By Tim RS Pondok Indah
Rematik di usia muda tidak boleh dianggap sepele. Sebab jika tidak diobati sejak dini, kondisi ini bisa mengganggu aktivitas dan menimbulkan komplikasi berbahaya.
Rematik adalah penyakit yang menyerang sendi dan jaringan sekitarnya. Penyakit ini lebih sering menyerang orang berusia lanjut. Meski begitu, rematik juga bisa dialami oleh dewasa muda. Bila pada lansia, rematik kebanyakan disebabkan karena osteoarthritis maupun asam urat, penyebab rematik pada dewasa muda adalah rheumatoid arthritis, sementara juvenile idiopathic arthritis lebih sering menyerang anak-anak dan remaja.
Rematik akan menyebabkan peradangan pada sendi yang ditandai dengan gejala nyeri sendi terutama di pagi hari, sendi terasa kaku dan sulit digerakkan, bengkak dan kemerahan di sekitar persendian, demam ringan. Ketika mengalami serangan, nyeri sendi akibat rematik bahkan bisa membuat orang yang mengalami kondisi ini terbangun dari tidurnya.
Rematik di usia muda adalah kondisi ketika anak muda atau orang berusia di bawah 30 tahun mengalami peradangan sendi. Ada banyak jenis penyakit rematik, tetapi rematik yang sering dialami oleh pasien dewasa muda adalah rheumatoid arthritis dan juvenile idiopathic arthritis.
Rematik di usia muda umumnya disebabkan oleh gangguan autoimun atau faktor genetik. Sementara rematik di usia lanjut cenderung terjadi akibat proses penuaan, gangguan pada kesehatan persendian maupun tulang rawan, serta beban berlebih pada sendi, termasuk posisi yang salah saat beraktivitas.
Baca juga: 5 Mitos dan Fakta Terkait Penyakit Reumatik
Berikut ini adalah gejala rematik di usia muda yang sering dialami oleh penderitanya, yaitu:
Ada beberapa perbedaan gejala antara rematik di usia muda dan usia lanjut, yaitu:
Baca juga: Apakah Rematik di Usia Muda Berbahaya? Ini Jawabannya
Pada dasarnya, rematik di usia muda terjadi ketika sistem kekebalan tubuh menyerang sel dan jaringannya sendiri. Penyebab pasti terjadinya kesalahan sistem imun ini masih belum diketahui hingga saat ini. Namun, faktor genetik diduga dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami rematik di usia muda.
Ada beragam faktor risiko yang menyebabkan seseorang mengalami rematik di usia muda, yaitu:
Baca juga: Kenali Jenis Penyakit Reumatik dan Penyebabnya
Penderita rematik di usia muda perlu segera ke dokter spesialis penyakit dalam jika mengalami gejala berikut ini:
Rematik di usia muda tidak boleh dianggap sepele, apalagi jika penyakit ini menyerang anak-anak dan remaja. Sebab jika tidak diobati dengan tepat sejak awal, peradangan kronis dapat menyebabkan kerusakan sendi dan tulang secara permanen.
Tentu saja kondisi ini bisa mengganggu pertumbuhan anak dan remaja. Bahkan, seseorang yang mengalami rematik di usia muda berisiko tinggi mengalami osteoporosis dini. Jadi, segera lakukan konsultasi dan pemeriksaan ke dokter spesialis penyakit dalam di RS Pondok Indah cabang terdekat jika mengalami gejala di atas!
Baca juga: Apakah Rematik Bisa Sembuh? Penanganan Rematik untuk Memperlambat Keparahannya
Untuk menegakkan diagnosa rematik di usia muda, dokter spesialis penyakit dalam akan melakukan tanya jawab kepada pasien terlebih dahulu. Ada beberapa pertanyaan yang akan dokter tanyakan, yaitu:
Setelah mengajukan pertanyaan, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik, meliputi perubahan warna kulit di sekitar sendi yang sakit dan pembengkakan sendi yang muncul.
Selanjutnya, dokter akan melakukan pemeriksaan penunjang, meliputi:
Baca juga: Osteoporosis dan Reumatik
Penanganan rematik pada usia muda bertujuan untuk mengontrol peradangan yang terjadi, mengurangi rasa nyeri, sekaligus mencegah kerusakan sendi semakin parah. Dokter bisa saja meresepan beberapa obat-obatan untuk dikonsumsi, maupun penanganan medis lain, sebagai berikut ini:
Jika pengobatan di atas tidak bisa mengurangi keluhan rematik di usia muda, dokter spesialis penyakit dalam pun akan menganjurkan tindakan operasi yang akan dilakukan oleh dokter spesialis bedah ortopedi, khususnya jika terjadi kerusakan sendi berat.
Selain itu, dokter juga biasanya akan menyarankan penderita untuk menerapkan gaya hidup sehat dan pola makan sehat untuk meredakan gejala yang dialami dan mengoptimalkan pengobatan, sekaligus mencegah flare-up.
Baca juga: Kenali Penyebab Radang Sendi dan Cara Mengatasinya
Rematik di usia muda yang tidak ditangani sedini mungkin dapat menimbulkan beragam komplikasi, seperti:
Tidak semua rematik di usia muda bisa dicegah, karena penyebab terseringnya adalah penyakit autoimun. Namun, ada beberapa tips yang bisa Anda lakukan untuk mengurangi risiko dan memperlambat perburukan penyakit ini, yaitu:
Rematik di usia muda atau di usia lanjut tidak bisa disembuhkan secara permanen. Namun, pengobatan dan penanganan yang tepat sangat penting untuk mengurangi keluhan yang dialami sekaligus mencegah terjadinya komplikasi.
Segera lakukan konsultasi dan pemeriksaan ke dokter spesialis penyakit dalam di RS Pondok Indah cabang terdekat jika mengalami gejala rematik dan memiliki riwayat genetik penyakit autoimun. Dengan pemeriksaan dan pengobatan yang tepat dari dokter, rematik di usia muda dapat dikontrol dengan baik sehingga Anda bisa kembali beraktivitas tanpa keluhan.
Baca juga: Terapi TENS: Fisioterapi Menggunakan Listrik untuk Meredakan Nyeri
Nyeri di jari tangan dan kaki bisa jadi tanda rematik, terutama jika disertai pembengkakan, kaku, dan nyeri sendi yang berlangsung lama. Gejala ini sering muncul secara bertahap dan biasanya terasa lebih parah di pagi hari.
Namun, nyeri sendi juga bisa disebabkan oleh kondisi lain, jadi konsultasikan dengan dokter spesialis penyakit dalam untuk diagnosis dan penanganan yang tepat.
Rematik pada remaja bisa disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk genetik, kesalahan sistem imun yang menyerang diri sendiri (penyakit autoimun), infeksi, atau faktor lingkungan. Selain itu, stres dan cedera juga dapat memperparah gejala rematik pada remaja.
Juvenile Idiopathic Arthritis (JIA) biasanya dimulai dengan gejala seperti pembengkakan, kaku, dan nyeri pada sendi. Gejala-gejala tersebut biasanya muncul secara perlahan dan akan semakin memburuk seiring berjalannya waktu, terutama jika tidak segera ditangani.
Referensi: