Pembesaran Adenoid, Ini Gejala hingga Penanganannya

Oleh Tim RS Pondok Indah

Senin, 28 Juli 2025

RSPI Facebook linkRSPI twitter linkRSPI Linkedin link
RSPI link

Pembesaran adenoid sering tidak terdeteksi karena gejalanya mirip flu biasa. Padahal, kondisi ini bisa mengganggu pernapasan, bahkan menurunkan kualitas tidur.

Pembesaran Adenoid, Ini Gejala hingga Penanganannya

Adenoid merupakan bagian dari kelenjar getah bening, yang terletak di belakang rongga hidung, tepatnya di atas langit-langit mulut. Fungsinya sama dengan amandel, yakni untuk membantu sistem kekebalan tubuh dengan menyaring bakteri dan virus yang masuk melalui hidung. Kelenjar ini juga berfungsi untuk menghasilkan antibodi yang dapat membantu tubuh melawan infeksi.


Meski umumnya akan mengecil saat menginjak masa remaja atau dewasa, adenoid bisa mengalami pembengkakan akibat infeksi berulang atau iritasi kronis. Pembesaran adenoid ini bisa saja dialami oleh anak-anak (berusia 5-7 tahun) maupun orang dewasa, dan sering kali menyebabkan pasien mengeluhkan seperti hidung tersumbat, dengkuran saat tidur, hingga gangguan pernapasan.


Apa Itu Pembesaran Adenoid?

Pembesaran adenoid, atau bertambahnya ukuran kelenjar adenoid, terjadi akibat penumpukan jaringan limfoid. Meskipun merupakan bagian dari respons imun tubuh, pembesaran yang menetap dapat mengganggu fungsi saluran napas, terutama pada rongga hidung.


Baca juga: Periksa Sleep Apnea ke Dokter Apa?



Gejala Pembesaran Adenoid

Gejala pembesaran kelenjar adenoid bisa berbeda-beda, tergantung pada tingkat keparahan dan usia penderitanya. Beberapa gejala yang umum dikeluhkan antara lain:


  • Hidung tersumbat secara terus-menerus, yang menyebabkan penderitanya bernapas melalui mulut, terutama saat tidur
  • Tidur ngorok
  • Tidur tidak nyenyak atau gelisah di malam hari
  • Napas pendek atau tersengal-sengal saat tidur
  • Suara sengau saat berbicara
  • Sering mengalami infeksi telinga atau infeksi saluran napas atas berulang


Baca juga: Apakah Sleep Apnea Bisa Sembuh? Cek Penjelasannya di Sini


Penyebab Pembesaran Adenoid

Penyebab adenoid membesar umumnya terjadi sebagai respons terhadap infeksi pada hidung dan tenggorokan. Infeksi ini bisa disebabkan oleh virus maupun bakteri tertentu yang memicu peradangan pada jaringan adenoid.


Beberapa kuman penyebab adenoid membesar yang paling umum antara lain:


  • Infeksi virus seperti adenovirus, rhinovirus, Epstein–Barr, atau coronavirus
  • Infeksi bakteri, misalnya Haemophilus influenzae, Corynebacterium diphtheriae, atau Staphylococcus aureus


Baca juga: Mengenal Radang Telinga Luar, Penyebab Hingga Penanganannya


Faktor Risiko Pembesaran Adenoid

Selain infeksi, ada beberapa kondisi yang dapat meningkatkan risiko terjadinya pembesaran adenoid. Faktor-faktor ini tidak secara langsung menyebabkan pembesaran, tetapi dapat memperbesar kemungkinan terjadinya peradangan atau iritasi pada jaringan adenoid, seperti:



Baca juga: Sleep Apnea: Mendengkur Bukan Berarti Tidur Pulas Melainkan Sumbatan Jalan Napas


Kapan Harus ke Dokter?

Segera konsultasikan ke dokter spesialis THT jika Anda atau orang terkasih mengalami tanda dan gejala, seperti berikut ini:


  • Kesulitan bernapas melalui hidung dalam jangka waktu lama
  • Terlihat lelah di siang hari akibat tidur yang terganggu
  • Mendengkur dengan suara keras atau terbangun saat tidur di malam hari, karena henti napas sesaat
  • Sering mengalami infeksi telinga atau gangguan pendengaran


Pemeriksaan oleh dokter spesialis THT dapat membantu memastikan diagnosis dan menentukan penanganan yang sesuai untuk pembesaran adenoid yang Anda alami.


Baca juga: Gangguan Tidur dan Cara Mengatasinya



Diagnosis Pembesaran Adenoid

Untuk memastikan diagnosis pembesaran adenoid, dokter spesialis THT akan melakukan wawancara medis dan pemeriksaan fisik, terutama pada area hidung, mulut, dan telinga. Pemeriksaan fisik bisa saja dilakukan dengan atau tanpa endoskopi.


Jika diperlukan, pemeriksaan lanjutan dapat dilakukan, seperti:


  • Foto rontgen
  • Timpanometri


Baca juga: Radang Amandel yang Bandel


Penanganan Pembesaran Adenoid

Pada banyak kasus, pembesaran adenoid tidak memerlukan pengobatan khusus, karena akan mengecil dengan sendirinya seiring waktu. Pada anak-anak, adenoid umumnya mulai mengecil saat usia bertambah dan sering kali tidak menimbulkan masalah jangka panjang. Namun, jika gejala yang muncul mulai mengganggu aktivitas sehari-hari atau menimbulkan komplikasi, penanganan medis perlu diberikan. 


Beberapa penanganan yang diberikan dapat berupa:


  • Konsumsi obat-obatan, baik obat antiperadangan atau antibiotik untuk membantu meredakan peradangan dan mengatasi infeksi bakteri jika diperlukan.
  • Operasi, berupa adenoidektomi yaitu prosedur operasi untuk mengangkat adenoid. Pengobatan ini biasanya dilakukan jika keluhan tidak membaik atau menyebabkan gangguan tidur, infeksi telinga berulang, atau masalah pernapasan.


Baca juga: Informasi Operasi Amandel pada Anak yang perlu Diketahui Orang Tua


Komplikasi Pembesaran Adenoid

Jika tidak ditangani dengan tepat, pembesaran adenoid dapat menimbulkan berbagai komplikasi, terutama jika menyebabkan sumbatan saluran napas atau infeksi berulang. Beberapa komplikasi yang dapat terjadi antara lain:


  • Gangguan tidur
  • Infeksi telinga tengah berulang (otitis media)
  • Perubahan bentuk wajah dan gigi akibat kebiasaan bernapas lewat mulut (adenoid facies)
  • Gangguan tumbuh kembang pada anak jika disertai gangguan tidur, bahkan kurang oksigen 


Baca juga: Mengenal Tonsilektomi, Operasi Pengangkatan Amandel yang Bengkak dan Meradang


Pencegahan Pembesaran Adenoid

Meskipun tidak semua kasus pembesaran adenoid dapat dicegah, tetapi menjaga kesehatan saluran pernapasan bisa membantu mengurangi risikonya. Beberapa langkah yang dapat Anda lakukan antara lain:


  • Menjaga kebersihan tangan dan lingkungan untuk mencegah infeksi saluran napas.
  • Menghindari paparan asap rokok dan polusi udara.
  • Mengelola alergi dengan baik agar tidak memicu peradangan kronis.
  • Meningkatkan daya tahan tubuh melalui pola makan sehat dan istirahat cukup.


Pembesaran adenoid sering kali tidak berbahaya. Namun, kondisi ini dapat menimbulkan gangguan, terutama bila ukurannya menghambat saluran pernapasan atau memicu infeksi berulang. Deteksi dan penanganan yang tepat sangat penting untuk mencegah komplikasi jangka panjang.


Jika Anda atau orang terkasih menunjukkan gejala pembesaran adenoid atau mengalami keluhan yang berkaitan dengan pernapasan dan pendengaran, konsultasikan dengan dokter spesialis THT di RS Pondok Indah cabang terdekat. Dokter spesialis di RS Pondok Indah akan memberikan penanganan dengan bantuan fasilitas medis terkini, untuk mencapai hasil yang optimal. 


Baca juga: Terapi CPAP di Jakarta dan Tangerang dengan RS Pondok Indah, Atasi Sleep Apnea!



FAQ


Apakah Pembesaran Kelenjar Adenoid Membuat Anda Mendengkur?

Pembesaran kelenjar adenoid dapat menyebabkan mendengkur, terutama pada anak-anak. Adenoid yang membesar bisa menyumbat saluran pernapasan di belakang hidung, mengganggu aliran udara saat bernapas, terutama saat tidur. Kondisi ini lah yang menyebabkan mendengkur.


Jika Anda kerap mendengkur dan mengalami gangguan tidur lain seperti berhenti bernapas sesaat atau sulit tidur, sebaiknya periksakan ke dokter spesialis THT untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.


Bisakah Pembengkakan Adenoid Mengakibatkan Sakit Kepala pada Anak-Anak?

Pembengkakan adenoid bisa menyebabkan sakit kepala pada anak-anak. Sebab kelenjar adenoid yang membesar dapat menghambat drainase sinus, menyebabkan tekanan di area kepala dan nyeri di daerah dahi atau sekitar mata. Selain itu, masalah ini juga dapat membuat anak mengalami gangguan tidur yang berujung pada kelelahan dan sakit kepala akibat kurang tidur.


Apakah Anak-Anak Bisa Tidur Lebih Nyenyak Setelah Pengangkatan Adenoid?

Ya, kebanyakan anak-anak yang menjalani operasi pengangkatan adenoid mengalami peningkatan kualitas tidur. Setelah kelenjar adenoid yang bengkak diangkat, saluran napas menjadi lebih lancar sehingga gangguan tidur, seperti mendengkur, berkurang dan anak bisa tidur lebih nyenyak.


Apakah Adenoid yang Membesar Harus Diangkat?

Tidak semua adenoid yang membesar perlu diangkat. Pada kasus yang ringan, dokter spesialis THT umumnya akan merekomendasikan konsumsi obat-obatan terlebih dahulu. Adenoidektomi atau operasi pengangkatan adenoid biasanya baru akan dianjurkan jika pembengkakan tidak kunjung mereda atau sudah menyebabkan gangguan tidur, infeksi berulang, atau masalah pernapasan yang serius.


Pembengkakan Adenoid Apakah Bisa Mengecil Sendiri?

Pembengkakan adenoid bisa saja mengecil sendiri seiring waktu, terutama pada anak-anak. Namun, ada beberapa kondisi di mana penanganan medis mungkin diperlukan, yakni bila pembengkakan adenoid sering berulang atau pembesaran sudah menyebabkan gangguan tidur bahkan masalah pernapasan.




Referensi:

  1. Çelık, M., Arıkan M., et al. Adenoid Hypertrophy: A Study on the Pathophysiology and Current Treatment Modalities. Cureus. 2023. (https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC10409824/). Diakses pada 19 Juli 2025.
  2. Niedzielski A, Chmielik LP, et al,. Adenoid hypertrophy in children: a narrative review of pathogenesis and clinical relevance. BMJ paediatrics open. 2023. (https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC10106074/). Diakses pada 22 Juli 2025.
  3. Healthdirect Australia. Adenoids. (https://www.healthdirect.gov.au/adenoids). Direvisi terakhir 29 Mei 2023. Diakses pada 19 Juli 2025.
  4. Cleveland Clinic. Adenoids. (https://my.clevelandclinic.org/health/body/23181-adenoids). Direvisi terakhir 14 November 2023. Diakses pada 19 Juli 2025.
  5. Mayo Clinic. Pediatric obstructive sleep apnea. (https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/pediatric-sleep-apnea/symptoms-causes/syc-20376196). Direvisi terakhir 6 November 2024. Diakses pada 22 Juli 2025.