Oleh Tim RS Pondok Indah
Sleep apnea tidak dapat disembuhkan sepenuhnya, tetapi dengan penanganan yang tepat dari dokter, gejalanya masih bisa dikelola. Simak penjelasan lengkapnya di sini.
Sleep apnea, atau apnea tidur, adalah gangguan tidur yang menyebabkan penderitanya berhenti bernapas selama sesaat secara berulang saat tidur. Kondisi ini dapat menurunkan kualitas tidur dan kadar oksigen dalam tubuh, yang dapat berdampak serius terhadap kesehatan penderitanya jika tidak ditangani dengan baik.
Penyebab sleep apnea antara lain penyumbatan jalan napas akibat otot-otot di belakang tenggorokan yang melemah, kelebihan berat badan, struktur anatomi leher atau rahang yang sempit, hingga gangguan pada sinyal otak yang mengatur pernapasan.
Kondisi ini dapat dialami siapa saja, baik anak-anak maupun orang dewasa. Gejalanya beragam, tetapi yang paling sering terjadi adalah mendengkur keras, terbangun dengan napas tersengal, dan merasa lelah meskipun sudah tidur semalaman.
Sayangnya sleep apnea bukanlah kondisi yang bisa disembuhkan. Namun, gejala sleep apnea bisa dikelola dengan penanganan yang tepat, sesuai dengan penyebab dan kondisi kesehatan pasien.
Tujuan penanganan yang dilakukan oleh dokter spesialis THT adalah untuk meredakan gejala, sehingga penderita bisa tidur lebih nyenyak. Dengan begitu, kualitas hidup penderita bisa ditingkatkan, serta risiko komplikasi akibat sleep apnea dapat diminimalkan.
Baca juga: Gangguan Tidur dan Cara Mengatasinya
Sleep apnea yang tergolong ringan, terutama yang dipicu oleh gaya hidup tidak sehat, umumnya dapat membaik dengan perubahan gaya hidup, seperti menurunkan berat badan, berhenti merokok maupun konsumsi minuman yang mengandung alkohol, serta mengubah posisi tidur.
Namun, jika perubahan gaya hidup belum cukup untuk mengatasi sleep apnea, terutama pada kasus yang tergolong sedang hingga berat, penanganan medis lebih lanjut diperlukan.
Berikut ini adalah beberapa pilihan pengobatan sleep apnea:
Continuous Positive Airway Pressure (CPAP) adalah alat yang digunakan saat tidur untuk membantu mengalirkan udara ke saluran napas dengan tekanan positif. Tekanan ini menjaga saluran napas tetap terbuka selama pasien tidur, sehingga pernapasan tetap lancar dan tidur jadi lebih berkualitas. Penggunaan CPAP merupakan pilihan penanganan bagi penderita apnea tidur obstruktif (obstrructive sleep apnea).
Bagi pasien sleep apnea yang tidak nyaman menggunakan CPAP, dokter dapat merekomendasikan alat penyangga mulut. Alat ini dipasang seperti pelindung gigi dan berfungsi menahan posisi rahang atau lidah agar tidak menyumbat saluran napas saat tidur.
Baca juga: Periksa Sleep Apnea ke Dokter Apa?
Automatic Positive Airway Pressure (APAP) dan Bilevel Positive Airway Pressure (BiPAP) bekerja dengan menyesuaikan tekanan udara secara otomatis sesuai kebutuhan bernapas pasien selama tidur. Terapi ini biasanya direkomendasikan bagi pasien yang tidak bisa menggunakan CPAP.
Jika berbagai terapi tidak memberikan hasil optimal, tindakan operasi dapat menjadi pilihan pengobatan sleep apnea. Operasi dilakukan untuk memperbaiki struktur saluran napas, seperti mengangkat amandel yang membesar atau mengoreksi posisi rahang.
Pada kasus tertentu, dokter juga dapat merekomendasikan pemasangan alat khusus untuk membantu menjaga agar otot pernapasan tetap aktif selama tidur.
Sleep apnea bisa berdampak serius jika tidak ditangani dengan baik. Gangguan ini tidak hanya mengganggu kualitas tidur, tetapi juga dapat memicu komplikasi, seperti tekanan darah tinggi, penyakit jantung, hingga stroke.
Oleh karena itu, jangan abaikan gejala sleep apnea, seperti mendengkur keras saat tidur, sering terbangun dengan napas tersengal, atau tetap merasa lelah meskipun sudah tidur cukup. Segera kunjungi RS Pondok Indah cabang terdekat jika Anda mengalami gejala tersebut.
Di RS Pondok Indah, penanganan sleep apnea dilakukan oleh dokter spesialis THT yang berpengalaman. Dengan dukungan fasilitas medis yang modern dan lengkap, pasien akan mendapatkan diagnosis yang tepat serta pilihan terapi yang sesuai dengan kebutuhannya.
Penanganan sejak dini dapat membantu mengurangi tingkat keparahan, mengembalikan kualitas tidur, serta mencegah komplikasi yang mungkin terjadi akibat gangguan tidur.
Baca juga: Terapi CPAP di Jakarta dan Tangerang dengan RS Pondok Indah, Atasi Sleep Apnea!
Sleep apnea terbagi menjadi tiga jenis: obstructive sleep apnea (OSA), central sleep apnea (CSA), dan complex sleep apnea (CSA).
Penanganan OSA, jenis sleep apnea yang paling umum, meliputi penggunaan Continuous Positive Airway Pressure (CPAP), perubahan gaya hidup seperti menurunkan berat badan, menerapkan pola makan sehat, dan pembedahan jika diperlukan.
Sedangkan sleep apnea sentral yang terjadi karena gangguan pada otak, yang merupakan pusat pengaturan napas, penanganannya meliputi terapi oksigen dan pengobatan penyakit penyebabnya. Terakhir, pengobatan CSA biasanya memerlukan kombinasi beberapa metode terapi.
Meski sekilas tampak sepele, sleep apnea bisa menjadi berbahaya jika tidak ditangani. Sebab kondisi ini meningkatkan risiko terjadinya hipertensi, penyakit jantung, stroke, diabetes tipe 2, dan gangguan mental seperti depresi. Selain itu, sleep apnea juga dapat menyebabkan kelelahan ekstrem, menurunkan konsentrasi, dan memengrauhi kualitas hidup penderitanya.
Oleh sebab itu, jangan menunda pemeriksaan oleh dokter spesialis THT ketika mengalami apnea tidur.
Biasanya, orang yang mengalami sleep apnea terbangun dengan sensasi tersedak dan napas tesengal-sengal disertai dengan rasa bingung atau pusing. Terkadang, penderita sleep apnea bisa terbangun beberapa kali di tengah malam. Kualitas tidur yang buruk inilah penyebab utama penderita sleep apnea merasa lelah meski sudah tidur cukup lama.
Jika tidak diobati, apnea tidur akan terus mengganggu kualitas tidur dan menyebabkan kelelahan kronis pada penderitanya. Tidak hanya demikian, kondisi ini juga merupakan salah satu faktor risiko terjadinya gangguan medis kronis yang lebih serius, seperti hipertensi, penyakit jantung, stroke, maupun diabetes.
Referensi: