Myasthenia Gravis, Ini Gejala, Penyebab, dan Pengobatannya

Oleh Tim RS Pondok Indah

Rabu, 28 Mei 2025

RSPI Facebook linkRSPI twitter linkRSPI Linkedin link
RSPI link

Myasthenia gravis merupakan penyakit autoimun yang menyerang otot tubuh. Kenali penyakit myasthenia gravis sejak dini agar penanganannya dapat segera dilakukan.

Myasthenia Gravis, Ini Gejala, Penyebab, dan Pengobatannya

Penyakit autoimun terjadi ketika sistem kekebalan tubuh keliru mengenali jaringan tubuh yang sehat sebagai suatu ancaman. Akibatnya, jaringan maupun organ yang diserang akan mengalami kerusakan. Salah satu jenis penyakit autoimun yang menyerang otot adalah myasthenia gravis. Kondisi ini bisa dialami oleh siapa saja, tetapi lebih sering terjadi pada wanita berusia kurang dari 40 tahun dan pria berusia lebih dari 60 tahun.


Myasthenia gravis tergolong penyakit langka, tetapi tidak boleh diabaikan karena dapat mengganggu aktivitas sehari-hari dan memengaruhi kesehatan mental penderitanya.


Apa Itu Myasthenia Gravis?

Myasthenia gravis, atau dikenal juga sebagai miastenia gravis, adalah penyakit autoimun neuromuskular yang menyebabkan otot tubuh melemah. Kondisi ini terjadi ketika sistem kekebalan tubuh secara keliru membentuk antibodi yang menyerang reseptor asetilkolin, yaitu bagian dari otot yang berfungsi menerima sinyal dari saraf. Akibatnya otot menjadi lemah dan cepat lelah.


Penyakit ini dapat menyerang berbagai saraf dan otot tubuh, termasuk mata, leher, dan lengan, dengan gejala yang cukup beragam. 


Baca juga: Multiple Sclerosis: Penyakit Autoimun yang Merusak Saraf



Gejala Myasthenia Gravis

Gejala myasthenia gravis tergantung dari bagian tubuh yang terkena. Berikut ini adalah beberapa gejala umum myasthenia gravis yang banyak dikeluhkan:


  • Kelopak mata turun (ptosis)
  • Penglihatan ganda atau kabur
  • Kesulitan menunjukkan ekspresi wajah
  • Kesulitan berbicara
  • Kesulitan mengunyah dan menelan
  • Sesak napas
  • Kesulitan melakukan aktivitas, misalnya naik turun tangga dan mengambil benda
  • Melakukan gerakan berulang


Gejala-gejala tersebut cenderung memburuk setelah seharian beraktivitas dan mereda atau membaik setelah beristirahat atau tidur.


Baca juga: Mengenal Berbagai Jenis Kejang Epilepsi dan Perbedaannya


Penyebab Myasthenia Gravis

Penyebab myasthenia gravis umumnya adalah gangguan pada sistem kekebalan tubuh, di mana tubuh secara keliru menghasilkan antibodi tertentu untuk menyerang reseptor asetilkolin di otot, yang berperan menyampaikan sinyal dari saraf ke otot. Akibat kondisi ini, sinyal jadi terhambat dan otot melemah. 


Myasthenia gravis juga bisa disebabkan oleh gangguan atau kelainan pada kelenjar timus, yaitu kelenjar getah bening yang terletak di tulang dada. Gangguan pada kelenjar ini, seperti pembesaran atau tumor kelenjar timus, diketahui dapat mengakibatkan sistem imun memproduksi antibodi yang menyerang reseptor asetilkolin. Sehingga, risiko untuk terkena myasthenia gravis juga makin meningkat. 


Faktor Risiko Myasthenia Gravis

Ada beberapa faktor yang meningkatkan risiko terjadinya myasthenia gravis, di antaranya:


  • Berusia kurang dari 40 tahun untuk wanita dan lebih dari 60 tahun untuk pria
  • Menderita penyakit autoimun lain, seperti lupus atau rheumatoid arthritis
  • Memiliki riwayat penyakit tiroid
  • Genetik, yang diturunkan dari ibu penderita myasthenia gravis kepada bayinya. Jika segera diobati, bayi bisa sembuh dari penyakit ini


Baca juga: Lupus Eritematosus Sistemik, Penyakit yang Menyerang Banyak Organ


Kapan Harus ke Dokter?

Segera periksakan diri ke dokter spesialis neurologi di Rumah Sakit Pondok Indah cabang terdekat jika Anda mengalami gejala myasthenia gravis, seperti:


  • Pandangan kabur atau penglihatan ganda
  • Kesulitan berbicara atau makan, terutama jika terjadi secara tiba-tiba
  • Sulit berjalan atau kehilangan keseimbangan tanpa sebab yang jelas
  • Kelelahan atau kelemahan otot yang ekstrem
  • Sesak napas


Baca juga: Kenali Jenis Sakit Kepala Anda



Diagnosis Myasthenia Gravis

Diagnosis myasthenia gravis umumnya dilakukan berdasarkan gejala, riwayat kesehatan, dan pemeriksaan fisik. Untuk mendiagnosis penyakit ini, dokter spesialis neurologi juga akan merekomendasikan sejumlah pemeriksaan lain, seperti: 


  • Pemeriksaan saraf atau neurologi, untuk melihat refleks, tonus, dan kekuatan otot, fungsi indera peraba dan perasa, serta koordinasi dan keseimbangan tubuh
  • Tes darah, untuk mengetahui keberadaan antibodi dalam darah yang menyebabkan otot melemah
  • Tes stimulasi saraf repetitif, guna mengukur kemampuan saraf dalam mengirim sinyal ke otot dengan cara memasang elektroda pada kulit di atas otot 
  • Elektromiogram (EMG), tujuannya untuk mengukur aktivitas listrik antar otak dan otot dengan cara memasukan kawat elektroda melalui kulit ke dalam otot
  • Tes pencitraan, seperti CT scan atau MRI untuk melihat apakah ada gangguan pada kelenjar timus


Baca juga: Bisakah Penderita Lupus Sembuh? Pengobatan Lupus untuk Menunda Keparahannya


Pengobatan Myasthenia Gravis

Sayangnya, myasthenia gravis tidak dapat disembuhkan. Pengobatan myasthenia gravis bertujuan untuk meredakan gejala dan meningkatkan kualitas hidup penderitanya. Pilihan pengobatan akan disesuaikan dengan usia, gejala, dan seberapa parah kondisi masing-masing pasien.


Beberapa metode penanganan myasthenia gravis yang bisa diberikan oleh dokter, antara lain:


1. Peresepan obat-obatan

Dokter spesialis neurologi dapat meresepkan obat-obatan untuk meredakan berbagai gejala yang dialami oleh penderita myasthenia gravis.


  • Inhibitor kolinesterase, seperti pyridostigmine, untuk meningkatkan kontraksi dan kekuatan otot
  • Kortikosteroid, seperti prednison, untuk meredakan peradangan sehingga kerusakan otot tidak berlanjut
  • Imunosupresan, untuk menekan sistem imunitas tubuh dalam memproduksi antibodi yang bisa menyebabkan kelemahan otot
  • Imunoglobulin (IVIG), yang diberikan melalui infus dengan tujuan untuk menekan serangan sistem imun terhadap sistem saraf. 


2. Tindakan Medis


  • Plasmaferesis, bertujuan untuk membuang antibodi abnormal di dalam darah atau plasma dengan antibodi normal. Prosesnya mirip dengan cuci darah.
  • Antibodi monoklonal, pengobatan yang diberikan melalui infus guna meredakan gejala myasthenia gravis. Biasanya diberikan ketika pengobatan lain tidak membuahkan hasil yang baik.
  • Operasi, pada kasus myasthenia gravis yang dipicu oleh tumor kelenjar timus, tindakan operasi pengangkatan kelenjar timus akan dilakukan. Meski tidak ada gangguan kelenjar timus sekalipun, pengangkatan kelenjar timus juga mungkin akan disarankan dengan tujuan untuk meredakan gejala.


Untuk meningkatkan efektivitas pengobatan myasthenia gravis, dokter juga akan menyarankan beberapa saran berikut ini:


  • Istirahat yang cukup
  • Batasi aktivitas saat cuaca sedang panas
  • Gunakan penutup mata ketika penglihatan ganda mulai mengganggu
  • Hindari stres dan kelola dengan baik


Baca juga: Kenali Cephalgia (Sakit Kepala) dan Cara Mengatasinya


Komplikasi Myasthenia Gravis

Komplikasi myasthenia gravis dapat terjadi ketika penyakit ini tidak dikelola dengan baik, meliputi: 


  • Myasthenic crisis, kondisi ini ditandai dengan gagal napas dan bisa mengancam nyawa
  • Penyakit autoimun lain, seperti lupus dan rheumatoid arthritis
  • Stres dan depresi karena keterbatasan aktivitas


Pencegahan Myasthenia Gravis

Karena disebabkan oleh gangguan pada imunitas tubuh, tidak ada cara pasti untuk mencegah myasthenia gravis. Namun, terdapat beberapa upaya yang bisa dilakukan untuk mencegah myasthenia gravis bertambah parah, seperti:


  • Menjaga kesehatan agar tidak terinfeksi 
  • Mengobati penyakit infeksi sesegera mungkin
  • Menghindari kontak langsung dengan orang yang sakit 
  • Mengonsumsi makanan sehat bernutrisi guna menjaga berat badan dan kekuatan otot
  • Beristirahat yang cukup 
  • Mengelola stres dengan baik


Kenali gejala myasthenia gravis dengan baik agar kondisi ini dapat segera ditangani. Jika Anda atau kerabat mengalami tanda-tanda penyakit ini, segera konsultasikan ke dokter spesialis neurologi di RS Pondok Indah cabang terdekat. Dokter saraf akan melakukan serangkaian pemeriksaan untuk memastikan diagnosis dan memberikan penanganan yang tepat.


Deteksi dini sangat penting, karena semakin cepat myasthenia gravis terdiagnosis, semakin cepat pula langkah penanganan yang bisa diambil. Dengan penanganan yang optimal, kondisi ini dapat dikelola dengan baik sehingga perburukan kondisi bisa dihambat dan risiko komplikasi dapat diminimalkan.


Baca juga: Tumor Otak, Kenali dan Tangani Sedini Mungkin



FAQ


Apakah Myasthenia Gravis Termasuk Penyakit Autoimun?

Myasthenia gravis (MG) termasuk penyakit autoimun, di mana sistem kekebalan tubuh secara keliru menyerang bagian sel saraf yang berfungsi untuk komunikasi antar sel. Kondisi ini kemudian akan menyebabkan terjadinya kelemahan otot.


Myasthenia Gravis Apakah Bisa Sembuh Total?

Sayangnya, myasthenia gravis tidak dapat disembuhkan atau sembuh total. Meski demikian, pengobatan yang tepat, seperti terapi farmakologis dan operasi, dapat membantu mengelola gejala yang dialami sekaligus meningkatkan kualitas hidup penderitanya.


Myasthenia Gravis Apakah Menular?

Myasthenia gravis bukanlah penyakit menular. Penyakit ini disebabkan oleh gangguan pada sistem imun, bukan infeksi yang dapat menular dari langsung penderita ke orang lain.


Apakah yang Termasuk Komplikasi yang Dapat Terjadi pada Penyakit Miastenia Gravis?

Komplikasi paling berbahaya yang dapat terjadi pada penderita myasthenia gravis adalah krisis miastenia, yang menyebabkan kelemahan otot ekstrem, termasuk kesulitan bernapas, bahkan gagal napas. Selain itu, penderita penyakit autoimun ini juga berisiko mengalami infeksi, masalah jantung, dan efek samping dari pengobatan, seperti penggunaan steroid, dalam jangka panjang.


Apa Perbedaan Antara Miastenia Gravis dan Krisis Miastenia?

Miastenia gravis adalah penyakit autoimun yang menyebabkan kelemahan otot, sedangkan krisis miastenia merupakan salah satu komplikasi miastenia gravis yang sudah parah. Krisis miastenia ditandai dengan kelemahan otot yang sangat parah, termasuk otot pernapasan yang menyebabkan penderitanya kesulitan bernapas atau sesak napas.


Krisis miastenia merupakan kondisi yang berbahaya dan memerlukan penanganan medis segera. Sebab, kondisi ini dapat menyebabkan gagal napas dan mengancam nyawa penderitanya.




Referensi:

  1. Dresser, L., Wlodarski, R. et al. Myasthenia Gravis: Epidemiology, Pathophysiology and Clinical Manifestations. Journal of clinical medicine. 2021. (https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC8196750/). Diakses pada 14 Mei 2025.
  2. National Health Service UK. Myasthenia Gravis. (https://www.nhs.uk/conditions/myasthenia-gravis/). Direvisi terakhir 13 September 2023. Diakses pada 14 Mei 2025.
  3. Cleveland Clinic. Myasthenia Gravis (MG). (https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/17252-myasthenia-gravis-mg). Direvisi terakhir 10 November 2023. Diakses pada 14 Mei 2025.
  4. Mayo Clinic. Myasthenia gravis. (https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/myasthenia-gravis/symptoms-causes/syc-20352036). Direvisi terakhir 22 Juni 2023. Diakses pada 14 Mei 2025.
  5. Johns Hopkins Medicine. Myasthenia Gravis. (https://www.hopkinsmedicine.org/health/conditions-and-diseases/myasthenia-gravis). Diakses pada 14 Mei 2025.