Apakah Rematik di Usia Muda Berbahaya? Ini Jawabannya

Oleh Tim RS Pondok Indah

Rabu, 04 Juni 2025

RSPI Facebook linkRSPI twitter linkRSPI Linkedin link
RSPI link

Rematik di usia muda bisa berbahaya jika tidak ditangani sejak dini. Tidak hanya mengganggu aktivitas, kondisi ini juga bisa menyebabkan komplikasi seiring waktu.

Apakah Rematik di Usia Muda Berbahaya? Ini Jawabannya

Rematik adalah istilah untuk menggambarkan berbagai kondisi yang menyerang sendi dan jaringan sekitarnya. Salah satu bentuk rematik yang paling umum adalah rheumatoid arthritis (RA), yaitu peradangan pada sendi yang menyebabkan nyeri, kaku, dan pembengkakan. Penyakit ini termasuk dalam kelompok arthritis, sama seperti osteoarthritis, lupus, ankylosing spondylitis, psoriatic arthritis, dan sindrom Sjögren.


Meski lebih sering dialami oleh orang lanjut usia, beberapa jenis penyakit rematik juga bisa diderita oleh pasien yang lebih muda, bahkan remaja (juvenile idiopathic arthritis). Penyebab rematik di usia muda bisa beragam, baik dari faktor genetik, gangguan autoimun, obesitas, cedera berulang, maupun infeksi.


Apakah Rematik di Usia Muda Berbahaya?

Rematik di usia muda bisa berbahaya. Sebab gejala rematik pada usia muda seringkali samar atau dianggap sebagai kelelahan biasa. Sehingga kondisi ini tidak bisa terdeteksi sedari dini. 


Padahal jika tidak didiagnosis dan ditangani sejak awal, peradangan kronis dapat menyebabkan kerusakan tulang dan sendi permanen yang membuat keterbatasan gerak penderita rematik. Selain itu, penundaan pengobatan rematik juga meningkatkan risiko osteoporosis dini, kerusakan organ, gangguan pertumbuhan (khususnya pada anak dan remaja), bahkan gangguan kecemasan.


Oleh karena itu, penting untuk mengenali tanda-tanda awal rematik sejak dini. Beberapa gejala yang perlu diwaspadai, yaitu sendi terasa kaku, nyeri sendi, serta pembengkakan, kulit terlihat merah (kemerahan), atau rasa hangat di sekitar sendi.


Baca juga: Kenali Jenis Penyakit Reumatik dan Penyebabnya



Penanganan Rematik di Usia Muda

Untuk mencegah bahaya rematik di usia muda, penanganan yang tepat dan cepat perlu dilakukan. Karena penyakit ini tidak bisa disembuhkan, tujuan penanganan rematik di usia muda adalah untuk meredakan gejala, mencegah kerusakan sendi, dan menjaga kualitas hidup tetap optimal. 


Dokter spesialis penyakit dalam akan memutuskan pilihan pengobatan sesuaikan dengan tingkat keparahan dan penyebabnya, serta kondisi medis masing-masing pasien. Namun, dokter biasa akan meresepkan obat-obatan berikut ini untuk mengatasi rematik di usia muda:


  • Obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS), untuk meredakan nyeri
  • Obat kortikosteroid, untuk meredakan radang serta menekan sistem kekebalan tubuh agar peradangan pada sendi tidak semakin parah
  • Obat antirematik, khususnya dari kelompok Disease-Modifying Anti-Rheumatic Drugs (DMARD)
  • Terapi fisik (fisioterapi) maupun terapi okupasi, untuk meningkatkan kekuatan otot, menjaga mobilitas persendian, maupun mempertahankan fungsi gerak sendi yang terdampak
  • Penggunaan alat bantu, seperti brace atau penyangga, bila dampak peradangan sendi sudah mengganggu aktivitas sehari-hari


Untuk memaksimalkan pengobatan dari dokter, Anda juga akan disarankan untuk menerapkan gaya hidup yang lebih sehat. Menjaga pola makan yang bergizi seimbang, berolahraga secara rutin, menjaga berat badan ideal, dan mengelola stres dengan bijaksana dapat membantu mengelola gejala rematik.


Selain itu, pemeriksaan dan kontrol rutin dengan dokter juga penting untuk memantau perkembangan penyakit, menyesuaikan pengobatan jika diperlukan, dan mendeteksi komplikasi sejak dini.


Tidak hanya mengganggu aktivitas sehari-hari, rematik sejak usia muda dapat membahayakan kondisi penderitanya. Jadi, iika Anda mengalami keluhan mengenai persendian atau memiliki riwayat keluarga dengan penyakit autoimun, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter spesialis penyakit dalam di RS Pondok Indah cabang terdekat.


Dokter spesialis yang berpengalaman di RS Pondok Indah didukung dengan fasilitas diagnostik dan laboratorium yang lengkap, sehingga hasil pengobatan bisa lebih optimal, sesuai dengan kebutuhan Anda.


Baca juga: Apakah Rematik Bisa Sembuh? Penanganan Rematik untuk Memperlambat Keparahannya



FAQ


Apakah Remaja Bisa Terkena Rheumatoid Arthritis?

Meski lebih sering ditemui pada orang dewasa dan lansia, remaja juga bisa terkena rheumatoid arthritis (RA). Kondisi ini dikenal sebagai juvenile rheumatoid arthritis (JRA). Gejalanya serupa dengan RA pada orang dewasa dewasa, seperti nyeri, pembengkakan, dan kekakuan sendi.


Apakah Umur 20 Tahun Bisa Terkena Rematik?

Meski lebih sering terjadi di usia lanjut, rematik juga dapat menyerang individu pada usia 20 tahun. Rematik di usia muda disebabkan oleh banyak kondisi, termasuk faktor hormonal dan genetik, cedera, penggunaan sendi yang berlebihan, dan berat badan berlebih.


Apa Saja Gejala Artritis Reumatoid di Awal Usia 20?

Gejala awal rheumatoid arthritis (RA) di usia 20-an meliputi:


  • Nyeri sendi, terutama di jari tangan, pergelangan tangan, dan kaki
  • Pembengkakan pada sendi
  • Kekakuan sendi, terutama di pagi hari


Bila tidak segera ditangani gejala RA dapat bertambah buruk, bahkan menyebar ke sendi lain. Diagnosis dan penanganan dini dapat membantu mengurangi keparahan gejala dan mencegah kerusakan sendi.


Apakah Rematik Bisa Terjadi di Jari Tangan?

Ya, rematik bisa terjadi pada sendi di jari tangan. Gejala awal rematik justru sering dirasakan pada sendi-sendi kecil, seperti pada jari-jari tangan dan kaki. Radang sendi ini dapat menyebabkan nyeri, pembengkakan, dan kekakuan. Jika tidak diobati, kondisi ini bahkan dapat menyebabkan deformitas dan kerusakan jangka panjang.




Referensi:

  1. Allameen, N. A., Lai, Y. W. Physiotherapy and occupational therapy in rheumatoid arthritis: Bridging functional and comorbidity gaps. Best Practice & Research Clinical Rheumatology. 2024. (https://www.sciencedirect.com/science/article/abs/pii/S1521694224001037). Diakses pada 28 Mei 2025.
  2. Kirkham-Wilson, F., & Dennison, E. Osteoporosis and Rheumatoid Arthritis: A Review of Current Understanding and Practice. British Journal of Hospital Medicine. 2024. (https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/39618224/). Diakses pada 28 Mei 2025.
  3. National Health Service UK. Arthritis. (https://www.nhs.uk/conditions/arthritis/). Direvisi terakhir 8 September 2022. Diakses pada 28 Mei 2025.
  4. Clevelanc Clinic. Arthritis. (https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/12061-arthritis). Direvisi terakhir 13 November 2023. Diakses pada 30 Mei 2025.
  5. Mayo Clinic. Arthritis. (https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/arthritis/symptoms-causes/syc-20350772). Direvisi terakhir 29 Agustus 2023. Diakses pada 28 Mei 2025.