Kenali Penyakit Gondongan yang Menyebabkan Rahang dan Pipi Bengkak

By Tim RS Pondok Indah

Wednesday, 27 August 2025

RSPI Facebook linkRSPI twitter linkRSPI Linkedin link
RSPI link

Gondongan sering dianggap sepele karena dianggap hanya membuat pipi bengkak. Padahal, jika tidak diobati dengan tepat, kondisi ini bisa menimbulkan komplikasi.

Kenali Penyakit Gondongan yang Menyebabkan Rahang dan Pipi Bengkak

Gondongan merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi virus pada kelenjar parotis. Infeksi ini lebih sering terjadi pada anak berusia 2-12 tahun, yang menyebabkan kelenjar parotis bengkak disertai dengan demam, nyeri, dan kesulitan untuk membuka mulut, mengunyah atau menelan. 


Penyakit ini perlu mendapatkan pengobatan dari dokter. Sebab jika dibiarkan tanpa pengobatan, gondongan bisa menimbulkan komplikasi serius, seperti radang pankreas, radang otak, sampai infeksi telinga.


Karena gondongan sering terjadi pada anak-anak, penting bagi orangtua untuk mengenali gejala dan penyebabnya, sehingga penanganan bisa dilakukan lebih cepat dan risiko komplikasi serius dapat dicegah.


Apa Itu Gondongan?

Gondongan adalah penyakit menular yang sering dialami anak-anak karena daya tahan tubuh mereka masih berkembang. Penyakit ini disebabkan oleh infeksi virus dari golongan paramyxovirus yang menyerang kelenjar parotis di bawah telinga, yang merupakan salah satu kelenjar ludah yang bertugas memproduksi air liur. 


Ciri khas penyakit gondongan adalah pembengkakan kelenjar parotis yang membuat pipi dan rahang penderitanya tampak bengkak pula. Pembengkakan ini juga disertai nyeri, demam, serta kesulitan mengunyah atau menelan.


Meski lebih umum pada anak-anak, gondongan juga dapat dialami oleh remaja dan orang dewasa, terutama yang belum mendapatkan vaksin MMR (Measles, Mumps, & Rubella).


Baca juga: Pentingnya Vaksinasi Anak untuk Pertahanan Awal Tubuh



Gejala Gondongan

Gejala gondongan biasanya muncul 2-3 minggu setelah anak terinfeksi virus golongan paramyxovirus. Keluhan yang menjadi gejala utama penyakit ini adalah pembengkakan pada kelenjar parotis atau pembengkakan di bawah telinga, area pipi, dan rahang.


Selain itu, anak yang mengalami gondongan juga akan mengalami beragam gejala berikut ini:


  • Nyeri saat mengunyah atau menelan makanan
  • Demam 
  • Sakit kepala
  • Nyeri sendi
  • Mudah lelah
  • Tidak nafsu makan
  • Sakit perut
  • Muntah


Baca juga: Cara Tepat Mengatasi Demam Tinggi


Penyebab Gondongan

Gondongan disebabkan oleh infeksi virus, terutama virus mumps (paramyxovirus). Ketika virus masuk ke dalam tubuh dan terjadi infeksi pada kelenjar parotis, penderitanya akan mengalami pembengkakan pipi dan rahang, yang disertai dengan nyeri dan demam.


Seseorang dapat terpapar virus penyebab gondongan melalui berbagai cara, misalnya kontak langsung dengan penderita (terlebih yang sedang batuk atau bersin), berjabat tangan atau berbicara jarak dekat dengan orang yang terinfeksi, berbagi alat makan dan minum dengan penderita, serta menyentuh permukaan benda atau mainan yang terkontaminasi virus lalu menyentuh wajah, khususnya mulut, tanpa mencuci tangan terlebih dahulu.


Penyakit gondongan biasanya mudah sekali menular di tempat ramai atau orang berkumpul dalam jarak dekat, seperti sekolah, tempat bermain, atau pusat perbelanjaan.


Baca juga: Penanganan Pertama pada Gangguan Kesehatan si Kecil


Faktor Risiko Gondongan

Selain infeksi virus, ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko anak terkena gondongan. Faktor-faktor ini tidak secara langsung menyebabkan penyakit gondongan, tetapi dapat memperbesar kemungkinan tertular virus penyebab gondongan, yaitu:


  • Anak memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah, sehingga tidak mampu melindungi tubuh dari penyakit, termasuk gondongan
  • Anak belum mendapatkan vaksin MMR
  • Bermukim di tempat padat penduduk, misalnya rumah susun
  • Beraktivitas di lingkungan yang ramai, seperti sekolah, playground atau tempat bermain anak, dan tempat perbelanjaan
  • Melakukan kontak dekat dengan penderita gondongan, termasuk berbagi makan dan minum dengan penderita
  • Sering ikut bepergian ke berbagai tempat (travelling) yang sedang banyak kasus gondongan


Baca juga: Imunisasi Anak dengan Rutin dan Tepat Waktu


Kapan Harus ke Dokter?

Penyakit gondongan sangat mudah tertular pada anak-anak. Oleh sebab itu, segera periksakan buah hati ke dokter spesialis anak jika mengalami beragam gejala berikut ini:


  • Pembengkakan pada satu atau kedua sisi wajah, yakni pada bagian pipi dan rahang
  • Nyeri saat membuka mulut, mengunyah, atau menelan
  • Demam 
  • Sakit kepala
  • Tubuh terasa lelah sehingga tidak mau belajar atau bermain, bahkan beraktivitas seperti biasa


Pemeriksaan oleh dokter sangat penting untuk memastikan diagnosis gondongan pada buah hati serta menentukan penanganan yang paling sesuai agar gejalanya dapat diredakan, dan komplikasi bisa dicegah.


Baca juga: Jenis-jenis Vaksin Anak untuk Kesehatan Si Buah Hati



Diagnosis Gondongan

Untuk menegakkan diagnosis gondongan, dokter akan melakukan wawancara medis terlebih dahulu kepada orang tua. Beberapa pertanyaan yang biasanya diajukan meliputi:


  • Keluhan utama yang dialami oleh anak, seperti pembengkakan di wajah, nyeri saat mengunyah atau menelan, serta demam dan sakit kepala
  • Riwayat kontak dengan penderita gondongan yang lainnya, misalnya teman di sekolah atau anggota keluarga lainnya
  • Riwayat vaksinasi MMR pada anak
  • Gejala lain yang mungkin dialami oleh anak, seperti sakit kepala, lelah, atau nyeri pada area lain


Selanjutnya, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dengan melihat adanya pembengkakan pada kelenjar parotis di bawah telinga, pipi, atau rahang.


Jika diperlukan, dokter juga akan melakukan pemeriksaan penunjang untuk memastikan diagnosis atau menyingkirkan kemungkinan penyakit lain, seperti:


  • Tes darah, untuk melihat tanda infeksi virus
  • USG kelenjar parotis, untuk memastikan pembengkakan dan menyingkirkan penyebab lain
  • Tes air liur, untuk mendeteksi keberadaan virus gondongan dalam cairan ludah
  • Tes PCR, untuk mendeteksi materi genetik virus gondongan secara langsung


Baca juga: Radang Tenggorokan pada Anak: Gejala, Penyebab, dan Penanganan


Pengobatan Gondongan

Karena gondongan disebabkan oleh virus, penyakit ini tidak memiliki pengobatan khusus. Sebagian besar anak yang mengalami gondongan akan pulih dalam 3-10 hari pasca terpapar virusnya, selama mendapatkan perawatan yang tepat untuk meredakan gejalanya.


Meski penyakit ini umumnya bisa sembuh dengan sendirinya, tergantung pada daya tahan tubuh anak, akan tetapi ada beberapa langkah pengobatan yang diberikan oleh dokter untuk mempercepat pemulihan dan meredakan gejala sehingga anak cepat sembuh, yaitu:


  • Konsumsi obat pereda nyeri atau demam sesuai dengan resep dokter, seperti parasetamol
  • Kompres hangat atau kompres dingin pada area yang bengkak untuk mengurangi rasa nyeri dan ketidaknyamanan yang muncul
  • Berikan anak air putih yang cukup, setidaknya 8 gelas per hari, untuk mencegah dehidrasi
  • Berikan anak makanan lunak yang mudah dikunyah untuk mengurangi rasa sakit saat makan
  • Usahakan untuk mencegah anak berkegiatan dalam keramaian untuk sementara waktu
  • Jika memungkinkan, biarkan anak di rumah terlebih dahulu dan tidak bersekolah, serta pisahkan dengan adik atau kakak yang sehat pada kamar yang berbeda untuk mencegah terjadinya penularan


Baca juga: Gejala Demam Tinggi yang Perlu Anda Kenali


Komplikasi Gondongan

Meski sering dianggap ringan, gondongan sebenarnya membutuhkan perhatian serius. Sebab jika dibiarkan tanpa pengobatan yang tepat, gondongan bisa menimbulkan berbagai komplikasi yang mengganggu kenyamanan dan kesehatan anak, antara lain:


  • Gangguan pendengaran sementara, bahkan permanen
  • Peradangan otak dan peradangan selaput otak
  • Radang sendi
  • Peradangan pada ovarium bagi anak perempuan
  • Peradangan pada testis bagi anak laki-laki
  • Peradangan pankreas
  • Peradangan kelenjar tiroid
  • Gangguan sistem saraf


Baca juga: Yuk, Kenali Penyakit yang Rentan Terjadi pada Balita!


Pencegahan Gondongan

Gondongan pada anak bisa menimbulkan komplikasi serius jika tidak diobati dengan baik. Oleh sebab itu, Anda perlu melakukan beberapa tindakan pencegahan berikut ini agar anak terhindar dari gondongan:


  • Pastikan anak mendapatkan vaksin MMR sesuai jadwal imunisasi, serta vaksin ulangan kedua sebelum anak berusia 5 tahun
  • Ajarkan anak untuk mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir secara rutin, terutama sebelum makan dan setelah bermain
  • Hindari kontak langsung dengan anak atau orang lain yang sedang sakit gondongan
  • Jaga kebersihan mainan, permukaan benda di rumah, dan lingkungan tempat anak bermain
  • Jika memungkinkan, jangan membawa anak ke tempat ramai atau padat penduduk saat ada wabah gondongan
  • Hindari memakai peralatan makan bersamaan dengan penderita gondongan
  • Ajarkan anak etika batuk, dengan menutup mulut dan hidung dengan tisu ketika batuk dan bersin


Penyakit gondongan bisa berbahaya jika tidak segera diobati dengan tepat. Oleh sebab itu, deteksi dini dan penanganan yang sesuai sangat penting untuk mencegah terjadinya komplikasi.


Jika anak menunjukkan gejala gondongan, segera konsultasikan dengan dokter spesialis anak di RS Pondok Indah cabang terdekat. Dokter spesialis di RS Pondok Indah akan memberikan penanganan dengan bantuan fasilitas medis terkini, untuk mencapai hasil yang optimal sehingga anak bisa lekas pulih. 


Jangan lupa juga untuk memastikan si Kecil mendapatkan vaksin MMR untuk mencegah penyakit campak, gondongan, dan rubella. Segera konsultasikan jadwal vaksinasi si Kecil ke dokter spesialis anak, supaya perlindungan untuk tubuhnya pun lebih optimal. 


Baca juga: Anak Terlambat Vaksinasi, Apakah Harus Mengulang?



FAQ


Apa Gejala Pertama Gondongan?

Gejala awal gondongan ditandai dengan pembengkakan kelenjar parotis dan rasa tidak nyaman di area pipi atau di rahang dekat telinga. Selain itu, penderita juga bisasanya akan mulai merasakan gejala gondongan lain, seperti demam ringan, sakit kepala, nyeri saat menelan, lemas dan hilang nafsu makan.


Anak biasanya akan mulai mengalami gejala gondongan dalam 1-3 hari setelah terinfeksi virus.


Di Mana Letak Benjolan Gondongan?

Benjolan gondongan terletak di area kelenjar parotis, yaitu di kedua sisi wajah, tepat di bawah dan di belakang tulang pipi dan di atas rahang bawah. Munculnya benjolan ini bisa terjadi di satu ataupun kedua sisi sekaligus. Pada beberapa kasus, pembengkakan bisa menyebar ke bagian lain seperti kelenjar di bawah rahang atau di leher.


Apa yang Harus Dilakukan Jika Anak Terkena Gondongan?

Jika anak diduga terkena gondongan, segera bawa ia ke dokter spesialis anak untuk pemeriksaan lebih lanjut. Dokter dapat meresepkan obat antinyeri dan obat pereda demam untuk meringankan gejala yang dialami Si Kecil.


Kemudian, untuk mendukung proses penyembuhan, Anda bisa melakukan tips-tips berikut ini:


  • Pastikan anak cukup beristirahat
  • Kompres hangat atau kompres dingin pada area yang bengkak untuk mengurangi rasa nyeri dan ketidaknyamanan yang muncul
  • Berikan anak air putih yang cukup, setidaknya 8 gelas per hari
  • Berikan anak makanan lunak yang mudah dikunyah agar tidak terlalu nyeri saat menelan


Berapa Lama Virus Gondongan Akan Hilang?

Virus gondongan dapat bertahan dalam tubuh selama 1-2 minggu. Namun, dengan penanganan yang baik, gejala penyakit ini biasanya akan mulai mereda dalam beberapa hari.


Apa Penyebab Parotitis Berulang pada Anak-Anak?

Parotitis berulang bisa disebabkan oleh infeksi virus, gangguan sistem imun, atau kondisi medis lain yang perlu diperiksa lebih lanjut. Terkadang, infeksi virus gondongan tidak sepenuhnya hilang dan bisa kambuh kembali saat kekebalan tubuh anak sedang lemah.


Bila kelenjar ludah anak sering bengkak, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter spesialis anak untuk pemeriksaan menyeluruh serta mendapatkan penanganan yang sesuai.




Referensi:

  1. Twanabasu S, Homagain S., et al. Vaccination Against Mumps, Aren’t We Late Already?. JNMA: Journal of the Nepal Medical Association. 2024. (https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC11455645/). Diakses pada 15 Agustus 2025.
  2. Centers for Diseases Control and Prevention. About Mumps. (https://www.cdc.gov/mumps/about/index.html). Direvisi terakhir 11 Juli 2025. Diakses pada 15 Agustus 2025.
  3. Centers for Diseases Control and Prevention. Mumps Symptoms and Complications. (https://www.cdc.gov/mumps/signs-symptoms/index.html). Direvisi terakhir 5 Juni 2-24. Diakses pada 15 Agustus 2025.
  4. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Kenali Gejala dan Penyebab Gondongan. (https://ayosehat.kemkes.go.id/kenali-gejala-dan-penyebab-gondongan). Direvisi terakhir 24 Oktober 2024. Diakses pada 16 Agustus 2025.
  5. Cleveland Clinic. Mumps. (https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/15007-mumps). Direvisi terakhir 29 September 2022. Diakses pada 15 Agustus 2025.
  6. Mayo Clinic. Mumps. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/mumps/symptoms-causes/syc-20375361#symptoms). Direvisi terakhir 23 November 2022. Diakses pada 15 Agustus 2025.