Si Kecil Kerap Mendengkur? Berbahayakah?

Kamis, 07 Maret 2024

RSPI Facebook linkRSPI twitter linkRSPI Linkedin link
RSPI link

Mareska (3 tahun) sudah lelap dalam tidurnya, sayup-sayup terdengar suara dengkuran, yang terjadi hampir di setiap malam

Si Kecil Kerap Mendengkur? Berbahayakah?

Mendengkur terjadi akibat tersumbatnya (obstruksi) saluran napas atas yang terjadi saat tidur. Sumbatan yang terjadi dapat secara parsial (sebagian) atau total. Obstruksi total atau yang dikenal dengan Obstructive Sleep Apnea (OSA) adalah sumbatan saluran napas atas yang terjadi saat tidur, hingga menyebabkan henti napas.


Pernapasan terhenti sementara selama 10 detik atau lebih, kemudian bernapas kembali. OSA dapat menurunkan kualitas tidur, sehingga menurunkan kualitas hidup. 


Kondisi ini dapat terjadi pada semua usia, baik anak-anak, orang dewasa maupun usia lanjut. Hal ini berkaitan dengan adanya gangguan aliran udara di sepanjang saluran napas atas.


Lalu, apa penyebab mendengkur pada anak-anak?


Penyebab Anak Mendengkur

Mendengkur pada anak dapat disebabkan akibat pembesaran adenoid dan/atau tonsil (biasanya dikenal sebagai amandel), pembesaran konka (kelenjar hidung) akibat seringnya pilek serta obesitas atau kelebihan berat badan.


Gejala dan Dampak Mendengkur pada Anak

Gejala mendengkur sering tidak terdeteksi, karena terjadi saat si kecil tidur. Anda sebagai orangtua dapat melihat dan mendengar apakah suara dengkuran lalu diikuti masa diam atau suara dengkuran yang keras, kemudian cepat mulai napas kembali atau terbatuk.


Cek juga apakah ada rasa tercekik saat tidur, terengah-engah atau tersedak, dan cegukan saat anak mendengkur.


Dampak kebiasaan mendengkur pada anak dapat mempengaruhi keseharian si kecil. Misalkan, anak menjadi sering mengalami pilek dan batuk berulang yang tidak kunjung sembuh, menimbulkan rasa kantuk yang berlebihan di siang hari dan rasa lelah, sulit belajar, hingga gangguan konsentrasi.


Hal ini diakibatkan kualitas tidur si kecil yang tidak sempurna pada malam hari. 


Penanganan Mendengkur pada Anak

Sebelum dilakukan terapi pengobatan perlu dilakukan pemeriksaan untuk mencari penyebab gangguan ini. Selanjutnya dokter spesialis THT akan memberikan informasi serta mendiskusikan solusi yang tepat.


Pemeriksaan yang biasa dilakukan seperti:


  • Pemeriksaan THT, pemeriksaan ini dilakukan untuk mengevaluasi awal area sumbatan dan kelainan lain yang menjadi faktor risiko penyakit
  • Endoskopi hidung, pemeriksaan menggunakan kamera kecil ke dalam hidung untuk mengevaluasi kelainan pada hidung, terutama adanya pembesaran adenoid. Pada anak terkadang pemeriksaan ini sulit dilakukan, maka, untuk menyiasatinya, bisa juga dilakukan dengan pemeriksaan rontgen.
  • Polysomnography (PSG) adalah pemeriksaan gold standard untuk menegakkan diagnosis OSA. Monitor pemeriksaan dilakukan saat pasien tidur malam hari, dengan pemasangan alat monitor.


Penatalaksanaan

Ada berbagai penatalaksanaan untuk mengatasi gangguan ini, di antaranya:


  • Perubahan gaya hidup & menurunkan berat badan (obesitas).
  • Menghindari makanan atau minuman dingin berlebihan
  • Mengontrol alergi (rhinitis alergi)
  • Tindakan bedah, hanya dilakukan apabila ada indikasi dari dokter. Tujuan terapi bedah ini adalah untuk memperbaiki saluran napas atas. Pembedahan akan bermanfaat bila memiliki indikasi, seperti gagal dengan terapi non bedah serta adanya kelainan anatomi yang menyebabkan sumbatan saluran napas atas.