Oleh Tim RS Pondok Indah
DBD adalah penyakit yang disebabkan virus dengue dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti. Simak informasi selengkapnya mengenai penyakit ini!
DBD masih menjadi salah satu penyakit yang turut menyumbang angka kematian tinggi di Indonesia. Padahal, penanganan awal yang tepat bisa menyelamatkan nyawa penderita DBD. Selain itu, beberapa langkah pencegahan DBD bisa diterapkan dengan mudah dan sederhana, tetapi efektif untuk menjauhkan diri dari infeksi yang ditularkan melalui gigitan nyamuk ini.
Demam berdarah dengue (DBD) terdiri 3 fase yang masing-masing memiliki gejala berbeda. Awalnya mungkin Anda tidak akan menyadari tengah mengalami demam berdarah, karena keluhan yang dirasakan seperti sedang sakit flu. Kondisi ini dikenal dengan DD atau demam dengue (dengue fever).
Anda dikatakan mengalami penyakit demam berdarah ketika terjadi perdarahan, baik yang bisa terlihat maupun tidak. Beberapa tanda perdarahan ini bahkan bisa menyebabkan komplikasi yang membahayakan nyawa. Oleh karena itu, Anda perlu mengenali gejala DBD agar penanganan yang tepat bisa diberikan.
Lebih baik lagi, mengetahui cara mencegah DBD perlu dilakukan supaya Anda tidak terinfeksi, bahkan sampai megalami komplikasi penyakit yang sering muncul di musim hujan ini.
DBD atau demam berdarah dengue adalah salah satu penyakit infeksi di negara beriklim tropis, yang disebabkan oleh virus dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti. Indonesia sebagai negara beriklim tropis juga menjadi salah satu faktor risiko terjadinya infeksi ini. Menurut data Kemenkes RI, tercatat setidaknya 16.000 kasus DBD yang terjadi sampai tanggal 1 Maret 2024 di 213 Kabupaten/Kota di Indonesia.
Baca juga: Musim Hujan Tiba, Waspada Demam Berdarah pada Anak!
Demam berdarah adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus dengue. Sampai saat ini diketahui ada 4 jenis virus dengue. Infeksi salah 1 dari jenis virus ini akan menyebabkan Anda mengalami DBD.
Setelah terinfeksi salah 1 jenis virus dengue, Anda akan kebal terhadap jenis virus tersebut untuk selamanya. Namun, Anda masih mungkin mengalami DBD karena terinfeksi salah satu dari 3 jenis virus dengue yang lain. Tinggal di daerah rawan banjir akan meningkatkan risiko terinfeksi DBD.
DBD termasuk salah satu penyakit zoonosis, yang berarti penyakit infeksi ini ditularkan dari hewan ke manusia. Hewan yang menularkan infeksi ini adalah nyamuk. Umumnya, gigitan nyamuk Aedes aegypti lah yang menjadi penyebab demam berdarah.
Jadi, bila Anda bertanya apakah DBD menular? Jawabannya adalah tidak ditularkan langsung antar manusia, melainkan dari nyamuk yang telah menghisap darah penderita DBD, ke manusia lain yang sehat.
Baca juga: Mengenal Apa Itu Flu Tulang, Penyebab dan Cara Mengatasinya
Kebanyakan penderita DBD tidak merasakan adanya gejala apa pun. Namun, ada juga beberapa orang yang mengeluhkan gejala DBD, dengan keparahan yang berbeda-beda. Gejala demam berdarah ringan sering dikeluhkan menyerupai gejala flu. Sedangkan untuk gejala yang berat bahkan bisa menyebabkan pendarahan yang membuat kerusakan organ bahkan syok yang bisa membahayakan nyawa.
Mereka yang mengalami gejala DBD akan merasakannya 4-10 hari setelah digigit nyamuk Aedes aegypti. Demam yang merupakan gejala utama demam berdarah dikenal dengan demam pelana kuda, yang akan dimulai dengan demam tinggi (hingga 40°C) dan akan turun atau seolah-olah sudah membaik, tetapi akan kembali mengalami peningkatan suhu.
Selain demam tinggi, beberapa keluhan yang dirasakan sebagai gejala DBD, meliputi:
Mengingat gejala DBD yang ditimbulkan menyerupai flu dan penyakit ringan lainnya, Anda sebaiknya memeriksakan diri ke dokter spesialis penyakit dalam untuk memastikan penyebab dari keluhan yang dirasakan saat ini. Nantinya dokter akan memberikan penanganan yang sesuai, setelah memeriksa dan memastikan kondisi Anda.
Gejala DBD umumnya akan membaik dengan sendirinya dalam 1-2 minggu kemudian. Namun, 1 dari 20 orang yang menderita DBD bisa saja mengalami komplikasi yang membahayakan nyawa, yakni DSS atau dengue shock syndrome.
Komplikasi DBD ini juga lebih berisiko dialami oleh mereka yang sudah pernah terinfeksi sebelumnya. Beberapa gejala DBD yang parah atau DSS, antara lain:
Jika mengalami salah satu gejala DBD parah seperti di atas, Anda harus memeriksakan diri ke IGD terdekat untuk mendapatkan penanganan dan pengawasan ketat dari dokter.
Baca juga: Pentingnya Vaksinasi bagi Orang Dewasa
Pasien demam berdarah dengue biasanya akan melalui tiga fase, yakni fase demam, fase kritis, dan fase pemulihan.
Fase demam biasanya berlangsung dalam 2-7 hari, ditandai dengan demam tinggi hingga 40ºC, mual, lemah, bintik merah pada kulit, dan nyeri otot. Selain itu, kadar trombosit akan terus menurun dalam fase ini.
Selanjutnya, penderita akan masuk ke fase kritis. Pada fase kritis, demam akan turun dan penderita biasanya mengira bahwa dirinya sudah sembuh, padahal ini justru fase demam berdarah yang paling berbahaya, karena kemungkinan terjadi perdarahan dan kebocoran plasma darah. Fase kritis biasanya berlangsung selama 24-48 jam setelah fase demam berakhir. Fase ini bisa ditandai dengan penurunan tekanan darah dan buang air besar berdarah, maupun pendarahan spontan seperti mimisan.
Terakhir, pasien akan memasuki fase pemulihan. Fase ini akan terjadi 48–72 jam setelah fase kritis. Pada fase ini, kadar trombosit akan meningkat dan pulih dengan cepat. Selain itu, cairan yang keluar dari pembuluh darah akan kembali masuk ke dalam. Cairan yang masuk harus dijaga tidak berlebihan karena berpotensi menyebabkan gagal jantung dan edema paru.
Baca juga: Imunisasi Lengkap untuk Perlindungan Maksimal
Sebelum memberikan perawatan DBD yang Anda alami, dokter akan memastikan dengan mengajukan beberapa pertanyaan sembari melakukan pemeriksaan fisik. Beberapa pemeriksaan penunjang juga akan disarankan guna menunjang diagnosa DBD, termasuk pemeriksaan NS1, IgG dan IgM dengue, hitung darah lengkap, dan tes fungsi hati.
Tujuan penanganan DBD bukanlah menyembuhkan, karena penyakit akibat infeksi virus ini sebenarnya akan sembuh dengan sendirinya sekitar 1 minggu. Penanganan yang diberikan bertujuan mengatasi keluhan, meningkatkan kekebalan tubuh pasien, serta mencegah terjadinya komplikasi demam berdarah.
DBD tidak selalu memerlukan perawatan di rumah sakit, tergantung dari keparahannya. Berikut ini adalah berapa penanganan DBD secara mandiri yang bisa dilakukan, meliputi:
Baca juga: Flu Singapura, Kenali Gejala dan Cara Mencegahnya
Agar senantiasa terhindar dari demam berdarah, bahkan komplikasinya, upaya pencegahan DBD perlu dilakukan. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia telah mencanangkan gerakan 3M Plus sebagai upaya pencegahan DBD. Beberapa upaya tersebut meliputi:
Sementara poin Plus yang dimaksud, adalah sebagai berikut ini:
Baca juga: Bahaya Difteri pada Anak
Demam berdarah biasanya tidak disertai batuk, pilek, maupun hidung tersumbat. Gejala DBD biasanya mencakup demam hingga 40 derajat Celsius, nyeri otot, bintik merah, mual, dan lemas.
Gejala DBD, seperti demam serta nyeri otot dan sendi, seringkali dapat menyebabkan penderita DBD sulit tidur. Selain itu, terkadang penderita DBD juga bisa mengalami gejala gatal pada kulit. Hal ini juga dapat menyebabkan penderita sulit beristirahat.
Pasien demam berdarah dengue biasanya akan melalui tiga fase, yakni fase demam, fase kritis, dan fase pemulihan. Fase demam dapat berlangsung selama 2-7 hari. Kemudian fase kritis akan berlangsung selama 24-48 jam setelah fase demam selesai dan fase pemulihan berlangsung 48-72 jam setelah pasien melalui fase kritis.
Jika Anda terkena demam berdarah, segera periksakan diri ke dokter spesialis penyakit dalam untuk mendapatkan penanganan yang tepat. Selain itu, untuk membantu proses penyembuhan, Anda perlu beristirahat total (bed rest), meminum banyak cairan untuk mencegah dehidrasi, dan memantau suhu tubuh. Penanganan dini sangat penting untuk pemulihan yang cepat.
Vaksin DBD bisa menjadi langkah pencegahan infeksi demam berdarah. Vaksin ini bisa diberikan pada mereka yang berusia 9-45 tahun dan sudah pernah terkena DBD sebelumnya.
Salah satu vaksin DBD di Indonesia adalah tetravalent dengue vaccine (TDV) yang dirancang untuk memberikan perlindungan terhadap empat jenis virus dengue. Anda bisa mendapatkan vaksin DBD di Executive Health Check Up RS Pondok Indah cabang terdekat.
Sebelum melakukan vaksinasi DBD, dokter spesialis penyakit dalam di RS Pondok Indah akan terlebih dahulu memeriksa dan memastikan kondisi Anda sesuai untuk menerima vaksin ini. Bagi Anda yang sedang terinfeksi DBD, RS Pondok Indah akan memberikan perawatan yang komprehensif, agar tidak mengalami komplikasi dengan tetap merasa nyaman.
Referensi: