Mendengkur Bukan Berarti Tidur Pulas Melainkan Sumbatan Jalan Napas

Kamis, 14 Maret 2024

RSPI Facebook linkRSPI twitter linkRSPI Linkedin link
RSPI link

Merasa terganggu saat tidur dengan pasangan yang punya kebiasaan mendengkur dengan keras setiap malam? Jangan buru-buru menyuruh pasangan Anda tidur di luar, sebaiknya, ajak ia memeriksakan kondisinya ke dokter, siapa tahu ia mengidap sleep apnea atau gangguan pernapasan saat tidur

Mendengkur Bukan Berarti Tidur Pulas Melainkan Sumbatan Jalan Napas

Merasa terganggu saat tidur dengan pasangan yang punya kebiasaan mendengkur dengan keras setiap malam? Jangan buru-buru menyuruh pasangan Anda tidur di luar, sebaiknya, ajak ia memeriksakan kondisinya ke dokter, siapa tahu ia mengidap sleep apnea atau gangguan pernapasan saat tidur.


Sleep apnea (sleep = tidur; apnea = berhenti napas) adalah gangguan bernapas pada saat tidur yang ditandai dengan mendengkur keras diikuti dengan berhentinya jalan napas (apnea) selama 10 detik sehingga terdapat penurunan kadar oksigen di tubuh sebanyak 4-5 persen.


Pada waktu tersebut, otak akan memerintahkan tubuh untuk bernapas kembali (arousal). Adanya perintah mendadak untuk bernapas dari otak ini akan menunjukkan gejala seperti tersedak, batuk, atau seperti orang mengambil napas setelah tenggelam.


Baca juga: Gangguan Tidur dan Cara Mengatasinya


Bahaya Sleep Apnea

Menurut sebuah penelitian di tahun 2009, sleep apnea wajib diwaspadai, karena dapat meningkatkan risiko kematian dini sebesar 46 persen. Selain itu, sleep apnea juga dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya serangan jantung mendadak atau stroke.


Dalam sebuah studi lokal yang dipublikasikan oleh Straits Times pada tanggal 18 Maret 2016, diperkirakan bahwa 1 dari 3 orang di Singapura memiliki obstructive sleep apnea dalam derajat sedang sampai berat.


Kurangnya aliran udara yang menurunkan kadar oksigen yang diterima tubuh saat terjadinya sleep apnea berdampak buruk secara jangka panjang untuk kesehatan.


Beberapa implikasi kesehatan jangka panjang akibat sleep apnea adalah:


  • Tekanan darah tinggi (hipertensi)
  • Penyakit jantung atau kelainan irama jantung
  • Stroke
  • Diabetes mellitus
  • Kerusakan saraf kognitif (kehilangan memori)
  • Menurunnya prestasi di sekolah, pada anak-anak
  • Demensia dini
  • Depresi
  • Kecelakaan lalu lintas ketika sedang mengendarai kendaraan bermotor


Baca juga: Insomnia Hilang, Tidur pun Tenang


Bagaimana Sleep Apnea Terjadi?

Biasanya ketika tidur otot-otot tenggorokan menjadi relaks. Tenggorokan terdiri atas otot-otot, seperti lidah, langit-langit lunak, amandel, dan dinding belakang tenggorokan yang bila kekuatan ototnya menurun, dalam keadaan tertentu, seperti ketika tidur otot menjadi relaks sehingga dapat berpotensi menutup jalan napas sebagian atau total.


Seseorang dengan kekuatan otot yang lemah dan kelebihan jaringan lunak pada daerah tenggorokan, misalnya pada kasus obesitas (kelebihan berat badan), mempunyai risiko tinggi untuk mengalami sleep apnea. Otot yang lemah dan kelebihan jaringan lunak tersebut dapat menyempitkan jalan napas.


Mendengkur pada orang dewasa biasanya terjadi karena langit-langit lunak dan lidah yang jatuh ke belakang. Kalau daerah ini tertutup sebagian, seseorang akan mendengkur (hypopnea), tetapi kalau jalan napas tertutup total akan terjadi henti napas (apneu).


Jika proses ini terjadi berulang-ulang akan terjadi sumbatan aliran udara ke paru-paru yang berakibatkan turunnya kadar oksigen di tubuh.   


Baca juga: Tidur Berkualitas, Aktivitas Lancar


Faktor Risiko Sleep Apnea


  • Pria
  • Obesitas atau kelebihan berat badan
  • Usia di atas 50 tahun
  • Ukuran leher lebih dari 42 cm atau ukuran kemeja lebih dari nomor 16-17
  • Amandel atau lidah yang besar
  • Rahang yang kecil
  • Refluks asam lambung
  • Alergi
  • Sinusitis
  • Riwayat sleep apnea di keluarga
  • Tulang hidung yang bengkok


Sleep apnea bisa terjadi pada dewasa dan anak-anak. Pada dewasa, lebih banyak terjadi pada pria dibandingkan dengan wanita, dengan perbandingannya 3:1. Obesitas merupakan faktor yang sangat berperan menyebabkan sleep apnea.


Penderita diabetes melitus (DM) mempunyai risiko terjadinya sleep apnea sebanyak tiga kali lipat dibandingkan yang bukan penderita DM. Pada anak-anak, biasanya gejala terlihat apabila terdapat kebiasaan bernapas melalui mulut di waktu sehari-hari ataupun saat tidur (mouth breather).


Sleep apnea pada anak bisa terjadi karena amandel dan adenoid (struktur kelenjar limfoid di belakang hidung) yang besar atau juga dapat terjadi karena kelainan struktur tulang di sepanjang jalan napas atas.


Anak-anak dengan prestasi sekolah yang menurun harus diwaspadai adanya sleep apnea, gangguan tidur tersebut dapat menimbulkan rasa kantuk di siang hari dan mengganggu konsentrasi belajar.  


Baca juga: Atasi Gangguan Tidur dengan Akupunktur


Gejala Sleep Apnea


  • Sering mendengkur dengan keras
  • Ada periode di mana napas terhenti sesaat ketika tidur
  • Mendengus, terengah-engah, atau tersedak saat tidur
  • Sakit kepala pagi
  • Terbangun lelah di pagi hari
  • Siang atau malam kantuk dan lesu
  • Tidur gelisah atau posisi aneh ketika tidur pada anak


Mendengkur yang harus diwaspadai adalah ketika dalam satu periode mendengkur, terdapat arousal atau penderita terbangun tiba-tiba, biasanya disertai dengan tersedak atau batuk-batuk atau terengah-engah.


Jika Anda atau pasangan Anda mengalami salah satu gejala ini, segera periksakan diri Anda atau pasangan Anda ke dokter spesialis Telinga, Hidung, Tenggorokan, Bedah Kepala, dan Leher. 


Baca juga: Menjaga Kesehatan Pernapasan


Pemeriksaan Sleep Apnea

Untuk menegakkan diagnosis sleep apnea, akan dilakukan evaluasi dari mulai gejala, faktor risiko, dan observasi apnea ketika tidur yang biasanya pertama kali disadari oleh anggota keluarganya atau pasangan tidurnya. 


Dokter biasanya melakukan pemeriksaan sleep test atau yang disebut polysomnography. Tes ini dilakukan ketika pasien tidur, lalu dimonitor dengan alat khusus yang dapat mendeteksi kadar oksigen di tubuh, berapa kali terjadi pengulangan henti napas, posisi tidur yang bagaimana yang paling banyak menimbulkan episode henti napas.


Sleep test juga dapat dilakukan di rumah supaya penderita dapat tidur dengan nyaman seperti biasanya.


RS Pondok Indah - Pondok Indah mempunyai fasilitas home visit sleep test tersebut. Di rumah sakit ini, evaluasi tenggorokan juga dapat dilakukan dengan menggunakan kamera yang dinamakan Flexible Rhino-Pharyngo-Laryngoscopy. Alat ini merupakan sebuah kamera yang dimasukkan melalui hidung seukuran “spaghetti” yang dapat mengevaluasi lokasi sumbatan jalan napas atas atau tenggorokan yang harus dikoreksi.


Drug-Induced Sleep Endoscopy (DISE) juga dapat dijadikan modalitas untuk mengetahui lokasi sumbatan jalan napas atas. Pemeriksaan ini dilakukan di kamar operasi dengan cara memberikan pasien sedasi atau obat tidur oleh dokter spesialis anestesi, saat pasien mulai tidur  dan mengalami penyumbatan pernapasan, mereka akan mendengkur, dokter akan melihat melalui kamera endoskopi yang elastis melalui satu sisi lubang hidung untuk mengevaluasi jalan napas atas mulai dari hidung sampai tenggorokan dan mengamati potensi penyumbatan pernapasan di daerah langit-langit dan lidah.


Baca juga: Jangan Sepelekan Tersedak, Kondisi yang Mengancam Nyawa


Pencegahan dan Terapi Sleep Apnea

Mencegah selalu lebih baik daripada mengobati. Jalani kebiasaan yang lebih sehat, modifikasi gaya hidup, hindari alkohol atau obat pelemas otot dan obat tidur, turunkan berat badan dan berhenti merokok. Konsumsi makanan bergizi dan rajin berolahraga.


Pertahankan berat badan ideal dengan komposisi massa tubuh (body mass index) di bawah 25.


Beberapa penderita sleep apnea mendapatkan manfaat dengan tidur dalam posisi badan dan kepala dinaikkan 30 derajat atau lebih. Dengan posisi tersebut gaya gravitasi yang dapat menutup jalan napas dapat dicegah.


Berbaring dengan posisi menyamping lebih disarankan dibandingkan dengan posisi terlentang, dengan posisi menyamping maka gaya gravitasi yang menyempitkan jalan napas menjadi lebih kecil.


Jika Anda atau pasangan Anda terdiagnosa menderita sleep apnea derajat berat, biasanya dokter akan meminta Anda menggunakan Continue Positive Airway Pressure (CPAP) ketika tidur untuk mendorong udara dengan tekanan positif melewati sumbatan jalan napas.


Beberapa alat yang dipasang di rongga mulut untuk membuka aliran udara ketika tidur juga dapat bermanfaat untuk sleep apnea derajat ringan. Salah satu modalitas terapi obstructive sleep apnea adalah operasi.


Teknik yang dipakai adalah melebarkan, membuang, dan membuat jaringan yang kolaps atau lemah menjadi lebih kaku sehingga jalan napas menjadi lebih lebar.