Kenali Penyebab Demam Tinggi yang Perlu Anda Waspadai!

Oleh Tim RS Pondok Indah

Kamis, 15 Mei 2025

RSPI Facebook linkRSPI twitter linkRSPI Linkedin link
RSPI link

Demam tinggi disebabkan oleh infeksi bakteri atau virus serius, malaria, tifus, infeksi ginjal, autoimun, dan lainnya. Konsultasikan segera jika semakin parah.

Kenali Penyebab Demam Tinggi yang Perlu Anda Waspadai!

Demam tinggi (>39°C) bukan sekadar gejala biasa—itu adalah alarm darurat dari tubuh Anda. Ketika suhu melonjak drastis, artinya sistem imun sedang berperang keras melawan ancaman serius. Mari telusuri penyebab-penyebabnya agar Anda bisa mengambil tindakan tepat sebelum kondisi memburuk.


Penyebab Utama Demam Tinggi


1. Infeksi Bakteri Serius

Contohnya radang paru-paru, infeksi darah, atau radang selaput otak. Bakteri berbahaya ini bisa membuat suhu tubuh Anda melonjak drastis (>40°C). Jika tidak segera diobati, bisa membahayakan organ vital.


2. Infeksi Virus Berat (Dengue, COVID-19, Flu Parah)

Virus dengue dapat merusak pembuluh darah, sedangkan COVID-19 yang parah bisa memicu reaksi berlebihan pada tubuh. Akibatnya, demam Anda bisa sangat tinggi sebagai tanda bahaya.


3. Malaria

Ditularkan melalui gigitan nyamuk. Anda akan mengalami demam sangat tinggi (40-41°C) disertai menggigil dan berkeringat deras. Gejalanya biasanya berulang setiap 2-3 hari.


4. Tifus

Disebabkan oleh bakteri dari makanan/minuman yang terkontaminasi. Demam Anda akan naik turun seperti tangga (semakin hari semakin tinggi), disertai sakit perut dan lemas.


5. Abses (Nanah) di Organ Dalam

Jika ada infeksi bernanah di organ seperti hati atau paru-paru, tubuh Anda akan terus berusaha melawannya dengan demam yang tak kunjung turun.



6. Infeksi Ginjal

Bakteri dari saluran kemih bisa menyebar ke ginjal, menyebabkan demam tinggi disertai nyeri pinggang. Pada lansia, gejalanya mungkin tidak jelas tapi tetap berbahaya.


7. Penyakit Autoimun (Lupus, Rematik)

Sistem kekebalan tubuh Anda keliru menyerang jaringan sehat, menyebabkan demam berkepanjangan (>38,5°C). Sering disertai ruam di wajah atau nyeri sendi.


8. Reaksi Obat/Transfusi Darah

Beberapa jenis antibiotik atau transfusi darah yang tidak cocok bisa memicu demam mendadak disertai ruam kulit.


9. Kanker (Leukemia, Limfoma)

Sel kanker dapat mengelabui otak untuk menaikkan suhu tubuh. Anda mungkin mengalami demam malam hari disertai keringat dingin dan penurunan berat badan drastis.


10. Penggumpalan Darah di Paru-Paru

Bekuan darah yang menyumbat pembuluh darah besar bisa menyebabkan demam tinggi disertai sesak napas tiba-tiba. Ini merupakan kondisi darurat!


Kapan Harus Ke Dokter?

Segera cari pertolongan medis jika Anda mengalami:

  • Demam di atas 39°C yang tidak turun dengan obat biasa
  • Sakit kepala hebat disertai leher kaku
  • Muncul bintik merah yang tidak hilang saat ditekan
  • Sesak napas atau nyeri dada
  • Kejang atau penurunan kesadaran


Demam tinggi bisa menjadi tanda penyakit serius. Segera konsultasikan ke dokter umum jika mulai menunjukkan gejala yang serius. Semakin cepat ditangani, semakin kecil risikonya!


FAQ


Bolehkah Mandi Air Dingin Saat Demam Tinggi?

Tidak disarankan! Air dingin bisa membuat tubuh menggigil dan justru menaikkan suhu. Lebih baik:

  • Kompres hangat di ketiak/dahi.
  • Mandi air hangat untuk membantu menurunkan demam.
  • Minum banyak air dan istirahat.


Mengapa Demam Naik Turun? Apakah Berbahaya?

Demam naik-turun umum terjadi karena:

  • Tubuh sedang melawan infeksi (suhu tinggi saat aktivitas imun meningkat).
  • Efek obat penurun demam yang bekerja sementara.
  • Penyakit seperti demam berdarah atau malaria punya pola demam khas.


Waspadai jika pola tidak wajar atau disertai gejala memburuk.


Apa Bedanya Demam karena Virus vs Bakteri?

  • Virus: Demam muncul tiba-tiba (misal flu), sering dengan pilek, batuk, atau nyeri otot. Biasanya sembuh dalam 3–7 hari.
  • Bakteri: Demam lebih persisten (misal tifus/radang paru), sering disertai gejala spesifik seperti sakit tenggorokan hebat atau nanah. Butuh antibiotik.


Apakah Demam Tinggi Tanda Covid-19 atau DBD?

Bisa jadi! Perbedaannya:

  • COVID-19: Demam, batuk kering, sesak napas, hilang indra penciuman.
  • DBD: Demam mendadak tinggi, nyeri otot, bintik merah, perdarahan ringan.


Tes laboratorium diperlukan untuk memastikannya!


Benarkah Demam Tinggi Bisa Sebabkan Kejang?

Ya, terutama pada anak 6 bulan–5 tahun (kejang demam/febris). Penyebabnya:

  • Lonjakan suhu cepat mengganggu sinyal listrik di otak.
  • Faktor genetik meningkatkan risiko.


Kejang demam biasanya singkat (<5 menit) dan tidak berbahaya, tetapi konsultasikan ke dokter untuk memastikan tidak ada infeksi serius.


Apakah Demam Tinggi Berbahaya? Kapan Harus ke Dokter?

Demam adalah reaksi alami tubuh melawan infeksi. Namun, waspadai jika:

  • Suhu > 39°C pada dewasa atau > 38°C pada bayi.
  • Bertahan > 3 hari tanpa perbaikan.
  • Disertai kejang, leher kaku, sesak napas, atau ruam.
  • Pada bayi < 3 bulan, demam ringan pun perlu pemeriksaan.


Demam sangat tinggi (> 40°C) bisa sebabkan kerusakan organ jika tidak ditangani.


Referensi:

  1. Mayo Clinic. Fever. (https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/fever/symptoms-causes/syc-20352759). Diakses pada 13 Mei 2024.
  2. Cleveland Clinic. Fever in Adults: When to Worry. (https://my.clevelandclinic.org/health/symptoms/10880-fever). Diakses pada 13 Mei 2024.
  3. Johns Hopkins Medicine. Fever in Adults. (https://www.hopkinsmedicine.org/health/conditions-and-diseases/fever-in-adults). Diakses pada 13 Mei 2024.
  4. NHS UK. High temperature (fever) in adults. (https://www.nhs.uk/conditions/fever-in-adults/). Diakses pada 13 Mei 2024.
  5. Harvard Health Publishing. Fever in adults: When to worry. (https://www.health.harvard.edu/staying-healthy/fever-in-adults-when-to-worry). Diakses pada 13 Mei 2024.
  6. MedlinePlus. Fever. (https://medlineplus.gov/fever.html). Diakses pada 13 Mei 2024.
  7. American Academy of Family Physicians. Fever in Infants and Children. (https://www.aafp.org/pubs/afp/issues/2009/1101/p1012.html). Diakses pada 13 Mei 2024.
  8. CDC. Taking Care of Someone Sick at Home. (https://www.cdc.gov/flu/treatment/takingcare.htm). Diakses pada 13 Mei 2024.
  9. World Health Organization. Fever in children. (https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/fever-in-children). Diakses pada 13 Mei 2024.
  10. National Institute on Aging. Fever, High Temperature, and Hot Weather Safety for Older Adults. (https://www.nia.nih.gov/health/hot-weather-safety/fever-high-temperature-and-hot-weather-safety-older-adults). Diakses pada 13 Mei 2024.