Apakah Vertigo Bisa Sembuh? Ini Penjelasannya

Oleh Tim RS Pondok Indah

Kamis, 21 Agustus 2025

RSPI Facebook linkRSPI twitter linkRSPI Linkedin link
RSPI link

Vertigo bisa diringankan dan dicegah kekambuhannya, asalkan mendapatkan penanganan tepat yang sesuai dengan penyebabnya. Simak penjelasan lengkapnya di sini!

Apakah Vertigo Bisa Sembuh? Ini Penjelasannya

Vertigo adalah suatu keluhan yang membuat penderitanya merasakan sensasi pusing, atau seperti berputar. Orang yang mengalami kondisi ini akan merasa dirinya atau lingkungan di sekitarnya berputar, bukan sekadar sakit kepala atau pusing biasa. Selain sensasi pusing berputar, vertigo juga bisa disertai dengan mual dan muntah, gangguan keseimbangan, telinga berdenging, kehilangan pendengaran pada salah satu atau kedua telinga, maupun rasa penuh di telinga. 


Penyebab vertigo adalah adanya gangguan keseimbangan tubuh yang melibatkan telinga dalam, saraf yang menghubungkan telinga dengan otak (saraf vestibular), atau gangguan pada otak. Vertigo yang terjadi pada telinga dalam dan saraf vestibular disebut sebagai vertigo perifer, sedangkan yang dipengaruhi oleh gangguan pada otak dikenal sebagai vertigo sentral. 


Gangguan keseimbangan ini dapat dipicu oleh berbagai penyakit, seperti gangguan telinga dalam, migrain, penyakit Meniere, atau BPPV. Jadi, vertigo sendiri bukanlah sebuah penyakit melainkan gejala yang muncul akibat kondisi medis tertentu. Oleh karena itu, penanganan vertigo dan peluang sembuhnya sangat bergantung pada penyebabnya.


Apakah Vertigo Bisa Sembuh?

Vertigo bisa diatasi, tau setidaknya diringankan, bila ditangani sesuai dengan penyebabnya. Jika disebabkan oleh infeksi telinga dalam, gejala ini umumnya bisa diatasi sepenuhnya dengan pengobatan yang tepat. Namun, vertigo yang terjadi karena masalah pada otak, seperti penyakit Meniere, atau stroke di batang otak, diperlukan penanganan dari dokter yang diimbangi dengan perubahan gaya hidup. 


Dengan kata lain, tidak semua jenis vertigo dapat sembuh total. Dalam sebagian kasus, gejalanya hanya bisa dikontrol agar tidak terlalu mengganggu kualitas hidup penderitanya. Maka dari itu, jika Anda mengalami vertigo, pastikan untuk berkonsultasi dengan dokter spesialis neurologi untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang sesuai. 


Baca juga: Vertigo ke Dokter Apa?



Pemeriksaan Vertigo 

Untuk memastikan penyebab vertigo, dokter akan melakukan serangkaian pemeriksaan, termasuk wawancara medis (anamnesis), pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang untuk menegakkan diagnosis. Beberapa pemeriksaan tersebut di antaranya:


  • Fukuda-Unterberger test: tes yang dilakukan untuk mengetahui gangguan pada struktur telinga bagian dalam 
  • Romberg’s test: tes yang dilakukan untuk mendeteksi gangguan pada sistem saraf pusat
  • Head impulse test: tes untuk memeriksa adanya gangguan pada sistem keseimbangan di telinga bagian dalam 
  • Vestibular test battery: tes ini bertujuan untuk menentukan apakah vertigo yang dialami disebabkan oleh gangguan pada telinga bagian dalam atau masalah pada otak
  • CT scan maupun MRI: untuk mengetahui gambaran otak secara detail guna mendeteksi vertigo sentral    


Baca juga: Penyebab Sering Sakit Kepala


Penanganan Vertigo 

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, pengobatan dan kesembuhan vertigo sangat bergantung pada penyebabnya. Namun, secara umum ada beberapa penanganan vertigo yang umum dilakukan oleh dokter spesialis neurologi, di antaranya:


1. Reposisi kanalit

Dokter akan melakukan reposisi kanalit guna mengembalikan posisi kristal kalsium kecil (otolith) di telinga dalam yang terlepas dari tempatnya. Terapi ini dilakukan dengan menerapkan manuver yang memanfaatkan gerakan kepala dan tubuh pasien. Penanganan vertigo yang satu ini umum dilakukan untuk mengatasi BPPV atau vertigo yang muncul karena perubahan posisi kepala, misalnya saat bangun dari tidur. 


2. Pemberian Obat-Obatan

Apabila Anda kerap mengalami vertigo secara tiba-tiba dalam durasi singkat, maka dokter mungkin akan meresepkan obat-obatan. Tujuannya adalah untuk meredakan gejala vertigo yang Anda alami. Beberapa jenis obat yang umum diresepkan ialah meclizine atau antihistamin. 


Baca juga: Apakah Migrain Bisa Disembuhkan? Cari Tahu Cara Mengatasinya


3. Terapi Rehabilitasi Vestibular 

Terapi sebagai penanganan vertigo ini bertujuan untuk memperbaiki gejala, seperti pusing, gangguan keseimbangan, dan masalah pada penglihatan. Terapi rehabilitasi vestibular dapat mencakup peregangan, kontrol gerakan mata, latihan kekuatan, hingga latihan jalan di tempat. 


4. Operasi

Operasi dilakukan apabila vertigo disebabkan oleh masalah kesehatan yang serius, seperti tumor otak atau cedera leher. Penanganan vertigo yang satu ini juga hanya dilakukan jika perawatan lain tidak memberikan hasil yang maksimal. 


Jadi, vertigo bisa saja diredakan, tetapi hanya dengan penanganan tepat yang sesuai dengan penyebabnya. Untuk itu, segera jadwalkan janji temu dengan dokter spesialis neurologi di RS Pondok Indah cabang terdekat. Nantinya, dokter akan melakukan pemeriksaan, termasuk menanyakan riwayat gejala serta kondisi medis yang Anda alami, untuk membantu memastikan penyebab vertigo dan mengusahakan penanganan yang sesuai. 


Pemeriksaan oleh dokter spesialis berpengalaman ini akan dibantu oleh fasilitas medis canggih berteknologi terkini, sehingga hasil diagnosis menjadi lebih akurat. Dengan begitu, pengobatan yang tepat bisa Anda dapatkan, baik untuk meredakan vertigo maupun mencegah kekambuhannya. Penanganan vertigo penting untuk Anda dapatkan agar tidak mengganggu kualitas hidup dan aktivitas sehari-hari. 


Baca juga: Kenali Gejala Awal Kanker Otak Sebelum Semakin Parah



FAQ


Mengapa Vertigo Sering Muncul Saat Bangun Tidur?

Vertigo mungkin muncul saat bangun tidur karena perubahan posisi tiba-tiba yang dapat mempengaruhi sistem keseimbangan, seperti gangguan pada bagian telinga dalam (vestibular). Selain itu, tekanan darah rendah saat bangun tidur, dehidrasi, atau penurunan kadar gula darah juga bisa memicu vertigo di pagi hari.


Berapa Lama Serangan Vertigo Bertahan?

Durasi serangan vertigo dapat bervariasi, mulai dari beberapa detik, menit, hingga beberapa jam, bahkan bisa berhari-hari, tergantung penyebabnya. Beberapa jenis vertigo, seperti BPPV (Vertigo Posisi Paroksismal Jinak), dapat berlangsung singkat, tetapi lebih sering kambuh. Pada kasus yang lebih serius, vertigo bisa bertahan berhari-hari, bahkan terus-menerus jika tidak diobati.


Jika sering mengalami gejala vertigo, sebaiknya konsultasikan dengan dokter spesialis neurologi untuk mengetahui penyebabnya dan mendapatkan penanganan yang tepat.


Kenapa Orang Bisa Terkena Vertigo?

Seseorang bisa terkena vertigo akibat berbagai hal, seperti gangguan pada sistem keseimbangan, infeksi telinga, migrain, cedera kepala, atau masalah neurologis lainnya. Selain itu, faktor lain, seperti stres berlebihan, kurang tidur, hipertensi, dan konsumsi alkohol juga dapat meningkatkan risiko terjadinya vertigo.


Apakah Vertigo Harus Dirawat Inap?

Penderita vertigo tidak selalu perlu dirawat inap. Banyak kasus vertigo dapat diobati secara rawat jalan dengan terapi fisik, obat-obatan, atau penanganan penyebab utama. Rawat inap hanya diperlukan jika vertigo disertai komplikasi serius seperti kehilangan keseimbangan yang parah atau kondisi neurologis yang membutuhkan pengawasan intensif.


Apa yang Tidak Boleh Dilakukan Saat Vertigo?

Saat mengalami vertigo, hindari melakukan aktivitas berat, maupun yang berisiko jatuh, seperti mengemudi atau memanjat. Selain itu, hindari melakukan gerakan atau perubahan posisi tubuh secara mendadak.

Bila serangan vertigo kambuh, sebaiknya segera duduk atau berbaring di lokasi yang tidak bising. Beristirahat total dapat meredakan gejala vertigo.


Apakah Vertigo Harus Dioperasi?

Tidak semua kasus vertigo perlu dioperasi. Pembedahan hanya dibutuhkan apabila vertigo disebabkan oleh masalah serius seperti tumor otak, cedera kepala berat, atau gangguan pada telinga bagian dalam yang tidak membaik dengan pengobatan lain. Sebagian besar kasus vertigo dapat diatasi dengan terapi fisik, obat, atau penanganan lain tanpa operasi.


Apabila Anda mengalami vertigo, konsultasikanlah kondisi Anda dengan dokter spesialis neurologi. Dengan pemeriksaan yang menyeluruh, dokter dapat mengetahui penyebab vertigo yang Anda alami dan merencanakan langkah penanganan yang tepat.




Referensi:

  1. Xing Y, Si L, et al,. Etiologic distribution of dizziness/vertigo in a neurological outpatient clinic according to the criteria of the international classification of vestibular disorders: a single-center study. Journal of Neurology. 2024. (https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC11055744/). Diakses pada 17 Agustus 2025. 
  2. Casani AP, Gufoni M, et al,. Current Insights into Treating Vertigo in Older Adults. Drugs Aging. 2021. (https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC8342368/). Diakses pada 17 Agustus 2025. 
  3. National Health Service UK. Vertigo. (https://www.nhs.uk/conditions/vertigo/). Direvisi terakhir 2 Mei 2023. Diakses pada 17 Agustus 2025. 
  4. National Health Service UK. Ménière's disease. (https://www.nhs.uk/conditions/menieres-disease/). Direvisi terakhir 25 April 2023. Diakses pada 17 Agustus 2025. 
  5. Cleveland Clinic. Vertigo. (https://my.clevelandclinic.org/health/symptoms/21769-vertigo). Direvisi terakhir 9 Mei 2023. Diakses pada 17 Agustus 2025. 
  6. Mayo Clinic. Benign paroxysmal positional vertigo (BPPV). (https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/vertigo/symptoms-causes/syc-20370055). Direvisi terakhir 5 Agustus 2022. Diakses pada 17 Agustus 2025.