Tinnitus, Kenali Gejala hingga Pengobatannya

Oleh Tim RS Pondok Indah

Rabu, 04 Juni 2025

RSPI Facebook linkRSPI twitter linkRSPI Linkedin link
RSPI link

Tinnitus atau telinga berdenging mungkin pernah Anda alami. Apakah kondisi ini berbahaya? Dan kapan telinga berdenging harus diperiksa dan ditangani oleh dokter?

Tinnitus, Kenali Gejala hingga Pengobatannya

Gangguan pendengaran tidak selalu berupa tuli atau berkurangnya kemampuan mendengar. Terdengarnya suara berdenging atau berdengung tanpa adanya sumber suara nyata di sekitar, yang dikenal dengan tinnitus, juga termasuk salah satu gangguan pendengaran. Kondisi ini bukanlah penyakit, melainkan gejala dari suatu kondisi yang mendasarinya. Lalu apakah tinnitus tetap memerlukan penanganan dari dokter? Simak penjelasan di bawah ini.


Apa Itu Tinnitus?

Tinnitus adalah sensasi telinga berdenging tanpa adanya sumber suara eksternal. Suara ini berasal dari sistem saraf, sehingga hanya terdengar oleh penderitanya. Secara medis, tinnitus termasuk gangguan persepsi sensorik, di mana otak salah mengartikan sinyal dari sistem pendengaran.


Pemahaman tentang tinnitus penting karena keluhan ini bukan suatu penyakit, tetapi gejala dari kondisi medis lain yang dapat berdampak besar pada kualitas hidup penderitanya, terutama jika berlangsung dalam jangka panjang (kronis).


Baca juga: Ketahui Gangguan Pendengaran, Penyebab, Jenis, dan Cara Mendeteksinya



Gejala Tinnitus

Gejala tinnitus bisa berbeda pada setiap orang, dan keluhan bisa saja terjadi pada salah satu atau kedua telinga. Meski identik dengan telinga berdenging, penderitanya bisa mendengar aliran darah sebagai suara mendesir atau berderu. Selain itu, tinnitus dapat menyebabkan penderitanya mengalami sensasi suara yang berbeda-beda. Berikut ini adalah suara yang kerap dikeluhkan oleh pasien tinnitus:


  • Berdenging 
  • Berdesis
  • Berderu
  • Berdetak
  • Bersiul
  • Bergemuruh


Pada sebagian orang, tinnitus mungkin hanya muncul ringan dan tidak terlalu mengganggu. Namun, pada kasus yang lebih parah, kondisi ini bisa sangat mengganggu hingga memengaruhi konsentrasi, tidur, bahkan aktivitas sehari-hari.


Baca juga: Telinga Tidak Bisa Mendengar Sebelah, Ketahui Penyebab, Gejala, dan Pengobatan


Penyebab Tinnitus

Tinnitus terjadi akibat gangguan pada sistem pendengaran, terutama pada sel-sel rambut pendengaran di koklea. Normalnya, gelombang suara ditangkap oleh telinga luar, diteruskan ke telinga tengah, lalu diubah menjadi sinyal listrik oleh sel-sel rambut di koklea. Sinyal ini kemudian dikirim ke otak melalui saraf pendengaran.


Ketika salah satu bagian dari proses ini terganggu, otak bisa salah menangkap sinyal dan memunculkan sensasi suara yang tidak nyata.


Kondisi medis yang dapat menjadi penyebab tinnitus antara lain:


  • Gangguan telinga bagian dalam, seperti penyakit Meniere maupun neuroma akustik atau tumor jinak pada saraf keseimbangan dan pendengaran di telinga dalam
  • Gangguan pada tulang pendengaran (otosklerosis) 
  • Cedera kepala atau leher 
  • Kelainan pada pembuluh darah di sekitar telinga
  • Disfungsi sendi temporomandibular yang berada dekat dengan saluran telinga
  • Efek samping obat-obatan tertentu misalnya, beberapa jenis antibiotik, kemoterapi, dan obat antimalaria
  • Penumpukan kotoran telinga yang menghambat saluran telinga
  • Mendengar suara yang sangat keras secara terus-menerus


Baca juga: Mengenal Radang Telinga Luar, Penyebab Hingga Penanganannya 


Faktor Risiko Tinnitus

Beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami tinnitus, yaitu:


  • Paparan suara bising atau paparan suara keras berkepanjangan
  • Usia lanjut
  • Kebiasaan merokok dan konsumsi minuman beralkohol secara berlebih
  • Riwayat cedera kepala atau radang sendi
  • Menderita obesitas atau penyakit jantung


Kapan Harus ke Dokter?

Segera konsultasikan dengan dokter spesialis THT di Rumah Sakit Pondok Indah jika:


  • Tinnitus mulai terjadi setelah infeksi saluran pernapasan atas, seperti flu, dan tidak membaik dalam waktu satu minggu
  • Tinnitus disertai dengan gangguan pendengaran atau sensasi pusing berputar (vertigo)
  • Tinnitus sudah mulai menimbulkan stres, kecemasan, bahkan gejala depresi
  • Telinga berdenging terjadi secara tiba-tiba, tanpa sebab yang jelas dan terasa sangat hebat


Pemeriksaan lebih awal dapat membantu mengetahui penyebabnya dan menentukan penanganan yang sesuai, terutama jika tinnitus menjadi tanda dari kondisi medis yang lebih serius.


Baca juga: Gendang Telinga Berlubang, Perlukah Ditambal?



Diagnosis Tinnitus

Dokter tentu perlu menegakkan diagnosis tinnitus sebelum memberikan penanganan yang sesuai. Untuk menegakkan diagnosis, dokter THT akan melakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik, termasuk tes pendengaran. 


Selain itu, beberapa pemeriksaan pencitraan, seperti tes darah, CT scan atau MRI juga mugkin dilakukan oleh dokter untuk memastikan hasil pemeriksaan.


Pengobatan Tinnitus

Pengobatan tinnitus bergantung pada keparahan dan penyebab yang mendasarinya. Tujuan pengobatan difokuskan untuk mengatasi kondisi penyebab tinnitus dan meredakan keluhan yang dirasakan. 

Secara umum, dokter THT bisa memberikan pengobatan tinnitus seperti berikut ini:


  • Pembersihan kotoran telinga
  • Terapi suara dengan suara lembut, agar suara yang mengganggu tidak terlalu dominan dan membuat pasien merasa lebih nyaman, terutama saat beristirahat
  • Terapi psikologis untuk mengatasi, seperti terapi perilaku kognitif dan tinnitus retraining therapy (TRT) stres, cemas, bahkan depresi yang muncul akibat tinnitus
  • Penggunaan obat-obatan, baik untuk mengatasi kondisi yang mendasari tinnitus, maupun meringankan tinnitus serta gangguan penyerta, seperti kecemasan atau depresi


Baca juga: Cari Jadwal Dokter THT Jakarta dan Tangerang


Komplikasi Tinnitus

Tinnitus yang tidak ditangani dengan baik dapat memicu berbagai masalah lain, seperti:


  • Gangguan tidur, baik berupa insomnia maupun kualitas tidur yang buruk
  • Kelelahan kronis akibat tidur terganggu atau stres
  • Stres dan mudah marah
  • Penurunan fungsi otak, seperti kesulitan berkonsentrasi dan mengingat
  • Penyakit mental, seperti kecemasan dan depresi
  • Gangguan komunikasi dalam interaksi sosial atau pekerjaan


Pencegahan Tinnitus

Beberapa jenis tinnitus tidak bisa dicegah sepenuhnya, tetapi Anda bisa menerapkan beberapa langkah pencegahan ini bisa mengurangi risikonya:


  • Gunakan pelindung telinga saat berada di lingkungan bising 
  • Jaga volume tetap rendah saat menggunakan earbuds atau earphone
  • Bersihkan kotoran telinga dan kontrol kesehatan telinga secara rutin ke dokter spesialis THT
  • Terapkan pola hidup sehat, seperti rutin berolahraga, konsumsi makanan bernutrisi seimbang, dan kelola stres dengan baik
  • Batasi konsumsi minuman beralkohol dan berkafein, serta jangan merokok


Tinnitus memang bisa menimbulkan rasa tidak nyaman dan mengganggu aktivitas sehari-hari. Namun, penanganan yang diberikan oleh dokter spesialis THT bisa meredakan keluhan dan membuat aktivitas Anda kembali produktif.


Oleh karena itu, pastikan Anda membuat janji konsultasi dengan dokter spesialis THT di Rumah Sakit Pondok Indah guna mengatasi tinnitus yang terjadi. Pemeriksaan dan penanganan oleh dokter spesialis yang berpengalaman di RS Pondok Indah yang didukung dengan fasilitas medis terkini akan memberikan hasil penanganan yang optimal.


Baca juga: Implan Koklea untuk Pendengaran Lebih Baik



FAQ


Bagaimana Bunyi Tinnitus?

Bunyi tinnitus dapat didengar sebagai sensasi berdenging, berdesir, berderu, berdetak, atau bergemuruh. Suara ini terdengar oleh penderita meski tidak ada sumber suara eksternal. Volume dan tingkat kekuatannya bervariasi dari ringan hingga sangat mengganggu.


Apa yang Terjadi Jika Tinnitus Dibiarkan?

Jika dibiarkan tinnitus dapat menyebabkan stres berkepanjangan, gangguan tidur, kelelahan kronis, penurunan fungsi otak, bahkan depresi. Oleh sebab itu, jangan mengabaikan tinnitus dan segera konsultasikan dengan dokter spesialis THT agar gejala tidak semakin memburuk.


Apakah Tinnitus Bisa Menyebabkan Tuli?

Tinnitus sendiri tidak menyebabkan tuli atau kehilangan pendengaran. Namun, tinnitus bisa menjadi pertanda adanya kondisi medis yang dapat menyebabkan gangguan pendengaran bila tidak ditangani.

Bila Anda mengalami tinnitus, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter spesialis THT. Pemeriksaan lebih lanjut dapat membantu dokter menentukan penyebab tinnitus dan menanganinya sebelum bertambah parah.


Kapan Tinnitus Bisa Sembuh?

Waktu penyembuhan tinnitus bisa beragam, tergantung dari faktor penyebab dan tingkat keparahanannya. Jika disebabkan oleh faktor sementara, seperti penumpukan kotoran telinga atau infeksi telinga, tinnitus mungkin dapat sembuh dalam 1-4 minggu. Namun, jika tinnitus disebabkan oleh kerusakan permanen pada struktur telinga, tinnitus bisa menjadi kronis dan tidak bisa sembuh sepenuhnya. Untuk menjaga fungsi pendegaran, dokter THT akan menyarankan penggunaan alat bantu dengar.


Apakah Kotoran Telinga Bisa Menyebabkan Tinnitus?

Kotoran telinga yang menumpuk dapat menghambat proses penghantaran getar suara dan menyebabkan tinnitus. Bila hal ini terjadi, dokter spesialis THT dapat membersihkan kotoran telinga untuk menangani tinnitus.


Referensi:

  1. Alashram, A. R. Effects of tinnitus retraining therapy on patients with tinnitus: A systematic review of randomized controlled trials. European Archives of Oto-Rhino-Laryngology. 2025. (https://link.springer.com/article/10.1007/s00405-024-08907-3). Diakses pada 26 Mei 2025.
  2. National Institute on Deafness and Other Communication Disorders. Tinnitus. (https://www.nidcd.nih.gov/health/tinnitus). Direvisi terakhir 1 Mei 2023. Diakses pada 26 Mei 2025.
  3. Cleveland Clinic. Tinnitus. (https://my.clevelandclinic.org/health/symptoms/14164-tinnitus#care-and-treatment). Direvisi terakhir 4 Desember 2023. Diakses pada 26 Mei 2025.
  4. Mayo Clinic. Tinnitus. (https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/tinnitus/diagnosis-treatment/drc-20350162). Direvisi terakhir 30 November 2022. Diakses pada 26 Mei 2025.
  5. Harvard Medical School. Tinnitus: Ringing in the ears and what to do about it. (https://www.health.harvard.edu/newsletter_article/tinnitus-ringing-in-the-ears-and-what-to-do-about-it). Direvisi terakhir 15 Agustus 2022. Diakses pada 26 Mei 2025.