Penanganan Nyaman, Sinusitis Hilang

Selasa, 19 Maret 2024

RSPI Facebook linkRSPI twitter linkRSPI Linkedin link
RSPI link

Sinusitis kini dapat ditangani dengan bedah minimal invasive yang hanya memerlukan sedikit perlukaan, tapi jauh lebih efektif, lho!

Penanganan Nyaman, Sinusitis Hilang

Mungkin banyak dari kita yang sering mendengar seseorang mengeluhkan gangguan sinusitis, tetapi belum paham artinya.


Sinusitis merupakan kondisi peradangan pada sinus, yaitu rongga berisi udara yang ada di belakang tulang pipi dan dahi yang terhubung ke bagian dalam hidung. Dalam tengkorak terdapat empat sinus, yaitu sinus frontalis (bawah dahi), sinus maxillary (tulang pipi), sinus sphenoid (belakang rongga hidung), dan sinus ethmoid anterior (antara hidung dan mata). Keempat sinus ini dikenal sebagai sinus paranasalis.


Keberadaan sinus bukan tanpa fungsi atau manfaat. Fungsi utama sinus adalah menghasilkan mukus (cairan lengket dan tebal) di hidung untuk menghentikan alergen, kuman, dan zat lain yang dapat menyebabkan infeksi dan membahayakan kesehatan. Dengan bantuan silia (rambut yang sangat kecil), mukus dan zat yang tertangkap akan didorong ke tenggorokan, melewati perut, dan akhirnya hilang.


Selain peradangan pada sinus paranasalis, sinusitis dapat terjadi akibat terjadinya penyumbatan pada kompleks osteomeatal, yaitu kompartemen kecil yang berfungsi sebagai saluran drainase dan ventilasi sel udara bagi sinus ethmoid anterior, sinus maxillary, dan sinus frontalis. Gangguan ini umumnya menyebabkan radang mukosa sinus dan memicu sinusitis kronis.


Baca juga: Teknologi Terkini Pelega Pernapasan


Peradangan pada sinus dapat disebabkan oleh banyak faktor. Yang umum kita kenali adalah kelainan bawaan bentuk tulang hidung, virus pilek yang masuk ke sinus, infeksi gigi yang menyebar ke sinus maxsilla, alergi, bahkan cedera pada wajah yang mengubah struktur fisik organ dalam dan menyebabkan penyumbatan sinus.


Nah, peradangan ini menyebabkan sinus menghasilkan mukus yang tebal. Saking tebalnya sampai-sampai silia tidak dapat mendorong mukus ke tenggorokan sehingga membuat hidung menjadi tersumbat oleh mukus.


Sinusitis memiliki beberapa tingkatan yang biasanya dibedakan berdasarkan durasinya, mulai dari akut (terjadi tiba-tiba) hingga kronis (berlangsung secara bertahap). Beberapa gejala umum yang dikeluhkan penderita sinusitis adalah mukus yang tebal atau berwarna hijau, lendir berlebih (dapat dirasakan saat mukus yang tebal melewati tenggorokan), demam, batuk, nyeri dan bengkak pada bagian wajah di mana sinus dapat ditemukan, serta sakit kepala.


Dahulu, untuk menangani sinusitis, dokter akan melakukan bedah untuk membuka rongga sinus dari bawah bibir, guna mengeruk lapisan mukosa yang dilanjutkan dengan pembuatan lubang saluran di bawahnya. Hal ini menyebabkan adanya jaringan parut pada mukosa. Akibatnya, tak jarang pasien mengalami flu berat setelah menjalani operasi.


Baca juga: Menjaga Kesehatan Pernapasan


Functional Endoscopic Sinus Surgery

Teknologi medis terkini menghadirkan penanganan terbaru untuk mengatasi sinusitis. Functional Endoscopic Sinus Surgery (FESS) merupakan penanganan yang memanfaatkan microdebrider dan endoskopi untuk membuka osteomeatal yang tertutup dengan mempertahankan fungsi mukosa. Hasilnya, sinusitis dapat teratasi dengan baik, dan pasien tetap terhindar dari risiko mengalami flu berat pasca-tindakan.


Pemanfaatan metode endoskopi menghadirkan visual yang tajam dan detail. Selain itu, kamera yang fleksibel memungkinkan jangkauan ke bagian yang sulit. Hal ini sangat penting mengingat struktur hidung manusia terdiri dari rongga-rongga kecil yang sulit dijangkau.


Sebagai penunjang penting, microdebrider memiliki peranan signifikan. Alat yang bekerja seperti bor ini tidak hanya bertugas untuk membuka penumpukan, melainkan juga mampu menyedot jaringan. Hal ini tentu meningkatkan efektivitas pengerjaan serta kualitas tindakan secara keseluruhan.


Terlebih, tindakan minimal invasive ini tidak memerlukan adanya sayatan. Peralatan yang digunakan berukuran cukup kecil untuk dapat masuk melalui lubang hidung dan melakukan fungsi yang dibutuhkan untuk menangani sinusitis.


Baca juga: Lindungi Pernapasan dari Gangguan di Udara


Menjaga Kesehatan Hidung

Beberapa hal yang penting untuk diingat agar terhindar dari gangguan kesehatan pada rongga hidung:


  • Jangan membiarkan flu berlangsung terlalu lama (segera tangani hingga sembuh)
  • Saat mengalami sumbatan saluran napas sebelah, segera periksakan diri ke dokter (indikasi yang mungkin terjadi adalah adanya kelainan struktur tulang hidung yang menjadi faktor risiko sinusitis)
  • Segera tangani infeksi pada gigi
  • Segera periksa ke dokter saat mendapati dahak atau lendir pada bagian belakang hidung (merupakan gejala khas sinusitis)


Baca juga: Jaga Tubuh Tetap Sehat dan Terhindar dari Penyakit di Musim Hujan


Sebelum dan Sesudah Tindakan

Sebelum menjalani FESS, ada beberapa pemeriksaan penunjang yang diperlukan. Tindakan endoskopi dilakukan untuk melihat ada-tidaknya kelainan pada rongga hidung yang mengarah pada kecurigaan terhadap sinusitis. Jika ditemukan kecurigaan sinusitis, pemeriksaan akan dilanjutkan dengan CT-Scan.


Tidak semua kasus sinusitis harus ditangani dengan FESS. Pada kasus tertentu, sinusitis dapat ditangani hanya dengan terapi obat. Selain itu, tidak semua orang dapat menjalani FESS. Pasien dengan kelainan jantung yang berat, misalnya, tidak disarankan menjalani FESS.


Sementara, pasien yang mengonsumsi pengencer darah, perlu menghentikan dulu konsumsi obat tersebut sebelum dilakukan tindakan FESS, tentunya dengan mengonsultasikan pada dokter terkait terlebih dahulu.


Baca juga: Waspada Pneumonia pada Anak


Teknologi yang Meningkatkan Kualitas Hidup

Bicara tindakan pada hidung, salah satu yang menjadi ketakutan pasien adalah pemasangan tampon pasca-operasi. Beruntung, kini tampon yang digunakan terbuat dari gel dan nantinya akan larut menjadi cairan lendir hidung, sehingga tampon tidak perlu dicabut.


Prosedur FESS tergolong singkat, hanya memerlukan waktu satu hingga dua jam. Setelahnya, pasien dapat langsung beraktivitas. Pasca-tindakan FESS, ada beberapa pasien yang mungkin mengalami peningkatan lendir akibat terbukanya saluran sinus.


Hal ini merupakan reaksi yang wajar. Kondisi ini dapat berlangsung sekitar 2-3 minggu setelah operasi. Penanganannya cukup dengan membersihkan lendir secara berkala.


Selain itu, pasien pun dilarang melakukan aktivitas yang berpotensi membuka perlukaan saat operasi, seperti mengupil, bepergian dengan menaiki pesawat terbang, berenang, atau menyelam.


Segala aktivitas tersebut harus dihindari sementara waktu, hingga luka operasi tertutup dengan sempurna.