Seputar Stroke, Kenali Gejala Awal dan Pengobatannya 

By Tim RS Pondok Indah

Friday, 18 July 2025

RSPI Facebook linkRSPI twitter linkRSPI Linkedin link
RSPI link

Stroke adalah kondisi di mana aliran darah ke otak tiba-tiba berhenti atau berkurang. Tanpa penanganan yang tepat dan cepat, kondisi ini bisa memengaruhi hidup pasien.

Seputar Stroke, Kenali Gejala Awal dan Pengobatannya 

Stroke merupakan penyakit yang mengancam jiwa karena kondisi ini bisa membuat sel otak mati. Secara global, stroke menjadi penyebab disabilitas nomor satu dan penyebab kematian nomor dua di dunia. Di Indonesia sendiri, jumlah penderita stroke mencapai 8,3 per 1.000 penduduk. 


Kondisi ini umumnya terjadi mendadak dan perlu mendapatkan penanganan segera untuk mencegah cacat atau kematian. 


Apa Itu Stroke?

Stroke adalah kondisi darurat medis yang terjadi ketika aliran atau pasokan darah ke otak terhenti secara mendadak. Akibatnya, suplai oksigen dan nutrisi ke sel otak berkurang, yang mana hal ini bisa menyebabkan kematian sel otak. 


Karena otak mengendalikan fungsi tertentu, seperti bicara, bergerak, atau berpikir, kematian sel otak akan berdampak pada fungsi tubuh manusia. Itulah mengapa gejala stroke sering kali ditandai dengan kelumpuhan atau kesulitan bicara. 


Stroke sendiri terbagi menjadi dua jenis, yaitu stroke iskemik dan stroke hemoragik. Stroke iskemik atau yang dikenal juga dengan stroke sumbatan, merupakan kasus stroke yang paling umum. Sementara itu, stroke hemoragik disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah yang memicu perdarahan di jaringan otak. 


Baca juga: Waspada Stroke di Usia Muda



Gejala Stroke

Perlu diketahui bahwa gejala stroke umumnya muncul secara mendadak, karena sumbatan atau pecahnya pembuluh darah pada otak terjadi tiba-tiba. Beberapa gejala stroke bisa dikenali sebagai:


  • Mual dan muntah
  • Sakit kepala hebat
  • Penglihatan kabur yang terjadi secara mendadak
  • Kelumpuhan pada satu sisi wajah atau wajah mencong, yang tampak sebagai senyum tidak simetris
  • Sulit bicara atau bicara tidak jelas, cadel
  • Kebingungan atau linglung
  • Kelumpuhan atau lemas pada salah satu sisi tubuh
  • Kehilangan keseimbangan
  • Kesulitan berjalan 
  • Penurunan bahkan kehilangan kesadaran


Jika Anda atau orang terdekat mengalami gejala stroke, segera hubungi IGD rumah sakit terdekat untuk pengalaman lebih lanjut. Semakin cepat penanganan diberikan, semakin besar pula peluang untuk pemulihan yang optimal.


Baca juga: Cegah Stroke Sekarang!


Penyebab Stroke

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, stroke terbagi menjadi dua jenis, yaitu stroke iskemik dan stroke hemoragik.


Pada stroke iskemik, penyebabnya adalah sumbatan pada pembuluh darah otak. Penyumbatan ini bisa disebabkan karena timbunan lemak yang menumpuk di pembuluh darah otak atau bekuan darah yang terbentuk di bagian tubuh lain, seperti jantung, yang kemudian terbawa ke otak. 


Sedangkan stroke hemoragik disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah otak. Hal ini bisa terjadi karena adanya titik lemah di dinding pembuluh darah (aneurisma otak), tumor otak, tekanan darah sangat tinggi, atau kondisi lain yang melemahkan pembuluh darah di otak.


Baca juga: Catat! 10 Ini Gejala Tumor Otak yang Perlu Diwaspadai


Faktor Risiko Stroke

Ada beberapa kondisi yang meningkatkan risiko seseorang terkena stroke, yaitu:



Baca juga: Terapi Endovaskular Invasif Minimal untuk Penanganan Stroke


Kapan Harus ke Dokter?

Apabila Anda atau orang terkasih menunjukkan salah satu gejala stroke, segera periksakan kondisi ke IGD di rumah sakit terdekat. Sebab stroke merupakan kondisi gawat darurat medis, yang memerlukan penanganan segera.


Selain itu, Anda yang memiliki faktor risiko stroke atau pernah mengalami stroke, sebaiknya rutin memeriksakan kesehatan dengan dokter spesialis neurologi untuk pengelolaan kondisi dan pencegahan serangan stroke. Buat janji temu dengan dokter spesialis neurologi di RS Pondok Indah cabang terdekat sekarang juga untuk pencegahan stroke yang optimal. 





Diagnosis Stroke

Diagnosis stroke harus dilakukan dengan cepat dan akurat, karena penanganan harus diberikan sesegera mungkin. Setibanya pasien di IGD rumah sakit, dokter akan langsung melakukan pemeriksaan fisik, termasuk pemeriksaan detak jantung, tekanan darah, dan pemeriksaan fungsi neurologis. 


Untuk menegakkan diagnosis, dokter juga dapat melakukan pemeriksaan penunjang berupa:


  • Tes darah, untuk memeriksa kadar gula darah serta seberapa cepat pembekuan darah terjadi 
  • CT scan, untuk memindai kondisi otak secara detail 
  • MRI, untuk mendeteksi jaringan otak yang rusak akibat stroke


Baca juga: Makanan untuk Orang Stroke Agar Proses Pemulihan Optimal


Pengobatan Stroke

Pengobatan stroke dilakukan berdasarkan jenis stroke yang dialami. Apabila pasien mengalami stroke iskemik, dokter akan memecahkan atau mengangkat bekuan darah dengan obat trombolitik atau pembedahan. 


Sementara jika pasien mengalami stroke hemoragik, pengobatan stroke yang utama adalah mengendalikan perdarahan. Dokter akan memberikan obat untuk menghentikan perdarahan dan mengatur tekanan darah. Dokter juga dapat melakukan pembedahan untuk mengurangi tekanan intrakranial. 


Setelah serangan stroke teratasi, pasien akan dipantau secara ketat setidaknya selama satu hari. Selanjutnya, pengobatan stroke difokuskan untuk membantu memulihkan fungsi tubuh melalui berbagai rehabilitasi, supaya pasien bisa kembali beraktivitas secara mandiri. Berikut ini adalah beberapa rehabilitasi untuk memaksimalkan pengobatan stroke:



Baca juga: Operasi Kraniotomi Pembedahan untuk Kasus Stroke


Komplikasi Stroke

Komplikasi stroke tergantung pada berapa lama otak kekurangan aliran darah dan bagian mana yang terdampak. Secara umum, komplikasi stroke bisa berupa:


  • Kelumpuhan
  • Kesulitan bicara
  • Gangguan menelan
  • Kesulitan berpikir atau hilang ingatan
  • Sulit mengendalikan emosi
  • Deep vein thrombosis 
  • Pneumonia
  • Kejang 
  • Serangan jantung
  • Emboli paru
  • Kematian


Baca juga: Akupunktur, Pilihan Terapi Rehabilitasi Pasca Stroke


Pencegahan Stroke

Penting untuk menerapkan pencegahan stroke, terutama bagi Anda yang memiliki faktor risiko atau pernah mengalami stroke sebelumnya. Pencegahan stroke bisa dilakukan dengan:


  • Menjaga tekanan darah normal
  • Mengonsumsi makanan bergizi seimbang
  • Membatasi konsumsi hidangan berlemak atau kolesterol tinggi 
  • Berhenti merokok
  • Selalu mengontrol kadar gula darah
  • Menjaga berat badan ideal
  • Berolahraga secara rutin, setidaknya 150 menit per minggu atau 30 menit per hari 
  • Membatasi konsumsi minuman beralkohol 


Apabila Anda pernah mengalami stroke sebelumnya, lakukan kontrol kesehatan rutin dengan dokter spesialis neurologi. Dokter akan membantu Anda memantau kondisi aliran darah ke otak serta meresepkan obat-obatan untuk mencegah serangan stroke berulang.


Untuk itu, segera jadwalkan janji temu dengan dokter neurologi di RS Pondok Indah sebagai langkah pencegahan stroke dan menjaga kualitas hidup Anda. 


Baca juga: Apakah Aneurisma Otak Bisa Sembuh? Temukan Jawabannya di Sini 



FAQ


Apa Saja Tanda Peringatan Stroke?


Tanda peringatan stroke meliputi:

  • Wajah terasa kaku atau tertarik saat senyum
  • Lengan atau kaki terasa lemas dan sulit digerakkan
  • Kesulitan berbicara atau memahami pembicaraan
  • Penglihatan kabur
  • Sakit kepala hebat
  • Kehilangan keseimbangan


Jika Anda mengalami satu atau lebih gejala di atas, segera hubungi IGD rumah sakit terdekat untuk mendapatkan penanganan medis yang sesuai.


Apa Penyebab Stroke pada Usia Muda?

Stroke pada usia muda dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti:


  • Riwayat keluarga dan faktor genetik
  • Riwayat kelainan dan penyakit jantung
  • Hipertensi
  • Pola hidup yang tidak sehat, termasuk kebiasaan merokok, konsumsi alkohol berlebih, serta obesitas dan gaya hidup sedenter


Kurangnya kesadaran akan faktor-faktor di atas menyebabkan risiko terkena stroke di usia muda meningkat.


Apakah Begadang Bisa Menyebabkan Stroke?

Terlalu sering begadang dan kurang tidur dapat meningkatkan risiko terkena stroke. Sebab pola tidur seperti ini dapat menyebabkan meningkatnya tekanan darah, stres, serta peradangan dalam tubuh. Hal-hal tersebut perlahan-lahan akan memperbesar peluang terjadinya stroke.


Kenapa Pasien Stroke Susah Berbicara?

Pasien stroke kesulitan berbicara karena stroke dapat merusak area otak yang mengontrol fungsi bicara dan bahasa. Kerusakan ini dapat mengganggu kemampuan pasien stroke dalam memahami atau menghasilkan kata-kata. Agar bisa pulih, pasien stroke memerlukan terapi bicara secara rutin untuk mengembalikan kemampuan komunikasinya.


Periksa Stroke ke Dokter Apa?

Jika Anda mengalami gejala stroke, segera periksakan ke dokter spesialis saraf. Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik neurologis, CT scan atau MRI otak untuk menentukan jenis stroke (sumbatan atau perdarahan), hingga memberikan penanganan darurat apabila dirasa diperlukan.


Jika Anda berlokasi di Jakarta Selatan dan sekitarnya, Anda dapat berkonsultasi dengan dokter kami di RS Pondok Indah - Pondok Indah. 


dr. Andre Sp. N

dr. Dinda Diafiri, Sp.N

dr. Fadhlan Rusdi, Sp. N

dr. Rubiana Nurhayati, Sp. N

dr. Tuti Hernawati Zacharia, Sp. N

dr. Vania Listiani Hidajat, Sp. N

dr. Witjahyakarta Widjaja, Sp. N

dr. Nurullah Armyta Tasrif, Sp. B.S


Anda yang berdomisili di Jakarta Barat dan sekitarnya dapat menjadwalkan janji temu dengan dokter kami di RS Pondok Indah - Puri Indah.


dr. Alifa Dimanti, Sp. N

dr. Firman Hendrik, Sp. N (via Call Center)

dr. Marcus Adityawan Bahroen, Sp. N

dr. Michael Setiawan, Sp. N

dr. Witjahyakarta Widjaja, Sp. N

dr. Arief Wicaksono, Sp. B.S


Kemudian apabila Anda bertempat tinggal di Bintaro Jaya, jangan ragu untuk membuat janji temu dengan dokter kami di RS Pondok Indah - Bintaro Jaya.


Dr. dr. Gea Pandhita, Sp. N, M.Kes

dr. Rubiana Nurhayati, Sp. N

dr. Sahat Aritonang, Sp. N, M.Si.Med, FINS

dr. Triana Ayuningtyas, Sp. N

dr. Zulfa Indah K. Fadhly, BMedSc, Sp. N

dr. Iqbal Rivai, Sp. B.S



Referensi:

  1. Feigin VL, Brainin M, et al,. World Stroke Organization: Global Stroke Fact Sheet 2025. International Journal of Stroke. 2025. (https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC11786524/). Diakses pada 8 Juli 2025. 
  2. National Heart, Lung, and Blood Institute. What Is a Stroke? (https://www.nhlbi.nih.gov/health/stroke). Direvisi terakhir 26 Mei 2023. Diakses pada 8 Juli 2025. 
  3. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. WEBINAR KENALI DAN CEGAH STROKE SEJAK DINI UNTUK MENGURANGI KECACATAN Angkatan 1. (https://lms.kemkes.go.id/courses/de66d781-4051-4bed-8658-e040c5cf0a48). Direvisi terakhir 2022. Diakses pada 8 Juli 2025. 
  4. Cleveland Clinic. Stroke. (https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/5601-stroke#symptoms-and-causes). Direvisi terakhir 27 Januari 2025. Diakses pada 8 Juli 2025. 
  5. Mayo Clinic. Stroke. (https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/stroke/symptoms-causes/syc-20350113). Direvisi terakhir 13 Desember 2024. Diakses pada 8 Juli 2025.