Gagal Jantung, Pentingnya Upaya Preventif

Selasa, 05 Maret 2024

RSPI Facebook linkRSPI twitter linkRSPI Linkedin link
RSPI link

Gagal jantung (heart failure) menyusul terjadinya serangan jantung perlu diantisipasi dengan baik

Gagal Jantung, Pentingnya Upaya Preventif

Gagal jantung adalah istilah untuk menggambarkan kondisi ketika jantung tidak mampu lagi memompa darah dalam jumlah yang memadai untuk mencukupi kebutuhan metabolisme akibat matinya otot jantung atau nekrosis. Meskipun berbeda, gagal jantung dan serangan jantung memiliki efek mematikan.


Penyakit jantung koroner dalam keadaan akut dapat mengakibatkan gagal jantung mendadak yang amat tragis dan dramatis. Dalam keadaan kronis, dapat berupa pembesaran jantung yang berdampak lanjut pada lemahnya kontraksi denyut jantung. Setelah lolos dari serangan jantung, maka pasien secara otomatis berpotensi terkena penyakit gagal jantung.


Ruang jantung terbagi atas empat ruang yaitu serambi kanan dan serambi kiri, dipisahkan oleh septum interatrial, kemudian bilik kanan dan bilik kiri yang dipisahkan oleh septum interventrikuler.


Gagal jantung dapat terjadi pada salah satu sisi, misalnya gagal jantung kiri atau gagal jantung kanan. 


Jumlahnya akan terus bertambah seiring dengan semakin meningkatnya kejadian penyakit jantung koroner yang tergolong tidak menular. Jika dilihat dari faktor usia, pria separuh baya memiliki potensi yang lebih besar jika dibandingkan dengan yang muda, sebab golongan muda memiliki etiologi yang berbeda. 


Penyebab Gagal Jantung

Secara garis besar, faktor yang sering menyebabkan gagal jantung adalah tekanan darah tinggi (hipertensi), diabetes, obesitas, riwayat penyakit jantung di dalam keluarga, serta tentunya pola hidup yang penuh ketegangaan dan jarang berolahraga.


Faktor lainnya adalah gangguan irama jantung, penyakit katup jantung, paparan zat-zat termasuk obat kemoterapi, dan infeksi kuman di otot jantung. Faktor yang relatif sering ditemukan dewasa ini adalah kardiomiopati serta terganggunya fungsi otot jantung yang penyebabnya belum diketahui dengan pasti.


Diagnosis

Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik, elektrokardiogram atau EKG, foto rontgen dada dan laboratorium penunjang. Pemeriksaan penting yang perlu dilakukan adalah menilai kemampuan fungsi jantung melalui evaluasi secara ekokardiografis yang menggunakan gelombang suara untuk menggambarkan kondisi jantung.


Dalam keadaan tertentu, terutama saat akan menilai detail kinerja segmen otot jantung, sangat memerlukan pemeriksaan pencitraan diagnostic mutakhir non-invasif, yakni magnetic resonance imaging (MRI), khususnya MRI 3T Skyra.


Gejala Gagal Jantung

Tanda serta gejala penyakit gagal jantung dapat dibedakan berdasarkan bagian jantung yang mengalami gangguan pemompaan darah.


Gagal jantung sebelah kiri menyebabkan pengumpulan cairan di dalam paru-paru. Pada awalnya dirasakan lekas lelah saat melakukan aktivitas, tetapi sejalan dengan memburuknya penyakit, maka sesak napas juga akan timbul walaupun seseorang sedang dalam keadaan diam.


Gagal jantung sebelah kanan cenderung mengakibatkan pengumpulan darah yang mengalir ke bagian kanan jantung, mengalami pembengkakan pergelangan kaki, tungkai, perut dan hati.


Tanda lainnya adalah mual, muntah, detak jantung bergerak cepat serta sering bangun untuk buang air kecil pada malam hari.


Satu hal yang tidak bisa dipandang sebelah mata adalah bahwa gagal jantung dapat bermetamorfosis dan menyasar ke semua kalangan. Umumnya mereka yang menganggap telah menerapkan gaya hidup sehat, namun justru terkena gagal jantung.


Yang terpenting dalam menghadapi penyakit gagal jantung adalah upaya preventif dan promotif. Jangan sampai kita menunggu datangnya penyakit gagal jantung.


Dengan mengusung pola hidup sehat, penyebab penyakit jantung koroner dapat kita hindari secara maksimal. Jika sejak dini telah dideteksi adanya hipertensi, maka secepatnya diobati serta atasi kendala psikologis yang menghambat keinginan untuk berolahraga secara teratur dan terukur, serta mengendalikan ketegangan hidup untuk mengurangi tingkat stres.