Yuk, Kenali Penyakit yang Rentan Terjadi pada Balita!

Kamis, 07 Maret 2024

RSPI Facebook linkRSPI twitter linkRSPI Linkedin link
RSPI link

Cuaca tak menentu, lingkungan sekitar yang tidak terjaga kebersihannya, hingga daya tahan tubuh si kecil yang belum sempurna membuat tubuh si kecil rentan terkena penyakit

Yuk, Kenali Penyakit yang Rentan Terjadi pada Balita!

Menurut penelitian, rata-rata anak balita dapat mengalami sekitar tujuh kali episode sakit dalam satu tahun. Daya tahan tubuh si kecil mulai dibangun sejak ia masih berada dalam kandungan ibunya.


Antibodi ini menjadi sumber sehatnya balita sampai ia kira-kira berumur 6 – 12 bulan. Namun, proses penguatan antibodi ini berbeda pada setiap balita, selain itu, kondisi setiap ibu pada saat hamil pun tidak sama sehingga ada risiko bakteri dan kuman mudah masuk dan menginfeksi tubuh balita.


Jenis-jenis Penyakit yang Sering Dialami Balita

Inilah yang terkadang membuat balita rentan terkena penyakit. Berikut ini beberapa penyakit yang biasa dialami oleh balita dan penanganan pertamanya:


Diare

Diare adalah kondisi bertambahnya jumlah buang air besar (BAB) yang biasanya lebih dari tiga kali dengan konsistensi yang lebih encer. Diare yang frekuensinya cukup sering, meningkatkan kemungkinan anak mengalami kondisi dehidrasi akibat keluarnya cairan tubuh yang lebih banyak dari biasanya.


Untuk pertolongan pertama, Anda dapat memberikan cairan rehidrasi oral atau cairan oralit setiap kali anak mencret dan tetap dengan telaten memberikan asupan makanan yang rendah serat.


Pemberian buah pisang dan apel juga membantu membuat BAB lebih padat. Apabila tanda-tanda dehidrasi mulai terlihat, yaitu jumlah dan frekuensi BAK yang berkurang dari biasanya, BAK lebih pekat, air mata berkurang, dan mata terlihat lebih cekung, segeralah bawa anak Anda ke dokter terdekat.


Demikian pula halnya jika menjumpai BAB si kecil yang disertai darah atau lendir, jangan menunda membawa anak berobat segera ke dokter.


Infeksi Saluran Pernapasan

Infeksi saluran napas pada umumnya disebabkan oleh infeksi virus, ditandai dengan batuk dan pilek, hidung tersumbat, bersin-bersin, dan terkadang disertai juga dengan demam, sakit kepala, dan nyeri menelan.


Untuk pertolongan pertama, pastikan asupan cairan si kecil terpenuhi, diberikan sedikit-sedikit namun lebih sering dari biasanya. Istirahat yang cukup juga dapat membantu pemulihan si kecil lebih cepat.


Bila hidung si kecil tersumbat, penggunaan larutan garam steril yang ditetes dan disemprotkan ke hidung, serta olesan balsam bayi juga dapat membantu melegakan pernapasan. Bila keluhan memberat, apalagi jika anak terlihat sesak dan bernapas cepat, segeralah bawa si kecil ke fasilitas kesehatan terdekat.


Demikian pula, jika demam sudah berlangsung selama 3 hari, terdapat nyeri telinga atau keluar cairan dari telinga, serta tidak adanya perbaikan gejala selama beberapa hari, sebaiknya anak Anda dibawa berobat ke dokter untuk memastikan penyebab penyakit dan mendapatkan terapi tambahan yang tepat.


Konstipasi

Kontipasi adalah kondisi saat anak mengeluarkan BAB yang berukuran terlalu besar atau keras. Selain itu, frekuensi BAB yang kurang dari tiga kali dalam seminggu juga termasuk dalam kategori konstipasi.


Penyebab dari konstipasi bisa berupa asupan cairan atau serat yang kurang adekuat, adanya konsumsi obat tertentu yang menyebabkan BAB keras, atau masalah psikologis yang menyebabkan anak menahan keinginan untuk BAB.


Untuk mengatasi hal ini, Anda dapat membantu si kecil untuk selalu mengonsumsi makanan yang mengandung serat cukup dan banyak minum. Jangan lupa selalu dampingi buah hati Anda ketika ia terlihat ingin BAB, dan memberikan dorongan baginya untuk tidak menahan BAB dengan cara yang tenang dan menyenangkan.


Jika anak sudah tidak BAB selama satu minggu, BAB disertai dengan darah, perut kembung, atau ada episode muntah berulang, sebaiknya anak segera dibawa berobat ke layanan kesehatan terdekat.


Ruam

Kulit balita masih sangat sensitif, sehingga kontak dengan bahan-bahan yang bersifat iritatif sangat mudah menyebabkan ruam pada kulitnya. Biasanya hal ini juga disertai dengan rasa gatal.


Penyebab ruam pada kulit sangat banyak, mulai dari ketidakcocokan pada kosmetik bayi tertentu, alergi makanan dan susu, sampai keterlambatan mengganti popok. Bila kondisi ruam terjadi, Anda dapat mencoba mengoleskan krim bayi atau minyak kelapa untuk membuat kulit si kecil menjadi lebih lembab.


Jika anak masih menggunakan popok, pastikan sesegera mungkin mengganti popok anak setelah anak BAB dan atau BAK. Konsultasikan keluhan pada dokter jika kondisi ruam si kecil tidak kunjung membaik, bertambah lebar, atau mulai menyebabkan lecet yang membuatnya bertambah rewel.


Jatuh

Anak balita sedang dalam masa eksplorasi dunia di sekitarnya, namun karena nalar untuk menilai risiko bahaya dalam tindakannya belum berkembang dengan baik, maka risiko balita untuk mengalami kecelakaan menjadi lebih besar bila tidak diawasi dengan baik oleh orangtuanya.


Salah satu kecelakaan yang sering terjadi pada bayi adalah jatuh. Bila akibat jatuh hanya terjadi luka kecil pada area tubuh, maka lakukan perawatan luka dengan mencuci luka menggunakan air bersih dan mengoleskan antiseptik.


Bila terjadi lebam atau benjol, kompres dingin dapat segera dilakukan untuk menghentikan perdarahan di bawah kulit lebih lanjut. Yang memerlukan pengawasan lebih ketat adalah jika saat terjatuh terjadi benturan pada area kepala, terutama bila anak terjatuh dari tempat yang cukup tinggi.


Anak harus segera dibawa periksa ke rumah sakit terdekat jika terjadi perdarahan yang sulit berhenti, penurunan kesadaran atau aktivitas, kelemahan anggota tubuh satu sisi, kejang, atau muntah berulang dan menyemprot.


Jadi, tak perlu buru-buru panik ya, Bunda, kalau tiba-tiba si kecil terserang penyakit. Cermati gejalanya dan bawa ke dokter spesialis anak apabila kondisinya semakin memburuk.