Periode menstruasi memang seringkali terasa tidak nyaman. Namun, bagi sebagian wanita, periode ini bukan hanya tidak nyaman saja, melainkan juga sangat menyiksa karena rasa nyeri yang dahsyat. Apa penyebabnya dan bagaimana penanganannya?
Nyeri haid adalah nyeri atau kram di area perut yang dialami pada saat menjelang atau selama haid. Sebagian besar nyeri haid disebabkan oleh otot-otot rahim yang berkontraksi. Nyeri haid dikatakan tidak normal apabila bertambah berat dan menyebabkan seorang wanita tidak dapat beraktivitas normal, atau nyeri tidak membaik bahkan setelah mengonsumsi obat nyeri.
Nyeri haid yang tidak normal ini sering disebabkan oleh endometriosis. Pada endometriosis, jaringan yang membentuk lapisan dalam rahim juga tumbuh di luar rahim. Jaringan tersebut bisa tumbuh pada organ lain di dalam panggul atau perut, yang kemudian dapat menyebabkan perdarahan, infeksi, dan nyeri panggul. Nyeri akibat endometriosis dapat berupa rasa sakit, kram, dan perasaan terbakar, yang dapat dirasakan cukup ringan, atau bahkan sangat parah hingga menurunkan kualitas hidup
Banyak wanita yang menganggap remeh nyeri haid ini. Hal itulah yang kemudian menyebabkan penanganan terhadap endometriosis menjadi lebih rumit. Padahal, jika telah terdeteksi dan ditangani sejak awal, endometriosis yang masih ringan dan belum menyebar ke organ lain, tentunya dapat ditangani lebih mudah.
Gejala dan tahapan endometriosis
Selain rasa nyeri hebat ketika menstruasi, wanita dengan endometriosis kerap merasakan rasa nyeri saat berhubungan seksual. Meskipun tidak umum, beberapa wanita mungkin juga mengalami nyeri saat buang air kecil, buang air besar, diare, mual, muntah, dan perut kembung.
Dokter spesialis kebidanan dan kandungan konsultan fertilitas, endokrinologi, dan reproduksi biasanya akan menggunakan beberapa modalitas pemeriksaan untuk memastikan diagnosis endometriosis, antara lain:
Setelah pemeriksaan dilakukan, barulah dokter dapat menentukan tahapan endometriosis. Identifikasi tahapan endometriosis ini sangat penting dan diperlukan untuk menentukan penanganan yang tepat.
Berikut ini beberapa tahapan endometriosis dilihat dari tingkat keparahan kondisinya:
Kesuburan dan endometriosis
Tak dapat dipungkiri, endometriosis dapat menjadi penyebab gangguan kesuburan. Kelainan anatomi dan perlekatan yang disebabkan oleh endometriosis (terutama pada kasus sedang hingga berat) mengurangi peluang terjadinya kehamilan alami. Hal ini terjadi akibat adanya lebih banyak perlekatan pada ovarium yang dapat mengganggu pelepasan sel telur, sehingga sel telur tidak dapat mencapai saluran telur (tuba).
Namun, bagi wanita dengan endometriosis minimal, peluang terjadinya kehamilan secara alami masih cukup tinggi. Apalagi, jika didukung kondisi sperma suami yang sehat dan optimal.
Penanganan endometriosis
Endometriosis memang tidak dapat disembuhkan secara menyeluruh dan hanya dapat ditangani sesuai dengan tahapannya. Penanganan endometriosis dapat dilakukan dengan konsumsi obat pereda nyeri, obat hormonal, penyesuaian gaya hidup, ataupun tindakan pembedahan pada kasus yang sudah berat.
Penyesuaian gaya hidup dapat dimulai dari pemilihan asupan makanan yang tepat. Ada beberapa makanan yang sebaiknya dihindari oleh penderita endometriosis, seperti: makanan olahan, produk olahan dari susu sapi (dairy product), serta makanan yang mengandung gluten dan kedelai. Penderita endometriosis juga disarankan menghentikan kebiasaan merokok dan minuman beralkohol, serta mengurangi asupan kafein. Sebaiknya, perbanyak konsumsi makanan berserat seperti buah-buahan dan sayur-sayuran, makanan yang kaya omega 3 seperti ikan kembung dan ikan salmon, serta makanan yang mengandung magnesium tinggi, seperti alpukat, pisang, dan sayuran hijau.
Penanganan endometriosis dengan tindakan bedah dapat dibedakan menjadi dua jenis, yakni:
Dari kedua teknik tindakan bedah tersebut, teknik eksisi biasanya lebih dianjurkan untuk dilakukan karena memiliki angka kekambuhan yang lebih rendah. Walaupun demikian, endometriosis masih dapat kambuh kembali meski telah dilakukan pembedahan. Maka itu, wanita dengan endometriosis harus rutin berkonsultasi ke dokter. Terapi pengobatan hormonal jangka panjang dapat mengurangi kekambuhan setelah tindakan pembedahan.
Di sisi lain, tindakan pembedahan yang dilakukan berkali-kali karena kekambuhan endometriosis juga sebaiknya dihindari, karena setiap kali operasi endometriosis (terutama untuk kasus kista) menimbulkan penurunan cadangan ovarium. Karenanya, keputusan tindakan operasi pada endometriosis harus didiskusikan terlebih dahulu dengan dokter untuk menentukan waktu yang tepat. Penanganan endometriosis membutuhkan perencanaan jangka panjang yang mempertimbangkan fungsi reproduksi (rencana hamil).
Endometriosis memang tidak dapat disembuhkan karena selalu ada risiko terjadinya kekambuhan. Namun, deteksi dan diagnosis secara dini sangatlah penting untuk memudahkan penanganan, serta mencegah endometriosis berkembang ke organ lain di dalam tubuh.
Spesialis Obstetri dan Ginekologi Subspesialis Fertilitas Endokrinologi Reproduksi
RS Pondok Indah - Pondok Indah