Gendang Telinga Berlubang Perlukah Ditambal?

Selasa, 12 Maret 2024

RSPI Facebook linkRSPI twitter linkRSPI Linkedin link
RSPI link

Pertanyaan yang cukup sering dilontarkan: seberapa pentingkah operasi tambal gendang telinga atau timpanoplasti?

Gendang Telinga Berlubang Perlukah Ditambal?

Pertanyaan yang cukup sering dilontarkan: seberapa pentingkah operasi tambal gendang telinga atau timpanoplasti?


Source:commons.wikimedia.org


Mengenal Membran Timpani

Gendang telinga atau disebut juga membran timpani adalah selaput yang memisahkan saluran suara luar (warna hijau), dengan rongga dalam gendang telinga (warna merah). Gendang telinga berfungsi untuk menghantarkan suara ke pusat penangkap suara yang disebut dengan koklea (rumah siput), juga berfungsi sebagai pemisah antara dunia luar dengan rongga di dalam gendang telinga.


Bayangkan gendang telinga ibarat drum/alat musik gendang dengan ruangan dalamnya yang harus selalu bersih. Jika kulit drum itu robek, maka setiap kali ada kuman masuk, akan terjadi penyakit otitis media atau radang telinga tengah, yang kadang dikenal dengan ‘congek’.


Kondisi gendang telinga pecah tidak selalu menyebabkan infeksi. Namun, seseorang yang gendang telinganya pecah memiliki risiko untuk terjadi infeksi atau radang telinga tengah berulang.


Jika telinga sedang terinfeksi, maka tanda yang paling jelas adalah keluar cairan dari telinga. Cairan bisa berlendir bening, atau berbau seperti nanah. Dalam kondisi seperti ini, dokter spesialis THT akan meresepkan obat-obatan untuk mengatasi infeksi tersebut. Namun, obat-obatan tersebut tidak bisa menyembuhkan gendang telinga yang pecah.


Baca juga: Jaga Kesehatan Telinga di Usia Produktif


Apabila Gendang Telinga Berlubang atau Pecah

Jika terjadi kerusakan pada organ, tentu secara alami tubuh kita akan berusaha memperbaiki. Dalam hal ini, jika gendang telinga pecah untuk pertama kali, gendang telinga tersebut akan berusaha menutup sendiri. Pada kondisi bebas infeksi, biasanya gendang telinga bisa menutup dengan sendirinya. Tapi, jika setelah dua minggu gendang telinga tidak menutup sendiri, biasanya lubang di gendang telinga akan menjadi permanen.


Apabila sudah ada lubang yang permanen, setiap kali kuman masuk akibat kemasukan air, atau kotoran akibat mengorek telinga, akan terjadi otitis media berulang. Pengulangan ini akan membuat robekan di gendang telinga semakin besar, serta menurunkan fungsi saraf pendengaran dalam rumah siput akibat adanya infeksi. Infeksi berulang memerlukan pengobatan antibiotik tetes secara berulang yang dapat menyebabkan fungsi saraf pendengaran semakin menurun.


Gendang telinga yang berlubang tapi tidak pernah keluar cairan juga tetap perlu ditambal, karena gendang telinga yang terbuka adalah sumber dari infeksi berulang dan gangguan pendengaran.


Baca juga: Hindari Risiko Gangguan Pendengaran Sejak Dini


Yang Sebaiknya Dilakukan Apabila Gendang Telinga Pecah

Dokter akan menyesuaikan tindakan operasi dengan melihat kondisi pasien sesuai usia dan aktivitasnya.


  • Pada anak-anak, tindakan operasi biasanya ditunda hingga liang telinga cukup lebar. Liang telinga anak-anak masih akan tumbuh, sedangkan luka akan membuat liang telinga anak terbentuk jaringan parut yang dapat membuat liang telinga menyempit. Operasi gendang telinga pada anak-anak lebih diutamakan pada infeksi telinga yang sering kali berulang.


  • Pada orang dewasa, terutama pada dewasa muda, operasi gendang telinga merupakan hal yang paling direkomendasikan, karena pola hidup mereka yang cenderung lebih aktif, misalnya seperti aktivitas berenang. Belum lagi kebiasaan mengorek telinga, yang sering mengakibatkan infeksi menjadi lebih berat.


  • Pada orang lanjut usia, penentuan operasi biasanya tergantung dari aktivitas pasien. Jika aktivitasnya masih tinggi dan memerlukan komunikasi intens, sangat disarankan untuk menambal gendang telinga. Pertimbangan tidak melakukan operasi gendang telinga pada orang lanjut usia cenderung pada permasalahan fisik lain, seperti adanya penyakit gangguan jantung, ginjal, atau diabetes melitus. Boleh atau tidaknya dilakukan operasi tergantung dari hasil-hasil pemeriksaan sebelum operasi.


Baca juga: Implan Koklea untuk Pendengaran Lebih Baik


Operasi yang dilakukan merupakan operasi mikroskopis yang dapat dilakukan langsung dari liang telinga tergantung besar kecilnya lubang, dan sering tidaknya riwayat keluar cairan. Dalam beberapa kondisi, operasi bisa dilakukan dengan melakukan pembedahan dari belakang liang telinga. Biasanya dokter akan menjelaskan tujuan utama dari operasi yang bisa saja berbeda untuk setiap orang


Tujuan operasi utama adalah untuk mendapatkan gendang telinga utuh dan bebas infeksi. Sedangkan prosedur perbaikan pendengaran dapat dilakukan pada saat bersamaan, atau bisa saja dilakukan pada tahap kedua. Tergantung kondisi pasien saat itu.


Perawatan setelah operasi juga merupakan prosedur yang penting dilakukan. Saat setelah operasi, pasien akan bangun dalam kondisi liang telinga disumbat. Jika operasi dilakukan dari belakang liang telinga, biasanya dokter akan memasang perban elastis. Rasa nyeri saat operasi cukup minimal jika dibandingkan dengan operasi amandel.


Pasien perlu menjaga agar tidak buang ingus keras setelah operasi, selama masih terpasang sumbatan liang telinga. Jika pasien akan bersin atau batuk, pasien perlu buka mulut, agar tekanan tidak masuk ke dalam telinga yang dapat mengganggu penyembuhan gendang telinga yang baru.


Apakah Ada Risiko Operasi?

Setiap prosedur tindakan tentu ada risikonya. Namun tentu kita perlu menimbang baik buruknya setiap prosedur jika dilakukan operasi, atau jika tidak dilakukan operasi. Selain risiko dari tindakan pembiuasan, risiko yang bisa terjadi setelah operasi gendang telinga adalah kebocoran berulang, infeksi, perdarahan, vertigo, dan muka mencong.


Muka mencong bisa terjadi, karena dalam gendang telinga terdapat saraf wajah yang melintang. Jika terkena trauma, saraf tersebut dapat membengkak dan membuat muka mencong menyerupai penyakit bell's palsy.


Walaupun jarang sekali terjadi, hal ini merupakan komplikasi yang dikhawatirkan. Risiko dari tindakan tentu akan semakin berkurang jika kondisi pasien tidak terlalu berat, dan akan semakin besar jika kondisi sebelum operasi lebih berat.


Pada kasus yang berat, gendang telinga berlubang yang tidak dioperasi biasanya sering mengeluarkan cairan dan bau. Selain itu, risiko untuk terjadi tuli saraf, ventigo, infeksi otak, dan muka mencong akan lebih besar. Sehingga, pada kasus tersebut, operasi menjadi hal wajib untuk dilakukan.