Hipertensi dapat meningkatkan risiko penyak Anda terkena penyakit jantung. Tekanan darah tinggi membuat jantung bekerja lebih keras hingga bisa menyebabkan komplikasi.
Sebagai organ yang bertugas untuk memompa darah ke seluruh tubuh, peran jantung sangatlah vital bagi manusia. Di antara berbagai kondisi yang dapat terjadi pada jantung, tekanan darah tinggi atau hipertensi adalah salah satu yang wajib diwaspadai, berapapun usia Anda. Sebab, hipertensi memiliki hubungan erat dengan penyakit jantung. Simak artikel terkait penjelasan singkat kedua kondisi tersebut, di sini!
Hipertensi, atau tekanan darah tinggi, adalah kondisi medis di mana tekanan darah dalam arteri meningkat di atas batas normal.
Tekanan darah normal biasanya adalah sekitar atau kurang dari 120/80 mmHg dan tekanan darah rendah berkisar 90/60 mmHg atau lebih rendah. Jika hasil pemeriksaan tekanan darah seseorang secara konsisten berada di atas angka 130/80 mmHg, maka orang tersebut dikategorikan mengalami hipertensi.
Hipertensi, terutama pada tahap awal, biasanya tidak menunjukkan gejala yang khas. Akibatnya, penderita hipertensi seringkali terlambat menyadari kondisi mereka. Padahal, jika tidak ditangani dengan baik, hipertensi berpotensi menyebabkan penyakit jantung yang dapat mengancam jiwa.
Baca juga: Cara Agar Tekanan Darah Normal dan Terjaga
Hipertensi dan penyakit jantung memiliki hubungan yang sangat erat dan kompleks. Ketika terjadi hipertensi, jantung menghadapi beban yang lebih berat untuk memompa darah dengan baik ke seluruh tubuh.
Jika terjadi terus menerus, jantung dapat mengalami perubahan struktural seperti penebalan otot jantung, pembengkakan, jantung melemah, dan menurunnya kemampuan jantung untuk memompa darah. Performa jantung yang semakin menurun juga dapat berakibat pada beberapa komplikasi, termasuk gagal jantung.
Hipertensi adalah faktor besar yang dapat menyebabkan penyakit jantung, terutama jantung koroner. Hipertensi yang terjadi dalam jangka waktu yang panjang membuat dinding pembuluh darah mengalami inflamasi dan membentuk plak, sehingga meningkatkan terjadinya risiko penyakit jantung koroner.
Jika penumpukan plak terjadi pada pembuluh darah besar (aorta), gesekan dari tekanan darah dapat menimbulkan kerusakan dan menyebabkan aneurisma. Komplikasi-komplikasi inilah yang menyebabkan hipertensi mendapatkan reputasi sebagai salah satu silent killer.
Baca juga: 7 Pilihan Olahraga untuk Hipertensi agar Tekanan Darah Normal
Untuk mengetahui apakah tekanan darah Anda termasuk normal atau tidak, maka diperlukan pemeriksaan tekanan darah secara rutin. Agar pengukuran tekanan darah lebih akurat, perhatikanlah langkah-langkah di bawah ini:
Baca juga: Waspadai Tanda-tandanya! Ini 8 Gejala Hipertensi yang Sering Diabaikan
Faktor genetik tidak dapat dielakkan bagi penderita yang memiliki riwayat hipertensi dalam keluarganya. Namun, yang jauh lebih penting adalah menjaga pola hidup sehat sehingga dapat mencegah terjadinya komplikasi hipertensi dapat dicegah atau untuk membantu mengendalikan tekanan darah dalam batas normal. Berikut ini adalah beberapa cara untuk menjaga tekanan darah agar tetap normal:
Hubungan antara hipertensi dan penyakit jantung sangat erat dan kompleks. Tanpa disadari, hipertensi dapat mempercepat terjadinya kerusakan pada pembuluh darah dan meningkatkan risiko penyakit jantung. Oleh karena itu, penting menjaga tekanan darah normal agar kesehatan jantung terjaga dan Anda pun terhindar dari komplikasi hipertensi yang lebih serius.
Jika sudah didiagnosis mengalami hipertensi, Anda masih punya harapan. Sudah saatnya untuk segera mengubah pola hidup Anda dengan menjalani pengobatan, rutin berolahraga, dan pola hidup yang baik. Ketiga pilar tadi saling berkaitan dan sangat diperlukan agar hipertensi tetap terjaga dan Anda tetap dapat menjalani hidup yang berkualitas dan terhindar dari masalah jantung.
Yang tak kalah penting bagi penderita hipertensi adalah melakukan kontrol rutin ke dokter spesialis jantung & pembuluh darah untuk pemeriksaan rutin. Dapatkan pemeriksaan yang menyeluruh dan perawatan terbaik untuk menstabilkan tekanan darah Anda dari dokter spesialis berpengalaman di RS Pondok Indah yang memberikan pelayanan dengan dukungan fasilitas medis terkini.
RS Pondok Indah tidak hanya memiliki dokter spesialis yang kompeten, tetapi juga dilengkapi dengan fasilitas medis terkini untuk memberikan pelayanan terbaik bagi kesehatan Anda dan orang terkasih. Jadi, jangan ragu untuk mulai memeriksakan tekanan darah di RS Pondok Indah cabang terdekat.
Baca juga: Nyeri Dada: Penyebab, Gejala, dan Tips Mengatasinya
Hipertensi dapat memengaruhi detak jantung. Tekanan darah tinggi, terutama bila terlambat ditangani, dapat menyebabkan jantung bekerja lebih keras untuk memompa darah melawan tekanan darah tinggi. Akibatnya, terjadi peningkatan beban pada otot jantung, yang bisa menyebabkan perubahan irama jantung dan gangguan fungsi jantung.
Meskipun demikian, hipertensi biasanya tidak langsung mengubah kecepatan detak jantung. Dampak ini biasanya baru akan terjadi bisa hipertensi sudah kronis dan tidak kunjung ditangani.
Tekanan sistolik dan tekanan diastolik yang tinggi sama-sama berbahaya. Namun, tekanan sistolik tinggi (hipertensi sistolik) lebih sering dikaitkan dengan risiko penyakit jantung dan stroke, terutama pada orang usia lanjut.
Penanganan hipertensi meliputi perubahan gaya hidup seperti diet rendah garam, olahraga teratur, penurunan berat badan, dan berhenti merokok. Selain itu, dokter mungkin meresepkan obat untuk menurunkan tekanan darah tinggi dan menjaga agar tekanan darah tetap normal.
Tekanan darah tinggi lama-kelamaan dapat melemahkan jantung. Saat tekanan darah tinggi, jantung harus bekerja lebih keras untuk memompa darah, menyebabkan otot jantung menebal dan membesar (hipertrofi). Jika tidak diobati, tekanan darah tinggi dapat menyebabkan kerusakan pada struktur dan fungsi jantung. Selain menurunkan efisiensi jantung, hipertensi yang tidak terkendali juga dapat meningkatkan risiko penyakit jantung, bahkan gagal jantung.
Hipertensi menyebabkan gagal jantung karena tekanan darah tinggi memberi beban berlebih pada dinding jantung. Seiring waktu, otot jantung akan menebal dan kehilangan elastisitas serta kemampuan untuk berkontraksi secara efektif. Akibatnya, jantung tidak mampu memompa darah dengan baik, kondisi inilah yang dikenal sebagai gagal jantung.