Pentingnya Pacemaker untuk Penderita Aritmia

Rabu, 28 Februari 2024

RSPI Facebook linkRSPI twitter linkRSPI Linkedin link
RSPI link

Ketika jantung mulai berdetak lebih cepat atau lambat secara tidak normal, mungkin Anda mengalami gejala aritmia

Pentingnya Pacemaker untuk Penderita Aritmia

Aritmia adalah gangguan pada irama jantung, atau abnormalitas penjalaran impuls listrik ke miokardium. Penderita aritmia dapat merasakan irama jantungnya terlalu cepat, terlalu lambat, atau tidak teratur. Maka itu, berdasarkan gejala klinisnya, aritmia dapat dibagi tiga kelompok besar, yaitu:


  • Bradiaritmia, laju jantung yang terlalu lambat (kurang dari 60 kali per menit)


  • Takiaritmia, laju jantung yang terlalu cepat (lebih dari 100 kpm)


  • Laju jantung yang tidak teratur (ireguler)


Sebenarnya aritmia normal terjadi pada kondisi jantung yang sehat. Namun jika terjadi terus menerus atau berulang, aritmia menjadi pertanda adanya masalah pada organ jantung. Aritmia dapat terjadi tanpa gejala, sehingga kadang tidak Anda sadari.


Akan tetapi, ada beberapa gejala aritmia yang dapat diidentifikasi sendiri oleh penderitanya.


Pada pasien dengan jantung berdetak lebih cepat dari normal (takikardia) biasanya akan terasa berdebar, jantung seperti berpacu kencang, nyeri dada, dan sesak napas. Sedangkan pasien dengan jantung berdetak lambat dari normal (bradikardia) akan merasa kliyengan, pusing, cepat lelah, dan pingsan berulang.


Oleh karena itu, pemeriksaan oleh dokter spesialis jantung dan pembuluh darah sangat diperlukan agar dapat mengetahui penyebab gejala tersebut. 


Penyebab Aritmia

Aritmia terjadi ketika impuls listrik yang berfungsi mengatur detak jantung tidak bekerja dengan baik. Kondisi tersebut dapat disebabkan oleh konsumsi obat pilek atau obat alergi, sleep apnea, hipertensi, diabetes, gangguan elektrolit (kelebihan atau kekurangan kalium), gangguan tiroid (seperti hipertiroidisme), kelainan katup jantung, penyakit jantung bawaan, penyakit jantung koroner, dan serangan jantung.


Selain kondisi medis, aritmia juga dapat dipicu oleh gaya hidup yang tidak sehat, seperti tidak mengelola stres dengan baik, kurang tidur, merokok, penyalahgunaan NAPZA, serta mengonsumsi minuman beralkohol atau berkafein secara berlebihan.


Untuk menentukan apakah Anda menderita aritmia, dokter akan menanyakan gejala yang muncul dan mendengarkan detak jantung Anda. Setelah itu, dokter akan melakukan beberapa pemeriksaan lebih lanjut, mulai dari elektrokardiogram (EKG), uji latih jantung, dan echocardiography jantung.


Dokter juga dapat menjalankan pemeriksaan lain, guna melihat kemungkinan adanya penyakit yang mendasari aritmia, seperti pengukuran kadar elektrolit, pengukuran kadar gula darah, pemeriksaan pencitraan/radiologi, dan tindakan invasif seperti studi elektrofisiologi, serta kateterisasi jantung.


Atur Irama dengan Pacemaker

Ketika detak jantung Anda terlalu lambat (bradikardia) atau tak beraturan, dengan kondisi kadang cepat kadang lambat atau detak kadang berselang terlalu lama (pause), biasanya dokter akan menyarankan untuk memasang alat pacu jantung yang lazim dikenal dengan pacemaker.


Pacemaker adalah seperangkat alat kecil terdiri dari dua bagian, generator dan kabel timah (elektroda), yang diletakkan atau ditanamkan di balik kulit di area dada untuk membantu mengontrol detak jantung.


Setelah dipasang, alat seukuran kotak korek api ini akan mengirimkan dorongan listrik kepada jantung melalui kabel-kabel kecil yang terhubung antar keduanya. Alat pacu jantung dapat diatur sedemikian rupa agar gelombang listrik yang dikeluarkan untuk membuat jantung berkontraksi sesuai dengan kebutuhan tubuh.


Pacemaker sendiri ada beberapa macam. Dokter akan menentukan jenis alat pacu jantung yang sesuai berdasarkan kondisi jantung Anda, yaitu:


  • Single chamber pacemaker menggunakan satu kabel timah dan dipasang pada serambi atau bilik jantung Anda


  • Dual chamber pacemaker menggunakan dua kabel timah yang dipasang pada serambi dan bilik jantung


  • Biventricular pacemaker menggunakan tiga kabel yang dipasang pada serambi kanan, bilik kanan, dan di dekat bilik kiri dari jantung


Aplikasi kain Pacemaker

Pacemaker juga dapat digunakan jika ada hambatan pada jalur listrik jantung Anda. Berikut adalah beberapa jenis penyakit yang memerlukan penggunaan alat pacu jantung:


  • Bradikardia, kelainan yang menyebabkan jantung berdetak terlalu pelan.


  • Hambatan listrik jantung, kelainan di mana gelombang listrik yang mengatur detak jantung tidak mengalir dengan baik.


  • Gagal jantung, kondisi di mana jantung tidak dapat memompa darah yang mencukupi kebutuhan tubuh,.


  • Henti jantung, kondisi di mana jantung berhenti berdetak


Hal yang harus diperhatikan oleh pengguna pacemaker:


  • Hindari menempelkan magnet pada pacemaker


  • Bekerja pada daerah tegangan listrik tinggi


  • Selalu menginformasikan ke dokter Anda jika memerlukan tindakan dengan elektrokauter


  • Hindari pula meletakkan ponsel maupun pemutar musik di dekat alat pacu jantung


Sementara itu, efek samping yang terjadi umumnya berasal dari prosedur pemasangan alat pacu jantung, bukan dari alat pacu jantung tersebut. Efek sampingnya berupa reaksi alergi, perdarahan, infeksi, dan kerusakan pembuluh darah.


Jika setelah pemasangan alat pacu jantung Anda mendapati adanya beberapa keluhan, seperti demam, perdarahan, kulit di sekitar lokasi pemasangan alat pacu jantung merah, bengkak, atau bernanah, maka perlu segera kembali untuk kontrol ke dokter.