Atasi Permasalahan Ginekologi dengan Laparaskopi

Kamis, 05 Desember 2024

RSPI Facebook linkRSPI twitter linkRSPI Linkedin link
RSPI link

Bedah invasif minimal mengatasi masalah ginekologi dengan sayatan kecil, menggunakan laparoskop untuk operasi kista, miom, endometriosis atau pengangkatan rahim.

Atasi Permasalahan Ginekologi dengan Laparaskopi

Area kewanitaan dan kandungan menjadi hal penting bagi setiap wanita. Menjadi bagian dari alat reproduksi, kesehatannya membutuhkan perhatian khusus untuk selalu dijaga. Sayangnya, meski telah menjalani pola hidup sehat, terkadang masih saja terjadi hal yang tidak diinginkan.


Penyakit tetap saja menjangkiti. Penanganannya bahkan terkadang tidak cukup dengan hanya terapi obat. Operasi hanya dijalani demi menghilangkan penyakit yang menjangkiti. Bukan sekadar penanganan yang menakutkan, efek yang ditinggalkan setelah operasi pun menjadi hal yang meresahkan para wanita. Dengan sayatan yang cukup besar, bekas luka yang ditinggalkan dapat mengganggu penampilan.


Laparaskopi untuk Menangani Penyakit Area Kewanitaan

Kini, teknologi terbaru memungkinkan dilakukannya operasi permasalahan ginekologi tanpa sayatan yang besar. Memanfaatkan teknologi laparaskopi, penanganan permasalahan ginekologi dapat dilakukan dengan pembedahan invasif minimal. Metode ini dilakukan melalui irisan kecil pada dinding perut. Melalui irisan kecil ini dokter (yang bertidak sebagai operator) akan memasukkan teleskop atau kamera kecil yang terhubung dengan monitor sehingga dokter dapat melihat organ kandungan.


Irisan kecil ini juga menjadi akses bagi dokter untuk memasukkan berbagai peralatan operasi yang dibuat dalam bentuk mini. Tindakan laparoskopi dapat dilakukan untuk beberapa kasus masalah ginekologi, seperti kehamilan ektopik (kehamilan diluar kandungan), kista di ovarium (indung telur), endometriosis, mioma uteri, histerektomi, dan sterilisasi.


Pembiusan yang dilakukan pada tindakan ini adalah pembiusan umum. Sementara, tidak ada persiapan khusus yang perlu dilakukan oleh pasien yang akan menjalani laparoskopi ginekologi. Anda hanya perlu menjalani persiapan seperti yang dilakukan menjelang operasi pada umumnya.


Manfaat Laparaskopi

Bukan sekadar akses melalui sayatan kecil, tindakan laparaskopi pada kasus ginekologi pun memiliki beberapa kelebihan dibanding dengan bedah konvensional. Berikut di antaranya:

  • Perawatan di rumah sakit menjadi lebih singkat karena sayatan bedah atau tindakan invasif pada laparaskopi minimal, sehingga masa penyembuhan menjadi lebih singkat.
  • Masa pemulihan setelah tindakan bedah lebih singkat, sehingga Anda dapat kembali beraktivitas normal lebih segera dibandingkan tindakan bedah terbuka konvensional. Dengan demikian, laparoskopi kerap menjadi pilihan wanita bekerja yang dituntut untuk cepat kembali bekerja.
  • Perdarahan yang diakibatkan oleh tindakan laparaskopi lebih minimal sehingga mengurangi kebutuhan dilakukannya pemberian transfusi darah.
  • Perlekatan atau jaringan parut yang terbentuk akibat cedera jaringan pada laparaskopi lebih minimal.
  • Rasa nyeri stelah tindakan bedah pada laparaskopi lebih minimal, sehingga lebih memberikan kenyamanan dan ketentraman.
  • Berkurangnya risiko infeksi, karena paparan kontaminan terhadap lingkungan luar pada laparaskopi lebih sedikit.
  • Tidak mengurangi estetika dinding perut, karena sayatan ataupun jahitan yang dilakukan pun tidak besar. 


Dengan semua kelebihan yang dimiliki, laparaskopi sejatinya menjadi solusi tepat yang lebih aman dan nyaman untuk permasalahan ginekologi.


FAQ Laparaskopi untuk Ginekologi


Apa Itu Laparoskopi dalam Ginekologi?

Laparoskopi dalam ginekologi adalah prosedur bedah minimal invasif yang digunakan untuk memeriksa atau mengobati masalah pada organ reproduksi wanita, seperti rahim, indung telur, atau saluran tuba. Melalui sayatan kecil di perut, dokter memasukkan kamera untuk melihat dan melakukan tindakan jika diperlukan.


Operasi Laparoskopi untuk Penyakit Apa Saja?

Operasi laparoskopi dapat digunakan untuk mengobati berbagai kondisi, seperti endometriosis, kista ovarium, miom, infeksi panggul, penyumbatan saluran tuba, dan masalah dengan rahim. Prosedur ini juga sering digunakan untuk diagnosa dan pengobatan gangguan kesuburan atau kanker pada organ reproduksi wanita.


Berapa Lama Durasi Operasi Laparoskopi dalam Ginekologi?

Durasi operasi laparoskopi dalam ginekologi biasanya berlangsung antara 30 hingga 90 menit, tergantung pada kompleksitas prosedur dan kondisi pasien. Prosedur yang lebih sederhana mungkin lebih cepat, sementara yang melibatkan perawatan lebih lanjut bisa memakan waktu lebih lama.


Apa Efek Samping Operasi Laparoskopi untuk Ginekologi?

Efek samping operasi laparoskopi untuk ginekologi dapat meliputi rasa sakit atau ketidaknyamanan di area sayatan, mual akibat anestesi, infeksi, perdarahan, atau cedera pada organ sekitar. Meskipun jarang, komplikasi ini bisa terjadi, namun pemulihan biasanya lebih cepat dibandingkan bedah terbuka.