By Tim RS Pondok Indah
Hipertensi merupakan kondisi ketika tekanan darah melebihi batas normal (lebih dari 130/90 mmHg). Darah tinggi perlu dikontrol agar tidak menyebabkan komplikasi.
Hipertensi, atau tekanan darah tinggi, merupakan salah satu masalah kesehatan yang sering ditemukan. Namun, seringkali telat ditangani karena tidak menimbulkan gejala pada tahap awal perkembangannya. Padahal, kondisi ini bisa menyebabkan komplikasi yang berbahaya, jika tidak ditangani dengan tepat.
Oleh karena itu, mari mengenal lebih lanjut kondisi yang sering disebut sebagai "the silent killer" ini dengan menyimak informasi dalam artikel di bawah ini!
Hipertensi, atau yang sering disebut sebagai tekanan darah tinggi, adalah kondisi medis di mana tekanan darah dalam arteri meningkat secara konsisten melebihi nilai normal, umumnya 120/80 mmHg.
Normalnya hasil pengukuran tekanan darah adalah sistolik adalah antara 90mmHg sampai 120 mmHg, sedangkan untuk tekanan darah diastolik adalah 60-80 mmHg. Bila angka hasil pengukuran tekanan darah adalah 140/90 mmHg atau lebih, kondisi ini sudah dapat digolongkan ke dalam hipertensi.
Karena peningkatan tekanan darah tidak memiliki gejala, sering kali penderitanya mengabaikan kondisi ini, hingga terjadi komplikasi. Padahal, tekanan darah yang tinggi tanpa pengobatan untuk waktu lama akan menyebabkan robekan kecil pada pembuluh darah, yang akhirnya bisa menyebabkan serangan jantung maupun gagal jantung.
Baca juga: Apakah Penyakit Jantung Bisa Sembuh? Penyakit Jantung dan Upaya Pencegahannya
Secara umum, jenis hipertensi bisa dibedakan menjadi 2, yakni primer dan sekunder. Namun, ada juga beberapa jenis hipertensi yang terjadi karena dipicu kondisi tertentu. Berikut ini adalah beberapa jenis hipertensi yang perlu Anda ketahui:
Hipertensi primer adalah terjadinya peningkatan tekanan darah tanpa penyebab yang jelas atau tidak disebabkan oleh kondisi medis lain.
Hipertensi sekunder, peningkatan tekanan darah terjadi akibat penyakit lain yang sebelumnya sudah terlebih dahulu diderita, seperti penyakit ginjal yang dapat menyebabkan hipertensi sekunder.
Hipertensi jas putih (white coat hypertension), peningkatan tekanan darah hanya terjadi saat diperiksa oleh tenaga medis atau diperiksa di fasilitas kesehatan.
Hipertensi tersamarkan (masked hypertension), hasil pemeriksaan tekanan darah hanya meningkat saat diperiksa di rumah, sedangkan saat di rumah sakit atau di fasilitas kesehatan, hasilnya normal.
Hipertensi saat tidur malam (nocturnal hypertension), peningkatan tekanan darah yang terjadi hanya saat tidur di malam hari.
Terkadang, hipertensi primer dan sekunder bisa terjadi bersamaan. Maksudnya, seseorang mungkin saja sudah mengalami hipertensi primer, mengalami perburukan atau tekanan darahnya makin meningkat karena mengalami komplikasi dari penyakit yang lain.
Baca juga: Deteksi Dini Kelainan Jantung pada Dewasa Muda
Gejala hipertensi sering kali tidak spesifik, sehingga banyak orang tidak menyadari mereka menderita kondisi ini. Bahkan, terkadang penderita hipertensi tidak merasakan gejala apapun bahkan saat tekanan darah mereka menunjukkan angka yang sangat tinggi. Karena itu, hipertensi sering disebut sebagai silent killer.
Secara umum, berikut adalah gejala hipertensi yang mungkin muncul:
Tekanan darah yang sangat tinggi juga dapat menimbulkan gejala yang lebih serius seperti sesak napas, linglung, bahkan kehilangan kesadaran. Jadi, sangat penting untuk segera memeriksakan diri ke dokter spesialis penyakit dalam apabila Anda mengalami gejala-gejala di atas.
Baca juga: Penyakit Jantung Koroner, Kenali Gejalanya
Sebenarnya penyebab hipertensi primer tidak diketahui secara pasti, karena merupakan kombinasi dari beberapa faktor. Beberapa faktor yang memegang peran besar, antara lain:
Sedangkan untuk hipertensi sekunder, setidaknya ada 1 faktor medis yang bisa diidentifikasi oleh dokter. Beberapa hal yang dapat menyebabkan hipertensi tersebut adalah sebagai berikut ini:
Baca juga: Hipertensi: The Sillent Killer yang Perlu Anda Waspadai
Selain itu ada juga beberapa faktor risiko yang memperbesar kemungkinan terjadinya hipertensi, yakni:
Baca juga: Cara Agar Tekanan Darah Normal dan Terjaga
Hipertensi jarang menyebabkan gejala yang jelas di tahapan awal. Biasanya, bila Anda sudah mulai merasakan gejala hipertensi, itu adalah tanda bawah Anda sudah membutuhkan penanganan segera.
Anda harus segera berkonsultasi ke dokter spesialis penyakit dalam jika mengalami gejala-gejala berikut:
Jangan menunda-nunda konsultasi ke dokter jika mengalami gejala hipertensi yang mengkhawatirkan. Sebab tekanan darah tinggi yang tidak ditangani dapat menyebabkan komplikasi serius seperti stroke, serangan jantung, dan kerusakan organ.
Selain itu, jika Anda memiliki faktor risiko seperti riwayat keluarga hipertensi, obesitas, atau diabetes, sangat disarankan untuk menjalani pemeriksaan kesehatan secara rutin. Pemeriksaan rutin dengan dokter spesialis penyakit dalam dapat membantu menjaga kesehatan dan juga mencegah terjadinya komplikasi yang lebih parah.
Baca juga: Apakah Hipertensi (Darah Tinggi) Bisa Sembuh?
Diagnosis hipertensi dilakukan melalui pengukuran tekanan darah secara rutin dan berulang. Umumnya, dokter spesialis penyakit dalam akan melakukan pengukuran dalam beberapa kesempatan berbeda untuk memastikan bahwa tekanan darah tinggi bukan hanya hasil dari stres atau faktor lain yang bersifat insidental atau sementara waktu saja.
Selain pengukuran tekanan darah, dokter mungkin akan menyarankan beberapa pemeriksaan tambahan untuk menilai dampak hipertensi terhadap organ tubuh dan mencari penyebabnya. Pemeriksaan tersebut meliputi:
Baca juga: 7 Pilihan Olahraga untuk Hipertensi agar Tekanan Darah Normal
Hipertensi bukanlah suatu kondisi yang bisa disembuhkan, tetapi dapat dikontrol supaya tidak bertambah parah, bahkan menyebabkan komplikasi. Secara umum, tujuan penanganan hipertensi adalah untuk menurunkan tekanan darah dan menjaganya tetap normal.
Berikut ini adalah beberapa bentuk penanganan hipertensi atau tekanan darah tinggi yang dianjurkan oleh dokter:
Hipertensi dapat dicegah dan dikendalikan melalui berbagai langkah gaya hidup sehat. Berikut ini adalah beberapa cara pencegahan hipertensi:
Selain itu, Anda juga disarankan untuk melakukan medical check up (MCU) secara berkala untuk memantau kesehatan Anda secara maksimal, terutama jika Anda memiliki faktor risiko hipertensi yang signifikan. Anda bisa berkonsultasi dengan dokter spesialis penyakit dalam di RS Pondok Indah untuk pemeriksaan lebih lanjut ataupun menjalani medical check up di Executive Health Check Up yang ada di RS Pondok Indah cabang terdekat.
Baca juga: Hasil CT-Scan Jantung, Ini yang Harus Diketahui
RS Pondok Indah tidak hanya memiliki dokter spesialis yang kompeten, tetapi juga dilengkapi dengan fasilitas medis terkini untuk memberikan pelayanan terbaik bagi kesehatan Anda dan orang terkasih. Jadi, jangan ragu untuk memeriksakan kesehatan Anda di RS Pondok Indah cabang terdekat, sekarang juga.
Tekanan darah tinggi dapat meningkatkan beban kerja jantung. Sebab tekanan darah tinggi memaksa otot jantung bekerja lebih keras untuk memompa darah ke seluruh tubuh. Bila terus berlanjut, kondisi ini dapat mengakibatkan pembesaran jantung, penyakit jantung koroner, dan kerusakan pada pembuluh darah.
Oleh karena itu, mengontrol tekanan darah tinggi dengan gaya hidup sehat dan rutin konsumsi obat-obatan antihipertensi sangatlah penting untuk menjaga kesehatan jantung.
Ciri-ciri tensi naik atau hipertensi tidak signifikan, terutama pada tahap awal. Namun, beberapa tanda yang bisa muncul ketika sudah terjadi komplikasi meliputi pusing, sakit kepala hebat, penglihatan kabur, nyeri dada, bahkan pingsan.
Hipertensi di usia muda bisa disebabkan faktor genetik, pola makan tidak sehat (tinggi garam dan lemak), kurang aktivitas fisik, berat badan berlebih, stres, dan konsumsi alkohol atau obat-obatan terlarang.
Referensi: