplikasi. Secara umum, tujuan penanganan hipertensi adalah untuk menurunkan tekanan darah dan menjaganya tetap normal.


Berikut ini adalah beberapa bentuk penanganan hipertensi atau tekanan darah tinggi yang dianjurkan oleh dokter:


  • Menerapkan pola makan sehat dengan membatasi konsumsi garam dan meningkatkan konsumsi buah dan sayur
  • Menjaga berat badan ideal atau menurunkan berat badan berlebih
  • Berolahraga secara rutin, minimal 30 menit setiap hari, seperti jalan kaki, bersepeda, atau berenang
  • Mengurangi konsumsi alkohol dan berhenti merokok
  • Mengelola stres berlebih, contohnya dengan mempraktikkan teknik relaksasi dan yoga
  • Mengonsumsi obat-obatan antihipertensi sesuai dengan dosis dan waktu yang ditentukan oleh dokter
  • Melakukan monitoring tekanan darah secara rutin untuk menilai efektivitas pengobatan
  • Menjalani pemeriksaan kesehatan secara rutin oleh dokter


Pencegahan Hipertensi

Hipertensi dapat dicegah dan dikendalikan melalui berbagai langkah gaya hidup sehat. Berikut ini adalah beberapa cara pencegahan hipertensi:


  • Batasi asupan garam, karena konsumsi garam berlebih dapat meningkatkan tekanan darah pada beberapa orang
  • Perbanyak konsumsi buah dan sayuran yang kaya kalium, magnesium, dan serat
  • Batasi konsumsi kafein dan alkohol
  • Berhenti merokok
  • Terapkan teknik relaksasi, meditasi, atau yoga untuk mengurangi stres yang berlebih
  • Lakukan pemeriksaan tekanan darah secara berkala, terutama jika memiliki faktor risiko hipertensi


Selain itu, Anda juga disarankan untuk melakukan medical check up (MCU) secara berkala untuk memantau kesehatan Anda secara maksimal, terutama jika Anda memiliki faktor risiko hipertensi yang signifikan. Anda bisa berkonsultasi dengan dokter spesialis penyakit dalam di RS Pondok Indah untuk pemeriksaan lebih lanjut ataupun menjalani medical check up di Executive Health Check Up yang ada di RS Pondok Indah cabang terdekat.


Baca juga: Hasil CT-Scan Jantung, Ini yang Harus Diketahui


RS Pondok Indah tidak hanya memiliki dokter spesialis yang kompeten, tetapi juga dilengkapi dengan fasilitas medis terkini untuk memberikan pelayanan terbaik bagi kesehatan Anda dan orang terkasih. Jadi, jangan ragu untuk memeriksakan kesehatan Anda di RS Pondok Indah cabang terdekat, sekarang juga.



FAQ

Apakah Tekanan Darah Tinggi Berpengaruh pada Jantung?

Tekanan darah tinggi dapat meningkatkan beban kerja jantung. Sebab tekanan darah tinggi memaksa otot jantung bekerja lebih keras untuk memompa darah ke seluruh tubuh. Bila terus berlanjut, kondisi ini dapat mengakibatkan pembesaran jantung, penyakit jantung koroner, dan kerusakan pada pembuluh darah.

Oleh karena itu, mengontrol tekanan darah tinggi dengan gaya hidup sehat dan rutin konsumsi obat-obatan antihipertensi sangatlah penting untuk menjaga kesehatan jantung.

Apa Ciri-Ciri Tensi Naik?

Ciri-ciri tensi naik atau hipertensi tidak signifikan, terutama pada tahap awal. Namun, beberapa tanda yang bisa muncul ketika sudah terjadi komplikasi meliputi pusing, sakit kepala hebat, penglihatan kabur, nyeri dada, bahkan pingsan.

Apa Penyebab Hipertensi di Usia Muda?

Hipertensi di usia muda bisa disebabkan faktor genetik, pola makan tidak sehat (tinggi garam dan lemak), kurang aktivitas fisik, berat badan berlebih, stres, dan konsumsi alkohol atau obat-obatan terlarang.

Referensi:

  1. Al-Makki A, DiPette D, et al,. Hypertension pharmacological treatment in adults: a World Health Organization guideline executive summary. Hypertension. 2022. (https://www.ahajournals.org/doi/epub/10.1161/HYPERTENSIONAHA.121.18192). Diakses pada 26 Mei 2024.
  2. World Health Organization. Hypertension. (https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/hypertension). Direvisi terakhir 16 Maret 2023. Diakses pada 26 Mei 2024.
  3. American Heart Association. What is High Blood Pressure? (https://www.heart.org/en/health-topics/high-blood-pressure/the-facts-about-high-blood-pressure/what-is-high-blood-pressure). Direvisi terakhir 20 Mei 2024. Diakses pada 26 Mei 2024.
  4. Cleveland Clinic. High Blood Pressure (Hypertension). (https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/4314-hypertension-high-blood-pressure). Direvisi terakhir 5 Januari 2023. Diakses pada 26 Mei 2024.
  5. Mayo Clinic. High blood pressure (hypertension). (https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/high-blood-pressure/symptoms-causes/syc-20373410). Direvisi terakhir 19 Februari 2024. Diakses pada 26 Mei 2024.