Apa itu CPAP: Solusi Efektif untuk Mengatasi Obstructive Sleep Apnea

Oleh Tim RS Pondok Indah

Senin, 28 Juli 2025

RSPI Facebook linkRSPI twitter linkRSPI Linkedin link
RSPI link

Continuous Positive Airway Pressure (CPAP) adalah alat medis yang digunakan untuk mengatasi obstructive sleep apnea yang menyebabkan henti napas berulang saat tidur.

Apa itu CPAP: Solusi Efektif untuk Mengatasi Obstructive Sleep Apnea

CPAP merupakan solusi efektif untuk membantu pasien sleep apnea bernapas dengan lebih lancar saat tidur. Terapi ini menggunakan alat bantu pernapasan yang terdiri dari masker dan mesin khusus untuk mengalirkan udara bertekanan positif secara terus-menerus ke saluran napas. 


Nantinya, tekanan udara ini akan menjaga saluran napas tetap terbuka selama tidur, sehingga dapat mencegah terjadinya henti napas berulang. Dengan menggunakan alat ini secara rutin, penderita sleep apnea dapat tidur lebih nyenyak, merasa lebih segar saat bangun, serta mengurangi risiko komplikasi akibat sleep apnea.


Apa Itu CPAP?

CPAP atau Continuous Positive Airway Pressure adalah alat bantu pernapasan yang umum digunakan oleh pasien sleep apnea, terutama jenis obstructive sleep apnea (OSA).


Masker CPAP bekerja dengan mengalirkan udara bertekanan positif secara terus-menerus saat tidur. Tujuannya adalah untuk menjaga saluran napas tetap terbuka, sehingga aliran udara tetap lancar dan pasien dapat tidur lebih nyaman, sehingga tidur lebih berkualitas.


Baca juga: Terapi CPAP di Jakarta dan Tangerang dengan RS Pondok Indah, Atasi Sleep Apnea!



Cara Kerja CPAP

Alat CPAP bekerja dengan menjaga saluran napas pasien sleep apnea tetap terbuka menggunakan aliran udara bertekanan positif yang dialirkan secara terus-menerus selama tidur. 


Dengan tekanan ini, jalan napas pasien tidak akan menyempit atau tertutup, sehingga pernapasan tetap stabil dan terhindar dari henti napas berulang, seperti keluhan yang sering dialami oleh pasien obstructive sleep apnea.


Alat CPAP terdiri dari mesin, selang, dan masker yang dipasang di hidung saja atau hidung dan mulut. Sebelum digunakan, masker akan dipasangkan dengan posisi yang pas agar tekanan udara bisa masuk secara optimal ke saluran pernapasan.


Saat mesin CPAP dinyalakan, udara bertekanan positif akan mengalir melalui selang ke masker, dan selanjutnya masuk ke saluran napas. Pasien umumnya akan merasakan aliran udara yang konstan, tetapi tetap nyaman, tidak menimbulkan rasa tidak nyaman bahkan menyakitkan. Dalam beberapa hari, pasien umumnya akan mulai terbiasa dengan penggunaan masker CPAP dan merasakan tidur yang lebih nyenyak.


Baca juga: Periksa Sleep Apnea ke Dokter Apa?


Manfaat Terapi CPAP

Manfaat terapi CPAP adalah untuk membantu menjaga saluran napas tetap terbuka selama tidur, sehingga penderita sleep apnea dapat bernapas lebih lancar dan terhindar dari henti napas berulang. 


Melalui terapi ini, kualitas tidur pasien sleep apnea menjadi lebih baik, tubuh terasa lebih segar saat bangun, dan gejala seperti mendengkur atau terbangun tiba-tiba di malam hari pun berkurang.


Selain itu, penggunaan CPAP secara rutin juga dapat menurunkan risiko komplikasi akibat sleep apnea, seperti tekanan darah tinggi, penyakit jantung, hingga stroke. Dengan pernapasan yang lebih stabil sepanjang malam, fungsi tubuh pun bekerja lebih optimal dan produktivitas sehari-hari meningkat.


Baca juga: Gangguan Tidur ke Dokter Apa?



Kondisi Medis yang Bisa Ditangani oleh Alat CPAP

Terapi dengan alat CPAP ditujukan untuk membantu mengatasi gangguan pernapasan saat tidur, terutama sleep apnea. Alat ini bekerja dengan menjaga saluran napas pasien tetap terbuka melalui aliran udara bertekanan positif. 


Berikut ini adalah beberapa kondisi medis yang dapat ditangani dengan penggunaan CPAP:


  • Obstructive Sleep Apnea (OSA)
  • Central Sleep Apnea
  • Mixed Sleep Apnea
  • Sindrom hipoventilasi obesitas (obesity hypoventilation syndrome)
  • Gangguan pernapasan terkait gagal jantung
  • Penyakit paru obstruktif kronis (PPOK) dengan gangguan tidur


Tak jarang, dokter spesialis THT juga merekomendasikan penggunaan mesin CPAP untuk pasien pascaoperasi yang mengalami gangguan pernapasan saat tidur. Tujuannya adalah untuk membantu mempertahankan aliran udara yang stabil saat pasien tidur.


Baca juga: Si Kecil Kerap Mendengkur? Kenali Bahaya Mendengkur pada Anak


Kondisi yang Dilarang Menggunakan Mesin CPAP

Penggunaan alat CPAP sangat bermanfaat untuk mengatasi sleep apnea. Namun, tidak semua orang dapat menggunakan alat ini. Ada beberapa kondisi medis yang menjadi kontraindikasi atau perlu dievaluasi ulang sebelum menggunakan CPAP, yakni:


  • Gangguan pernapasan berat yang belum diobati atau belum terkontrol
  • Pasien yang mengalami gagal jantung berat
  • Memiliki kelainan struktur wajah atau hidung, yang membuat pemasangan masker jadi tidak optimal
  • Mengalami mual atau muntah aktif, karena berisiko menyebabkan pasien mengalami aspirasi atau tersedak
  • Gangguan kesadaran atau tidak mampu menggunakan maupun melepaskan masker sendiri
  • Riwayat cedera atau operasi wajah maupun kepala


Jika mengalami sleep apnea, cobalah konsultasikan kondisi Anda ke dokter spesialis THT untuk memastikan penanganan yang tepat, termasuk penggunaan alat bantu pernapasan CPAP. Dengan rutin menggunakan alat ini saat tidur, Anda pun bisa mendapatkan tidur lebih berkualitas serta tubuh akan terasa segar ketika terbangun.


Jadi, segera jadwalkan janji temu Anda dengan dokter spesialis THT di RS Pondok Indah cabang terdekat untuk pemeriksaan lebih lanjut. Di RS Pondok Indah, Anda dapat berkonsultasi dengan dokter spesialis berpengalaman sehingga gangguan tidur yang dialami dapat segera dikendalikan. Dengan begitu, kualitas tidur dan kesehatan Anda pun bisa meningkat.


Baca juga: Gangguan Tidur dan Cara Mengatasinya



FAQ


Apa Bedanya CPAP dengan Ventilator?

CPAP (Continuous Positive Airway Pressure) adalah alat yang memberikan tekanan udara tetap untuk menjaga saluran napas tetap terbuka saat tidur. CPAP biasanya digunakan untuk menangani sleep apnea. Sedangkan ventilator adalah alat yang membantu pernapasan secara lebih kompleks, biasanya digunakan di rumah sakit untuk pasien dengan gangguan pernapasan berat atau kegagalan organ.


Kapan Menggunakan CPAP?

Dokter spesialis THT biasanya akan merekomendasikan penggunaan alat CPAP jika Anda didiagnosis dengan sleep apnea. Penggunaan CPAP dapat membantu mencegah berhentinya napas saat tidur, meningkatkan kualitas tidur, dan mengurangi risiko komplikasi jangka panjang seperti hipertensi dan penyakit jantung.


Apa yang Terjadi pada Tubuh Anda Saat Anda Mulai Menggunakan CPAP?

Saat mulai menggunakan CPAP, tubuh Anda akan merasakan aliran udara yang lebih lancar tetapi tetap nyaman saat tidur. Sehingga kualitas tidur pun akan meningkat. Penggunaan CPAP rutin sesuai anjuran dokter dapat mengurangi gejala sleep apnea seperti mendengkur, sulit tidur, sering terbangun di tengah malam, dan kelelahan atau kantuk di siang hari.


Apakah CPAP Membuat Anda Tertidur Lebih Nyenyak?

Ya, penggunaan alat CPAP dapat membantu Anda tertidur lebih nyenyak. Sebab, terapi CPAP dapat membantu agar saluran pernapasan tetap terbuka saat tidur, membantu Anda untuk mendapatkan oksigen yang cukup dan mencegah henti napas di malam hari. Dengan begitu, tubuh mendapatkan oksigen yang cukup, sehingga tidur pun menjadi lebih nyenyak dan nyaman.


Bisakah CPAP Menyebabkan Bibir Pecah-Pecah?

Terkadang, terapi CPAP dapat menyebabkan bibir kering dan pecah-pecah. Hal ini dapat terjadi jika masker CPAP tidak pas atau kebocoran udara terjadi di sekitar bibir. Untuk menghindari ini, pastikan masker cocok dan gunakan pelembap bibir jika diperlukan. Selain itu, Anda juga disarankan untuk menggunakan humidifier untuk menjaga kelembaban ruangan, bila diperlukan.


Jika masalah ini terus-menerus terjadi, jangan ragu untuk bertanya ke dokter spesialis THT. Anda mungkin membutuhkan penyesuaian masker ataupun pengaturan lain untuk melanjutkan terapi.




Referensi:

  1. Pearse R, Ranieri M, et al,. Postoperative continuous positive airway pressure to prevent pneumonia, re-intubation, and death after major abdominal surgery (PRISM): a multicentre, open-label, randomised, phase 3 trial. The Lancet Respiratory Medicine. 2021. (https://www.sciencedirect.com/science/article/abs/pii/S2213260021000898). Diakses pada 18 Juli 2025.
  2. National Institute of Health National Heart, Lung, and Blood Institute. CPAP. (https://www.nhlbi.nih.gov/health/cpap). Direvisi terakhir. Diakses pada 18 Juli 2025.
  3. National Health Service UK The Rotherham. Continuous positive airway pressure (CPAP). (https://www.therotherhamft.nhs.uk/patients-and-visitors/patient-information/CPAP). Direvisi terakhir 2022. Diakses pada 18 Juli 2025.
  4. Cleveland Clinic. CPAP Machine. (https://my.clevelandclinic.org/health/treatments/22043-cpap-machine). Direvisi terakhir 11 Juli 2024. Diakses pada 18 Juli 2025.
  5. Mayo Clinic. CPAP machines: Tips for avoiding 10 common problems. (https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/sleep-apnea/in-depth/cpap/art-20044164). Direvisi terakhir 7 Maret 2024. Diakses pada 23 Juli 2025.