Jangan Sepelekan Kolesterol Tinggi, Ketahui Gejala dan Pengobatannya di Sini!

By Tim RS Pondok Indah

Friday, 18 July 2025

RSPI Facebook linkRSPI twitter linkRSPI Linkedin link
RSPI link

Kolesterol tinggi umumnya tidak menimbulkan gejala, sehingga sering kali terlambat ditangani. Padahal, jika dibiarkan, kondisi ini dapat menimbulkan komplikasi.

Jangan Sepelekan Kolesterol Tinggi, Ketahui Gejala dan Pengobatannya di Sini!

Kolesterol tinggi bisa dialami oleh siapa saja, tetapi keluhan ini umumnya terjadi pada orang yang memiliki kebiasaan mengonsumsi makanan tidak sehat, seperti makanan berlemak dan gorengan, merokok, serta jarang berolahraga. 


Kolesterol sendiri merupakan lemak yang secara alami diproduksi oleh hati, selain dari konsumsi makanan hewani, seperti daging dan produk susu. Kolesterol terbagi menjadi dua jenis, yakni kolesterol jahat (LDL) dan kolesterol baik (HDL). 


LDL berfungsi membawa kolesterol dari hati ke seluruh tubuh, sementara HDL membantu mengangkut kelebihan kolesterol kembali ke hati untuk dibuang, sehingga mencegah terjadinya penyakit jantung.

Meski bermanfaat untuk tubuh, kadar LDL yang berlebih justru bisa menumpuk, bahkan menyumbat pembuluh darah. Akibatnya, aliran darah jadi terganggu dan risiko penyakit jantung, stroke, serta gangguan pembuluh darah lainnya pun jadi meningkat.


Apa Itu Kolesterol Tinggi?

Kolesterol tinggi (hiperkolesterolemia) merupakan kondisi di mana seseorang memiliki kadar kolesterol lebih dari batas normalnya, yakni lebih dari 200 mg/dL. Normalnya, kadar HDL minimal 60 mg/dL, kadar LDL kurang dari 100 mg/dL, serta kadar trigliserida kurang dari 150 mg/dL. 


Tingginya kadar kolesterol dalam tubuh dapat meningkatkan risiko penyakit berbahaya, seperti penyumbatan pembuluh darah, serangan jantung, maupun stroke. Oleh karena itu, kolesterol tinggi tidak bisa disepelekan dan perlu dikenali sedini mungkin, untuk mencegah risiko kondisi jadi lebih berbahaya.


Baca juga: Apakah Kolesterol Bisa Sembuh? Mengetahui Bahaya Kolesterol Tinggi dan Pengobatannya



Gejala Kolesterol Tinggi

Seseorang yang mengalami kolesterol tinggi umumnya tidak mengalami gejala apa pun, sehingga kondisi ini sulit untuk terdeteksi sampai muncul komplikasi yang serius, misalnya serangan jantung, stroke, atau penyumbatan pembuluh darah akibat penumpukan plak kolesterol di dinding pembuluh darah arteri. 


Oleh karena itu, sebelum kolesterol tinggi menimbulkan gangguan kesehatan, penting untuk melakukan pemeriksaan kadar kolesterol secara rutin. Terutama bagi Anda yang belum menerapkan pola makan sehat, jarang berolahraga, atau memiliki riwayat keluarga yang juga mengalami kolesterol tinggi maupun menderita penyakit jantung.


Baca juga: 20 Makanan Penurun Kolesterol Tinggi yang Mudah Ditemui


Penyebab Kolesterol Tinggi

Berikut ini adalah beberapa penyebab kolesterol tinggi, yaitu:


  • Sering mengonsumsi makanan tinggi lemak jenuh dan lemak trans, seperti daging merah, makanan bersantan, dan gorengan
  • Kurang asupan serat dan makanan tinggi lemak sehat
  • Pola hidup sedenter dan jarang berolahraga
  • Merokok


Baca juga: Kebiasaan Sehari-hari yang Menyebabkan Kolesterol Tinggi


Faktor Risiko Kolesterol Tinggi

Selain penyebab di atas, ada pula beberapa faktor yang dapat berperan dalam peningkatan kadar kolesterol dalam tubuh, seperti:


  • Obesitas
  • Memiliki riwayat keluarga yang juga mengidap kolesterol tinggi atau penyakit jantung
  • Berusia lanjut
  • Mengidap penyakit tertentu, seperti diabetes, penyakit liver, sleep apnea, atau gangguan ginjal
  • Memiliki kebiasaan mengonsumsi minuman beralkohol 


Beberapa penelitian juga menunjukkan bahwa kekurangan kadar vitamin D juga banyak ditemukan oleh mereka yang memiliki kadar kolesterol lebih dari batas normal.


Baca juga: Seputar Stroke, Kenali Gejala Awal dan Pengobatannya


Kapan Harus ke Dokter?

Anda sebaiknya segera memeriksakan kadar kolesterol ke dokter spesialis penyakit dalam jika:


  • Sudah berusia lebih dari 20 tahun
  • Memiliki riwayat keluarga dengan penyakit jantung atau kolesterol tinggi
  • Menerapkan pola makan tidak sehat
  • Kurang aktif atau jarang berolahraga
  • Mengidap penyakit diabetes atau hipertensi
  • Memiliki kebiasaan merokok
  • Pernah mengalami penyakit jantung atau stroke


Pemeriksaan kolesterol sedini mungkin sangat penting untuk mencegah komplikasi serius pada kesehatan Anda.


Baca juga: 13 Gejala Serangan Jantung yang Harus Diwaspadai



Diagnosis Kolesterol Tinggi

Dalam menegakkan diagnosis kolesterol tinggi, dokter spesialis penyakit dalam akan melakukan serangkaian pemeriksaan, yang diawali dengan tanya jawab medis (anamnesis) terkait gaya hidup, riwayat kesehatan pasien maupun keluarganya, serta faktor risiko yang lain.


Selama wawancara, dokter akan mengajukan beberapa pertanyaan terkait kebiasaan makan, tingkat aktivitas fisik, serta adanya keluhan kesehatan yang mungkin terkait dengan komplikasi kolesterol tinggi. Informasi tentang penyakit yang pernah dialami oleh pasien, seperti diabetes atau penyakit jantung, juga akan diajukan.


Setelah itu, dokter akan melanjutkan dengan pemeriksaan fisik, termasuk memeriksa tanda-tanda yang dapat muncul akibat kolesterol tinggi, misalnya penumpukan lemak di kulit atau sekitar mata (xanthelasma).


Untuk memastikan diagnosis, pemeriksaan penunjang berupa tes darah untuk mengetahui profil lipid akan dilakukan. Pemeriksaan ini, akan memaparkan hasil pemeriksaan kadar kolesterol total, LDL, HDL, dan trigliserida. Sebagian dokter mungkin menganjurkan pasien untuk berpuasa terlebih dahulu selama 9-12 jam sebelum melakukan tes kolesterol. Hasil pemeriksaan ini akan menjadi acuan dokter dalam menentukan diagnosis dan langkah pengobatan yang sesuai.


Baca juga: Apakah Penyakit Jantung Bisa Sembuh? Penyakit Jantung dan Upaya Pencegahannya


Pengobatan Kolesterol Tinggi

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, kolesterol tinggi umumnya tidak menimbulkan gejala, dan baru diketahui ketika komplikasi sudah terjadi. Oleh karena itu, skrining dan pengobatan dini dari dokter sangat diperlukan untuk menurunkan kadar kolesterol jahat dalam darah dan mencegah terjadinya komplikasi dari kolesterol tinggi.


Pada dasarnya, tujuan pengobatan kolesterol tinggi adalah menurunkan kadar kolesterol jahat (LDL), meningkatkan kolesterol baik (HDL), serta menjaga kadar trigliserida tetap dalam batas normal. Berikut ini adalah beberapa upaya untuk mencapai kondisi tersebut:


  • Peresepan obat-obatan untuk menurunkan kadar kolesterol LDL, menghambat penyerapan kolesterol dari makanan, menurunkan trigliserida dan meningkatkan HDL, maupun mengikat asam empedu 
  • Terapi suntik untuk kasus kolesterol sangat tinggi atau tidak responsif terhadap konsumsi obat kolesterol biasa


Selain itu, dokter juga menganjurkan pasien kolesterol tinggi untuk menerapkan pola makan sehat, yakni dengan mengurangi asupan lemak jenuh dan lemak trans, serta memperbanyak konsumsi makanan tinggi serat. Pasien juga sebaiknya berolahraga secara teratur, seperti jalan cepat, bersepeda, atau berenang minimal 150 menit per minggu atau 30 menit per hari. Kontrol rutin untuk memantau kadar kolesterol juga penting untuk menilai efektivitas pengobatan dan menyesuaikan terapi.


Dengan pengobatan sesuai arahan dokter dan penerapan gaya hidup sehat, Anda dapat menurunkan kolesterol berlebih dalam tubuh dengan lebih efektif. Sehingga risko komplikasi lebih lanjut bisa diminimalkan.


Baca juga: 8 Pilihan Olahraga untuk Menurunkan Kolesterol yang Patut Dicoba!


Komplikasi Kolesterol Tinggi

Tanpa penanganan yang tepat, kolesterol tinggi bisa menyebabkan terjadinya komplikasi, seperti: 


  • Aterosklerosis, yakni penumpukan kolesterol (plak) di dinding arteri sehingga menyebabkan penyempitan pembuluh darah, yang bisa memicu peningkatan tekanan darah
  • Angina atau nyeri dada akibat aliran darah ke jantung tidak lancar
  • Stroke akibat adanya sumbatan aliran darah ke otak 
  • Penyakit arteri perifer, yakni gangguan aliran darah ke lengan atau tungkai yang menyebabkan nyeri saat berjalan


Pencegahan Kolesterol Tinggi

Kolesterol tinggi bisa dicegah, terutama jika Anda tidak memiliki riwayat keturunan atau kondisi genetik yang menyebabkan kolesterol tinggi sejak lahir. Pencegahan dini sangat penting untuk menjaga kesehatan jantung dan pembuluh darah tetap optimal.


Berikut ini adalah beberapa tips untuk mencegah kolesterol tinggi:


  • Perbanyak konsumsi serat dari buah, sayur, dan biji-bijian utuh
  • Rutin berolahraga minimal selama 30 menit setiap hari
  • Berhenti merokok
  • Pertahankan berat badan ideal
  • Batasi konsumsi minuman beralkohol
  • Konsumsi makanan bergizi, terutama yang mengandung lemak sehat seperti alpukat, kacang-kacangan, dan ikan


Dengan menerapkan gaya hidup sehat secara konsisten, kadar kolesterol dapat tetap terjaga dalam batas normal dan risiko komplikasi serius dapat diminimalkan.


Pada dasarnya, keluhan kolesterol tinggi tidak bisa sembuh sepenuhnya. Namun, kadar kolesterol jahat yang tinggi bisa dikontrol dengan baik melalui perubahan gaya hidup yang sehat dan konsisten.

Untuk mencegah terjadinya komplikasi, Anda disarankan rutin memeriksakan diri ke dokter spesialis penyakit dalam di RS Pondok Indah guna memantau kadar kolesterol dan kondisi kesehatan.


Selain itu, Anda juga disarankan untuk melakukan medical check up (MCU) secara berkala untuk memantau dan menjaga kesehatan Anda secara maksimal. Anda bisa melakukan pemeriksaan kesehatan secara menyeluruh atau medical check up di Executive Health Check Up yang ada di RS Pondok Indah cabang terdekat.


RS Pondok Indah didukung oleh dokter spesialis berpengalaman dan fasilitas medis berteknologi terkini, sehingga Anda akan mendapatkan penanganan yang optimal dan terpercaya. Dengan deteksi dini dan perawatan yang tepat, risiko bahaya akibat kolesterol tinggi dapat ditekan semaksimal mungkin.


Baca juga: Kolesterol Naik, Apa yang Harus Dilakukan?



FAQ


Apa Itu Kolesterol HDL, LDL, dan Trigliserida?

Ketiganya merupakan bagian dari lipid dalam darah yang penting dipantau untuk menjaga kesehatan jantung dan pembuluh darah.


Kolesterol HDL (high density lipoprotein) adalah kolesterol baik yang membantu mengangkut kolesterol dari pembuluh darah ke hati untuk diproses dan dikeluarkan. LDL (low density lipoprotein) adalah kolesterol jahat yang dapat menumpuk di dinding pembuluh darah, menyebabkan penyumbatan dan risiko penyakit jantung. Trigliserida adalah jenis lemak yang tersimpan di dalam darah dan digunakan sebagai sumber energi.


Mana yang Lebih Buruk, Trigliserida Tinggi atau Kolesterol LDL Tinggi?

Kadar trigliserida tinggi dan LDL tinggi sama-sama berbahaya bagi kesehatan. Kadar LDL tinggi akan meningkatkan risiko seseorang mengalami penyakit jantung, karena menyebabkan penyumbatan pembuluh darah. Namun, trigliserida tinggi juga bisa meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular, terutama bila disertai faktor risiko lain seperti obesitas atau diabetes.


Bagaimana Cara Mencegah Hiperkolesterolemia?

Lakukan berbagai tips berikut ini untuk mencegah hiperkolesterolemia:


  • Terapkan pola hidup sehat
  • Rutin berolahraga, minimal 150 menit seminggu
  • Hindari merokok dan mengonsumsi alkohol
  • Kurangi konsumsi makanan yang mengandung lemak jenuh
  • Jaga berat badan ideal


Selain itu, jangan lupa untuk memeriksakan kesehatan secara rutin untuk memantau kadar kolesterol, terutama bila Anda memiliki keluarga dengan kolesterol tinggi atau penyakit kardiovaskular. Konsultasi dengan dokter spesialis penyakit dalam bisa dijadwalkan untuk langkah pencegahan sedini mungkin.


Kolesterol Tinggi Tidak Boleh Makan Apa Saja?

Bila Anda memiliki kadar kolesterol tinggi, hindari konsumsi makanan berikut ini:


  • Makanan tinggi lemak jenuh dan lemak trans, seperti gorengan, daging berlemak, dan kulit ayam
  • Makanan cepat saji
  • Makanan ultra-processed
  • Produk susu tinggi lemak


Sebaliknya, konsumsilah makanan yang kaya serat, lemak sehat, dan tidak mengandung lemak jenuh untuk membantu menurunkan kadar kolesterol dalam tubuh.




Referensi:

  1. Liu C, Dhindsa D, et al,. Very high high-density lipoprotein cholesterol levels and cardiovascular mortality. The American journal of cardiology. 2022. (https://www.sciencedirect.com/science/article/abs/pii/S0002914921011875). Diakses pada 18 Juli 2025.
  2. Centers for Disease Control and Prevention. LDL and HDL Cholesterol and Triglycerides. (https://www.cdc.gov/cholesterol/about/ldl-and-hdl-cholesterol-and-triglycerides.html). Direvisi terakhir 15 Mei 2024. Diakses pada 18 Juli 2025.
  3. American Heart Association. Prevention and Treatment of High Cholesterol (Hyperlipidemia). (https://www.heart.org/en/health-topics/cholesterol/prevention-and-treatment-of-high-cholesterol-hyperlipidemia). Direvisi terakhir 19 Februari 2024. Diakses pada 18 Juli 2025.
  4. Cleveland Clinic. Cholesterol Levels. (https://my.clevelandclinic.org/health/articles/11920-cholesterol-numbers-what-do-they-mean). Direvisi terakhir 19 Juli 2024. Diakses pada 18 Juli 2025.
  5. Cleveland Clinic. Hypercholesterolemia. (https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/23921-hypercholesterolemia#symptoms-and-causes). Direvisi terakhir 1 Agustus 2022. Diakses pada 18 Juli 2025.
  6. Cleveland Clinic. Xanthelasma. (https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/23385-xanthelasma). Direvisi terakhir 25 Juni 2022. Diakses pada 18 Juli 2025.
  7. Mayo Clinic. High Cholesterol. (https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/high-blood-cholesterol/symptoms-causes/syc-20350800). Direvisi terakhir 7 Maret 2025. Diakses pada 18 Juli 2025.