Alergi dapat diartikan sebagai reaksi yang menyimpang terhadap kontak atau terekspos zat asing dengan akibat timbulnya gejala
Alergi dapat timbul pada semua umur, mulai bayi hingga usia lanjut. Reaksi alergi juga merupakan interaksi antara faktor keturunan/genetik dan faktor lingkungan. Selain itu, serangan alergi seperti asma dan eksim muncul bila ada masalah emosi.
Untuk mengontrol alergi, kita harus tahu alergen yang berperan sebagai faktor pencetus.
Tes alergi dapat dilakukan pada kulit dan darah. Tes alergi pada kulit ada 2 macam, yaitu tes tusuk kulit (skin prick test) dan tes tempel (patch test). Tes tusuk kulit dilakukan bagi penderita asma, rinitis alergi, konjungtivitis alergi, dan eksim atopi.
Tes ini dilakukan dengan menusuk kulit di area lengan bawah yang telah ditetesi ekstrak alergen.
Tes tempel dilakukan untuk penderita alergi jenis eksim kontak/dermatitis kontak.
Tes tempel dilakukan dengan menempel bahan-bahan tertentu di kulit punggung dan didiamkan selama 48 jam. Pemeriksaan darah dapat berupa pemeriksaan antibodi Immunoglobulin E (igE) spesifik/igE atopi.
Disebut juga bengek adalah penyakit kronis yang ditandai adanya hipersensitivitas saluran napas yang menyebabkan penyempitan saluran napas.
Gejala alergi yang terjadi pada hidung berupa bersin-bersin disertai gatal pada hidung dengan ingus yang encer disertai hidung tersumbat.
Kelainan alergi pada kulit yang berbentuk bentol berwarna merah disertai gatal. Urtikaria ini dapat tersebar di seluruh bagian kulit.
Gejala eksim yang kerap timbul pada masa kanak-kanak. Sering menghinggap pipi dan daerah lipatan.
Bentuk kelainan alergi pada kedua mata dan terjadi berulang. gejalanya berupa mata gatal, merah dan berair. Sering menyertai rinitis alergi.
Makanan yang dapat menimbulkan alergi, seperti susu sapi, telur ayam, ikan, atau makanan laut. Gejala dapat berupa bentol, gatal, bahkan sesak napas pada penderita asma.
Berbagai jenis obat sering menyebabkan reaksi alergi. Segera hentikan obat tersebut dan konsultasi pada dokter Anda.