Lupus adalah penyakit autoimun yang menyebabkan peradangan pada berbagai bagian tubuh. Akibatnya, gejala lupus bisa menyerupai penyakit lain dan sulit didiagnosa.
Normalnya, tubuh memiliki sistem pertahanan alami untuk melindungi diri dari hal yang berbahaya bagi kesehatan. Ketika sistem kekebalan tubuh salah mengenali sel tubuh sehat sebagai benda asing, akan terjadi reaksi peradangan untuk melumpuhkannya. Kondisi ini dikenal dengan penyakit autoimun, yang salah satunya adalah penyakit lupus.
Lupus eritematosus atau systemic lupus erythematosus (SLE) merupakan salah satu penyakit autoimun kronis yang menyebabkan peradangan pada beberapa bagian tubuh. Kondisi ini bisa saja menyerupai penyakit lain, bahkan gejala dan keparahan lupus yang diderita seseorang bisa saja berubah-ubah. Oleh karena itu, diagnosa dan penanganan dini yang langsung dilakukan oleh dokter menjadi kunci penting dalam penatalaksanaan SLE.
Selain mengatasi keluhan, penanganan lupus dengan cepat dan tepat bisa mengurangi risiko terjadinya komplikasi. Dengan demikian penderita lupus bisa tetap beraktivitas, tanpa perlu mengkhawatirkan keluhan akibat gejala dari penyakit autoimun ini.
Baca juga: Hepatitis, Kenali Gejalanya untuk Mencegah Komplikasinya
Penyakit lupus yang paling umum ditemukan adalah yang menyebabkan gejala pada beberapa bagian tubuh, yang menjadikannya dikenal dengan istilah systemic lupus erythematous (SLE).
Selain SLE, jenis lupus yang lain adalah sebagai berikut ini:
Cutaneous lupus erythematous atau discoid lupus erythematous, yang mana lupus terjadi pada kulit. Biasanya, gejala seperti ruam kulit akan muncul pada daerah yang sering terpapar sinar matahari, seperti wajah, leher, telinga, lengan, dan kaki. Selain itu, jenis penyakit lupus ini juga dapat menyebabkan rambut rontok dan pitak (bald spot).
Drug-induced lupus terjadi karena penggunaan obat tertentu, seperti obat antikejang (fenitoin) dan obat antiaritmia (procainamide). Kondisi yang terjadi akibat efek samping konsumsi obat ini hanya terjadi sementara, dan akan membaik ketika konsumsi obat dihentikan.
Neonatal lupus termasuk kondisi langka ketika bayi terlahir dengan lupus. Kondisi ini tidak selalu disebabkan oleh kedua orang tua yang menderita lupus. Namun, bayi yang orang tuanya menderita lupus, memiliki risiko yang lebih besar untuk menderita kondisi serupa.
Baca juga: Pentingnya Skrining pada Bayi Baru Lahir
Lupus disebabkan oleh penyakit autoimun, yang terjadi karena kombinasi dari faktor genetik dan lingkungan. Berikut ini adalah beberapa faktor lain yang diyakini menjadi penyebab seseorang mengalami penyakit lupus:
Selain itu, ada beberapa faktor yang juga dipercaya menjadi pemicu terjadinya lupus pada seseorang, antara lain:
Baca juga: Tes Fungsi Hati, Langkah Awal Menentukan Kesehatan Hati
Anda yang memiliki kondisi khusus juga lebih rentan mengalami lupus. Beberapa faktor risiko lupus yang dimaksud adalah:
Bagi Anda yang memiliki salah satu faktor risiko di atas, sebaiknya periksakan diri ke dokter spesialis penyakit dalam sebagai upaya skrining dini sebelum terjadi keluhan. Anda juga bisa memastikan kesehatan secara umum dengan melakukan pemeriksaan di Executive Health Check Up di RS Pondok Indah, sebagai langkah awal pencegahan penyakit lupus.
Penyakit lupus dikenal juga sebagai penyakit seribu wajah, karena gejalanya sangat beragam dan seringkali menyerupai penyakit lain. Beberapa gejala lupus mungkin muncul secara mendadak, tetapi ada juga yang berkembang secara bertahap dengan derajat keparahan yang beragam. Gejala lupus yang terjadi, bisa saja hanya berupa ‘flare’ atau menetap. Yang dimaksud dengan ‘flare’ adalah suatu episode kekambuhan gejala lupus.
Gejala penyakit lupus yang terjadi bisa berbeda-beda, tergantung dari bagian tubuh yang terdampak. Namun, secara umum, gejala lupus yang paling sering dikeluhkan adalah sebagai berikut ini:
Selain itu, orang yang menderita penyakit lupus juga bisa mengeluhkan mulut kering, sariawan, rambut rontok, pembesaran kelenjar getah bening, kaki dan tangan jadi bengkak, serta kejang.
Baca juga: Cegah Penyakit Ginjal Diabetes
Dokter akan memastikan bahwa keluhan yang tengah Anda alami benar-benar disebabkan oleh lupus, mengingat bahwa penyakit ini memiliki gejala yang sangat beragam dan menyerupai kondisi medis lain. Selain melakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik, dokter akan melakukan pemeriksaan penunjang untuk memastikan diagnosis SLE.
Beberapa pemeriksaan penunjang yang dilakukan untuk menegakkan diagnosa penyakit lupus adalah:
Untuk menegakkan diagnosa lupus, seseorang harus memiliki setidaknya 4 dari 11 kriteria berikut ini:
Baca juga: Diabetes: Penyebab, Gejala, dan Penanganan
Lupus memang tidak bisa disembuhkan, tetapi kondisi ini bisa dikontrol supaya keluhan tidak mengganggu aktivitas dan mencegah kerusakan organ yang parah.
Dokter akan meresepkan beberapa obat untuk mencegah terjadinya flare dan meminimalkan kerusakan organ akibat komplikasi lupus. Beberapa obat yang dimaksud, seperti berikut ini:
Peresepan obat selain beberapa yang telah disebutkan di atas juga mungkin dilakukan sebagai cara mengobati penyakit lupus. Sebab obat yang diresepkan untuk meredakan keluhan akan disesuaikan dengan gejala yang dialami masing-masing penderita lupus. Misalnya, saja dokter akan meresepkan obat antihipertensi, obat tambah darah, maupun pengobatan untuk mengatasi tulang keropos (osteoporosis), termasuk peresepan kalsium maupun vitamin D.
Selain itu, penderita penyakit lupus juga disarankan untuk menjalani pola hidup sehat. Contohnya dengan berolahraga secara rutin, tidak merokok maupun mengonsumsi alkohol, menjaga pola makan yang sehat dan teratur, mengelola stres, dan menghindari paparan matahari langsung.
Berbagai upaya penanganan terbaik untuk penyakit lupus hanya dapat ditentukan oleh dokter spesialis penyakit dalam. Sebab, peresepan obat-obatan dan rekomendasi pola hidup sehat harus disesuaikan dengan riwayat kesehatan serta keparahan kondisi Anda.
Baca juga: Cerdas Pantau Diabetes
Komplikasi yang terjadi akibat lupus disebabkan oleh peradangan pada beberapa jaringan dan organ tubuh, termasuk ginjal, otak, pembuluh darah, dan paru-paru. Beberapa komplikasi lupus yang bisa saja terjadi, termasuk:
Selain menyebabkan komplikasi, penyakit lupus juga meningkatkan kemungkinan penderitanya mengalami infeksi, tulang keropos karena kematian jaringan, komplikasi kehamilan (seperti hipertensi dalam kehamilan, persalinan prematur, maupun keguguran), dan kanker.
Penderita lupus bisa sering mengalami sakit kepala karena peradangan yang disebabkan oleh penyakit ini dapat memengaruhi otak dan sistem saraf. Selain itu, lupus menyebabkan sistem imun menyerang jaringan tubuh sendiri, termasuk pembuluh darah di otak, yang bisa memicu migrain atau sakit kepala tegang.
Ruam lupus biasanya muncul sebagai bercak merah atau ungu di wajah, terutama di pipi dan hidung. Biasanya ruam lupus membentuk pola seperti kupu-kupu. Selain di wajah, ruam ini juga bisa muncul di bagian tubuh lain yang sering terkena sinar matahari, seperti leher, tangan, dan lengan. Jika Anda mengalami ruam seperti ini, segera konsultasikan dengan dokter spesialis penyakit dalam untuk diagnosis dan penanganan lebih lanjut.
Lupus bukanlah penyakit menular. Penyakit ini merupakan gangguan autoimun, di mana sistem kekebalan tubuh menyerang jaringan sehat. Jadi, lupus bukan penyakit yang bisa ditularkan melalui kontak fisik, udara, atau cairan tubuh.
Penderita lupus sebaiknya menghindari paparan sinar matahari karena kulit mereka lebih sensitif terhadap UV. Paparan sinar matahari berpotensi yang bisa memicu flare-up atau memperburuk gejala yang mereka alami. Sinar UV matahari . Sinar UV dapat menyebabkan peradangan, ruam, dan kerusakan kulit lebih parah pada penderita lupus.
Lupus adalah penyakit autoimun yang belum bisa disembuhkan total, tapi gejalanya bisa dikelola. Dengan perawatan yang tepat, seperti obat-obatan dan perubahan gaya hidup, gejala lupus bisa dikontrol sehingga penderita tetap bisa menjalani hidup dengan baik. Kuncinya adalah diagnosis dini dan perawatan yang konsisten.
Untuk mencegah lupus makin parah, bahkan mencegah komplikasinya, konsumsi obat sesuai dengan arahan dokter dan kontrol rutin dengan dokter spesialis penyakit dalam adalah upaya yang perlu dilakukan. Meski belum ada obat yang bisa menyembuhkan lupus sepenuhnya, kualitas hidup penderita bisa tetap baik dengan perawatan yang tepat.
Mengingat lupus sering kali telat dikenali bahkan diatasi, Anda sebaiknya memeriksakan diri ketika mengalami keluhan yang menyerupai salah satu gejala lupus, terutama bagi yang memiliki faktor risiko.
Rencanakan konsultasi dengan dokter spesialis penyakit dalam di RS Pondok Indah cabang terdekat untuk mendapatkan pemeriksaan yang komprehensif dan penanganan sedini mungkin, terutama bila keluhan disebabkan oleh lupus.
Referensi: