Periksa Radang Amandel ke Dokter Apa?

Oleh Tim RS Pondok Indah

Selasa, 12 Agustus 2025

RSPI Facebook linkRSPI twitter linkRSPI Linkedin link
RSPI link

Radang amandel sebaiknya segera diperiksakan ke dokter spesialis THT. Dengan begitu, pemulihan bisa lebih optimal dan komplikasi dari kondisi ini dapat dicegah.

Periksa Radang Amandel ke Dokter Apa?

Radang amandel (tonsilitis) adalah peradangan pada dua organ yang berbentuk oval dan terletak di bagian belakang tenggorokan. Kondisi ini umumnya disebabkan oleh infeksi virus atau bakteri, yang ditandai dengan gejala, seperti bau mulut, nyeri tenggorokan, demam, kesulitan menelan, serta pembengkakan kelenjar di leher.


Jika tidak ditangani dengan tepat, radang amandel yang berulang dapat menyebabkan komplikasi, seperti terbentuknya abses di sekitar amandel, gangguan pernapasan, sleep apnea, bahkan penyebaran infeksi ke bagian tubuh lain. Oleh karena itu, penting untuk memeriksakan radang amandel ke dokter yang tepat agar penyebabnya dapat diketahui dan penanganannya bisa optimal.


Radang Amandel ke Dokter Apa?

Penanganan radang amandel dilakukan oleh dokter spesialis telinga, hidung, dan tenggorokan (THT). Sebab dokter THT memiliki kompetensi untuk menegakkan diagnosa terkait kelainan pada area telinga, hidung, tenggorokan, termasuk radang amandel.


Selain menegakkan diagnosa melalui pemeriksaan yang tepat, dokter THT juga dapat melakukan penanganan, termasuk tindakan bedah untuk mengurangi keluhan serta mencegah kekambuhan.


Dokter Spesialis THT

Penanganan radang amandel atau tonsilitis akan disesuaikan dengan penyebab dan tingkat keparahannya. Untuk itu, dokter spesialis THT akan memeriksa kondisi pasien terlebih dahulu.


Pemeriksaan Radang Amandel oleh Dokter Spesialis THT

Pertama-tama dokter akan memulai pemeriksaan dengan mengajukan beberapa pertanyaan terkait keluhan, riwayat kesehatan, serta frekuensi terjadinya radang amandel. Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik pada tenggorokan untuk melihat kondisi amandel secara langsung, baik dengan atau tanpa endoskopi.


Untuk menegakkan diagnosa, dokter THT juga mungkin melakukan pemeriksaan penunjang sebagai berikut ini:


  • Tes usap tenggorokan (throat swab), untuk memastikan kuman penyebab radang amandel
  • Tes darah, untuk mengetahui adanya infeksi dan menentukan jenisnya


Penanganan Radang Amandel oleh Dokter Spesialis THT

Setelah melakukan serangkaian pemeriksaan dan diagnosis ditegakkan, dokter akan memberikan penanganan yang sesuai, seperti:


  • Pemberian antibiotik, jika penyebab radang amandel adalah infeksi bakteri
  • Pemberian obat pereda nyeri, untuk meredakan nyeri menelan atau sakit tenggorokan
  • Operasi amandel (tonsilektomi), untuk pengangkatan amandel pada kasus radang amandel kronis atau berulang yang tidak membaik dengan pengobatan


Jadi, jangan biarkan gejala radang amandel terus mengganggu aktivitas Anda. Segera konsultasikan dengan dokter spesialis THT di RS Pondok Indah cabang terdekat untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan bila Anda mengalami radang amandel. Sebab dengan penanganan yang tepat, keluhan bisa diredakan, kekambuhan dapat dicegah, kesehatan saluran pernapasan bisa terjaga, bahkan kualitas hidup Anda pun bisa ditingkatkan.


Konsultasikan pada dokter spesialis kami untuk penanganan lebih lanjut:


dr. Agus Subagio, Sp. T.H.T.B.K.L

dr. Aries Hariadi Putra, DPBO, Sp. T.H.T.B.K.L

dr. Ashadi Budi, Sp. T.H.T.B.K.L

dr. Budiman Gumilang Koerniawan, Sp. T.H.T.B.K.L

dr. Chippy Ahwil, Sp. T.H.T.B.K.L, Subsp. Onk. (K)

Dr. dr. Cita Herawati Murjantyo, Sp. T.H.T.B.K.L, Subsp. Onk. (K)

Dr. dr. Fauziah Fardizza, Sp. T.H.T.B.K.L, Subsp. L.F. (K), FICS

Dr. dr. Tri Juda Airlangga Hardjoprawito, Sp. T.H.T.B.K.L, Subsp. K. (K)

dr. Dwi Wahyu Manunggal, Sp. T.H.T.B.K.L

dr. Edo Wira Candra, Sp. T.H.T.B.K.L, Subsp. Onk. (K), M.Kes, FICS

dr. Emma Agustini, Sp. T.H.T.B.K.L

dr. Hemastia Manuhara Harba'i Sp. THTBKL

dr. Ibnu Harris Fadillah, Sp. T.H.T.B.K.L, Subsp. Onk. (K)

dr. Jessica Fedriani, Sp. T.H.T.B.K.L

dr. Lola Yucola, Sp. T.H.T.B.K.L, M.Kes

dr. Rangga Rayendra Saleh, Sp. T.H.T.B.K.L, Subsp. Oto. (K)

dr. Ricky Yue, Sp. T.H.T.B.K.L

dr. Syahrial M.H, Sp. T.H.T.B.K.L, Subsp. L.F. (K)

dr. Vika Aryan Sari, Sp. T.H.T.B.K.L

dr. Zainal Adhim, Sp. T.H.T.B.K.L, Subsp. L.F. (K), Ph.D




Referensi:

  1. Guntinas-Lichius, O., Geissler, K., et al. Treatment of recurrent acute tonsillitis—a systematic review and clinical practice recommendations. Frontiers in surgery. 2023. (https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC10597714/). Diakses pada 4 Agustus 2025.
  2. Cleveland Clinic. Otolaryngologist. (https://my.clevelandclinic.org/health/articles/24635-otolaryngologist). Direvisi terakhir 20 Januari 2023. Diakses pada 4 Agustus 2025.
  3. Cleveland Clinic. Tonsillitis. (https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/21146-tonsillitis#diagnosis-and-tests). Direvisi terakhir 12 Oktober 2023. Diakses pada 4 Agustus 2025.
  4. Mayo Clinic. Tonsillitis. (https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/21146-tonsillitis#diagnosis-and-tests). Direvisi terakhir 3 September 2025. Diakses pada 4 Agustus 2025.
  5. John Hopkins Medicine. Tonsillitis. (https://www.hopkinsmedicine.org/health/conditions-and-diseases/tonsillitis). Diakses pada 4 Agustus 2025.