Oleh Tim RS Pondok Indah
Myasthenia gravis merupakan penyakit autoimun yang menyerang otot tubuh. Kenali penyakit myasthenia gravis sejak dini agar penanganannya dapat segera dilakukan.
Penyakit autoimun terjadi ketika sistem kekebalan tubuh keliru mengenali jaringan tubuh yang sehat sebagai suatu ancaman. Akibatnya, jaringan maupun organ yang diserang akan mengalami kerusakan. Salah satu jenis penyakit autoimun yang menyerang otot adalah myasthenia gravis. Kondisi ini bisa dialami oleh siapa saja, tetapi lebih sering terjadi pada wanita berusia kurang dari 40 tahun dan pria berusia lebih dari 60 tahun.
Myasthenia gravis tergolong penyakit langka, tetapi tidak boleh diabaikan karena dapat mengganggu aktivitas sehari-hari dan memengaruhi kesehatan mental penderitanya.
Myasthenia gravis, atau dikenal juga sebagai miastenia gravis, adalah penyakit autoimun neuromuskular yang menyebabkan otot tubuh melemah. Kondisi ini terjadi ketika sistem kekebalan tubuh secara keliru membentuk antibodi yang menyerang reseptor asetilkolin, yaitu bagian dari otot yang berfungsi menerima sinyal dari saraf. Akibatnya otot menjadi lemah dan cepat lelah.
Penyakit ini dapat menyerang berbagai saraf dan otot tubuh, termasuk mata, leher, dan lengan, dengan gejala yang cukup beragam.
Baca juga: Multiple Sclerosis: Penyakit Autoimun yang Merusak Saraf
Gejala myasthenia gravis tergantung dari bagian tubuh yang terkena. Berikut ini adalah beberapa gejala umum myasthenia gravis yang banyak dikeluhkan:
Gejala-gejala tersebut cenderung memburuk setelah seharian beraktivitas dan mereda atau membaik setelah beristirahat atau tidur.
Baca juga: Mengenal Berbagai Jenis Kejang Epilepsi dan Perbedaannya
Penyebab myasthenia gravis umumnya adalah gangguan pada sistem kekebalan tubuh, di mana tubuh secara keliru menghasilkan antibodi tertentu untuk menyerang reseptor asetilkolin di otot, yang berperan menyampaikan sinyal dari saraf ke otot. Akibat kondisi ini, sinyal jadi terhambat dan otot melemah.
Myasthenia gravis juga bisa disebabkan oleh gangguan atau kelainan pada kelenjar timus, yaitu kelenjar getah bening yang terletak di tulang dada. Gangguan pada kelenjar ini, seperti pembesaran atau tumor kelenjar timus, diketahui dapat mengakibatkan sistem imun memproduksi antibodi yang menyerang reseptor asetilkolin. Sehingga, risiko untuk terkena myasthenia gravis juga makin meningkat.
Ada beberapa faktor yang meningkatkan risiko terjadinya myasthenia gravis, di antaranya:
Baca juga: Lupus Eritematosus Sistemik, Penyakit yang Menyerang Banyak Organ
Segera periksakan diri ke dokter spesialis neurologi di Rumah Sakit Pondok Indah cabang terdekat jika Anda mengalami gejala myasthenia gravis, seperti:
Baca juga: Kenali Jenis Sakit Kepala Anda
Diagnosis myasthenia gravis umumnya dilakukan berdasarkan gejala, riwayat kesehatan, dan pemeriksaan fisik. Untuk mendiagnosis penyakit ini, dokter spesialis neurologi juga akan merekomendasikan sejumlah pemeriksaan lain, seperti:
Baca juga: Bisakah Penderita Lupus Sembuh? Pengobatan Lupus untuk Menunda Keparahannya
Sayangnya, myasthenia gravis tidak dapat disembuhkan. Pengobatan myasthenia gravis bertujuan untuk meredakan gejala dan meningkatkan kualitas hidup penderitanya. Pilihan pengobatan akan disesuaikan dengan usia, gejala, dan seberapa parah kondisi masing-masing pasien.
Beberapa metode penanganan myasthenia gravis yang bisa diberikan oleh dokter, antara lain:
Dokter spesialis neurologi dapat meresepkan obat-obatan untuk meredakan berbagai gejala yang dialami oleh penderita myasthenia gravis.
Untuk meningkatkan efektivitas pengobatan myasthenia gravis, dokter juga akan menyarankan beberapa saran berikut ini:
Baca juga: Kenali Cephalgia (Sakit Kepala) dan Cara Mengatasinya
Komplikasi myasthenia gravis dapat terjadi ketika penyakit ini tidak dikelola dengan baik, meliputi:
Karena disebabkan oleh gangguan pada imunitas tubuh, tidak ada cara pasti untuk mencegah myasthenia gravis. Namun, terdapat beberapa upaya yang bisa dilakukan untuk mencegah myasthenia gravis bertambah parah, seperti:
Kenali gejala myasthenia gravis dengan baik agar kondisi ini dapat segera ditangani. Jika Anda atau kerabat mengalami tanda-tanda penyakit ini, segera konsultasikan ke dokter spesialis neurologi di RS Pondok Indah cabang terdekat. Dokter saraf akan melakukan serangkaian pemeriksaan untuk memastikan diagnosis dan memberikan penanganan yang tepat.
Deteksi dini sangat penting, karena semakin cepat myasthenia gravis terdiagnosis, semakin cepat pula langkah penanganan yang bisa diambil. Dengan penanganan yang optimal, kondisi ini dapat dikelola dengan baik sehingga perburukan kondisi bisa dihambat dan risiko komplikasi dapat diminimalkan.
Baca juga: Tumor Otak, Kenali dan Tangani Sedini Mungkin
Myasthenia gravis (MG) termasuk penyakit autoimun, di mana sistem kekebalan tubuh secara keliru menyerang bagian sel saraf yang berfungsi untuk komunikasi antar sel. Kondisi ini kemudian akan menyebabkan terjadinya kelemahan otot.
Sayangnya, myasthenia gravis tidak dapat disembuhkan atau sembuh total. Meski demikian, pengobatan yang tepat, seperti terapi farmakologis dan operasi, dapat membantu mengelola gejala yang dialami sekaligus meningkatkan kualitas hidup penderitanya.
Myasthenia gravis bukanlah penyakit menular. Penyakit ini disebabkan oleh gangguan pada sistem imun, bukan infeksi yang dapat menular dari langsung penderita ke orang lain.
Komplikasi paling berbahaya yang dapat terjadi pada penderita myasthenia gravis adalah krisis miastenia, yang menyebabkan kelemahan otot ekstrem, termasuk kesulitan bernapas, bahkan gagal napas. Selain itu, penderita penyakit autoimun ini juga berisiko mengalami infeksi, masalah jantung, dan efek samping dari pengobatan, seperti penggunaan steroid, dalam jangka panjang.
Miastenia gravis adalah penyakit autoimun yang menyebabkan kelemahan otot, sedangkan krisis miastenia merupakan salah satu komplikasi miastenia gravis yang sudah parah. Krisis miastenia ditandai dengan kelemahan otot yang sangat parah, termasuk otot pernapasan yang menyebabkan penderitanya kesulitan bernapas atau sesak napas.
Krisis miastenia merupakan kondisi yang berbahaya dan memerlukan penanganan medis segera. Sebab, kondisi ini dapat menyebabkan gagal napas dan mengancam nyawa penderitanya.
Referensi: