Apakah Kanker Serviks Bisa Hamil? Simak Jawabannya di Sini! 

By Tim RS Pondok Indah

Monday, 28 July 2025

RSPI Facebook linkRSPI twitter linkRSPI Linkedin link
RSPI link

Penderita kanker serviks bisa hamil, tergantung pada keparahan dan pengobatannya. Ada pengobatan fertility sparing yang bisa meningkatkan peluang hamil di kemudian hari.

Apakah Kanker Serviks Bisa Hamil? Simak Jawabannya di Sini! 

Kanker serviks adalah pertumbuhan jaringan abnormal di serviks (leher rahim), yaitu bagian yang menghubungkan rahim dengan vagina. Kanker ini disebabkan oleh infeksi virus HPV (Human papillomavirus) yang menular melalui hubungan seksual. Namun, tidak semua infeksi HPV akan berkembang menjadi kanker.


Kanker serviks dan efek samping beberapa metode pengobatannya memang berpotensi memengaruhi kesuburan wanita. Namun, apakah hal ini berarti penderita kanker serviks sulit untuk hamil? Bisakah penyintas kanker serviks hamil dan memiliki anak? Mari simak penjelasan di bawah ini!


Apakah Kanker Serviks Bisa Hamil?

Sebenarnya, peluang hamil bagi penderita kanker serviks dipengaruhi oleh banyak faktor, mulai dari kondisi kesehatan pasien secara keseluruhan, stadium kanker, hingga jenis pengobatan yang dijalani.


Apabila berada di stadium I, pasien masih memiliki peluang untuk hamil dengan mengandalkan pengobatan yang mempertahankan kesuburan (fertility sparing). Namun, untuk kanker serviks sudah memasuki stadium lanjut, atau memerlukan operasi pengangkatan rahim (histerektomi), kehamilan menjadi tidak mungkin terjadi. 


Jadi, penderita kanker serviks apa bisa hamil? Jawabannya adalah bisa, asalkan masih di stadium awal dan menjalani fertility sparing treatment untuk mempertahankan kesuburan.  


Baca juga: Apakah Kanker Serviks Bisa Disembuhkan?



Pengobatan Kanker Serviks untuk Memperbesar Peluang Hamil 

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, peluang hamil untuk wanita dengan kanker serviks tetap ada, asalkan masih berada di stadium awal dan menjalani pengobatan yang tepat. Jenis pengobatan yang bisa memperbesar peluang hamil pada penderita kanker serviks adalah fertility sparing treatment


Fertility sparing treatment adalah pengobatan kanker yang bertujuan untuk mempertahankan rahim dan fungsi ovarium, sehingga pasien tetap berkesempatan memiliki keturunan. Tindakan medis ini hanya mengangkat jaringan yang terkena kanker, bukan keseluruhan rahim. 


Ada beberapa penanganan kanker serviks yang termasuk ke dalam fertility sparing procedure, di antaranya:


1. Cone Biopsy

Penanganan kanker serviks ini akan mengambil sebagian kecil jaringan serviks dengan potongan berbentuk kerucut. Cone biopsy menghilangkan sebagian leher rahim, tetapi masih mempertahankan keutuhan rahim. Dengan begitu, pasien kanker serviks nantinya masih memiliki peluang untuk hamil secara alami. 


2. Radical Trachelectomy 

Radical trachelectomy merupakan operasi pengangkatan serviks dan jaringan di sekitarnya. Prosedur trakelektomi ini tetap mempertahankan keutuhan rahim, dan nantinya dibuatkan saluran serviks baru yang menghubungkan rahim ke vagina. Rahim juga akan ditutup dengan jahitan khusus agar tetap kuat selama masa kehamilan. 


Baca juga: Ketahui Kanker Rahim, Penyebab, Gejala, dan Cara Pengobatannya


3. Oophoropexy

Beberapa pasien kanker serviks membutuhkan terapi radiasi panggul yang berisiko menyebabkan kerusakan ovarium. Untuk mencegah kerusakan, dokter akan menyarankan tindakan oophoropexy, yaitu prosedur pemindahan ovarium ke bagian tubuh yang tidak terkena radiasi, misalnya bagian perut. 


4. Cryopreservation

Penanganan kanker serviks yang satu ini merupakan tindakan medis untuk membekukan sel telur, embrio, atau jaringan ovarium sebelum menjalani terapi kanker. Tujuannya agar bagian penting dalam proses fertilisasi tersebut tidak mengalami kerusakan selama pasien menjalani kemoterapi atau terapi radiasi. Setelah dinyatakan sembuh, nantinya sel yang dibekukan bisa digunakan dalam program bayi tabung (IVF)


Baca juga: Kenali 6 Gejala Awal Kanker Serviks yang Perlu Diperhatikan


Perlu diingat, pengobatan kanker serviks dengan fertility sparing ini hanya bisa dilakukan apabila kanker masih berada di stadium awal, di mana kanker belum menyebar ke bagian jaringan tubuh lainnya. Pasien pun perlu menjalani serangkaian pemeriksaan, mulai dari MRI hingga biopsi, untuk memastikan kondisi kanker dan bisa atau tidaknya dilakukan tindakan medis ini.


Setelah menjalani fertility sparing procedure, dokter masih akan memantau kondisi pasien secara ketat, termasuk menjadwalkan pemeriksaan pap smear, MRI, dan kolposkopi secara rutin untuk mengurangi risiko kambuhnya kanker serviks. Dengan pengobatan yang tepat, penderita kanker serviks pun masih berpeluang memiliki keturunan dan menjalani kehamilan yang sehat. 


Apabila sedang mempertimbangkan pengobatan kanker serviks dan tetap ingin memiliki keturunan, konsultasikan kondisi Anda kepada dokter spesialis kebidanan dan kandungan di RS Pondok Indah cabang terdekat.


Selain itu, Anda juga bisa berkonsultasi dengan dokter spesialis IVF dan fertilitas di IVF Center RS Pondok Indah untuk mengetahui opsi program hamil yang sesuai. Nantinya, dokter akan memeriksa kondisi Anda dan membantu merekomendasikan penanganan kanker serviks terbaik untuk meningkatkan peluang hamil.


Dokter terlatih akan memastikan Anda mendapatkan pelayanan terbaik agar senantiasa nyaman selama menjalani pengobatan. Fasilitas medis berteknologi canggih juga akan membantu Anda mendapatkan hasil pengobatan sesuai harapan. 


Jadi, tunggu apa lagi? Jadwalkan janji temu dengan dokter spesialis kebidanan dan kandungan di RS Pondok Indah sekarang juga!


Baca juga: Cek Kesiapan Anda dan Pasangan Sebelum Program IVF



FAQ


Apakah Kanker Serviks Mempengaruhi Kesuburan?

Kanker serviks berpotensi mempengaruhi kesuburan wanita, tergantung pada stadium kanker dan pengobatan yang dilakukan. Bila kanker terlambat dideteksi dan ditangani, perkembangan sel kanker mungkin mengganggu fungsi serviks dan rahim, sehingga berpotensi menurunkan peluang kehamilan. Beberapa metode pengobatan, seperti radioterapi dan kemoterapi juga berpotensi meningkatkan risiko gangguan pada sistem reproduksi.


Meskipun demikian, jika kanker terdeteksi dini dan pengobatan dilakukan dengan prosedur konservatif, kemungkinan mempertahankan kesuburan tetap ada. Apabila Anda mengalami gejala yang dicurigai mengarah ke kanker serviks, segera konsultasikan diri dengan dokter spesialis kebidanan dan kandungan untuk pemeriksaan lebih lanjut!


Apakah Penyintas Kanker Serviks Bisa Menjalani IVF?

Penyintas kanker serviks mungkin memiliki peluang menjalani program in-vitro fertilization (IVF), tergantung pada tingkat keparahan gangguan yang terjadi di sistem reproduksi dan pengobatan yang telah dijalani. Jika rahim dan ovarium tetap utuh dan berfungsi normal, penyintas kanker serviks dapat menjalani prosedur IVF.


Bila Anda Anda seorang penyintas kanker serviks dan ingin mengetahui informasi lebih lanjut mengenai program IVF, Anda bisa berkonsultasi dengan dokter spesialis IVF dan fertilitas di IVF Center RS Pondok Indah.


Apa Pengobatan untuk Mempertahankan Kesuburan pada Kanker Serviks?

Metode pengobatan kanker serviks yang digunakan untuk mempertahankan kesuburan disebut dengan metode fertility sparing. Terdapat beberapa jenis prosedur yang dikategorikan sebagai fertility sparing treatment, yakni:


  • Cone biopsy
  • Radical trachelectomy
  • Oophoropexy
  • Cyropreservation


Untuk mengatasi kanker serviks sambil menjaga kesuburan, konsultasikanlah opsi pengobatan terbaik dengan dokter spesialis kebidanan dan kandungan di RS Pondok Indah cabang terdekat.




Referensi:

  1. Chatziioannou SS, Papasideri V, et al,. Fertility-sparing surgery upon reproductive and oncologic results in ovarian cancer patients stage I (FIGO): a systematic review. Archives of Gynecology and Obstetrics. 2025. (https://link.springer.com/article/10.1007/s00404-025-08062-y). Diakses pada 18 Juli 2025. 
  2. Jorgensen KA, Agusti N, et al,. Fertility-sparing surgery vs standard surgery for early-stage cervical cancer: difference in 5-year life expectancy by tumor size. American Journal of Obstetrics and Gynecology. 2024. (https://www.sciencedirect.com/science/article/abs/pii/S000293782400084X). Diakses pada 18 Juli 2025.  
  3. Salman L. & Covens A. Fertility Preservation in Cervical Cancer—Treatment Strategies and Indications. Current Oncology. 2024. (https://www.mdpi.com/1718-7729/31/1/19). Diakses pada 18 Juli 2025.  
  4. Buonomo B, Multinu F, et al,. Ovarian transposition in patients with cervical cancer prior to pelvic radiotherapy: a systematic review. International Journal of Gynecological Cancer. 2021. (https://www.international-journal-of-gynecological-cancer.com/article/S1048-891X(24)02023-1/fulltext). Diakses pada 18 Juli 2025. 
  5. Zaccarini F, Sanson C, et al,. Cervical Cancer and Fertility-Sparing Treatment. Journal of Clinical Medicine. 2021. (https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC8585101/). Diakses pada 18 Juli 2025. 
  6. Cleveland Clinic. Fertility-Sparing Management of Early-Stage Cervical Cancer. (https://consultqd.clevelandclinic.org/fertility-sparing-management-of-early-stage-cervical-cancer). Direvisi terakhir 3 Agustus 2023. Diakses pada 18 Juli 2025. 
  7. Cleveland Clinic. Fertility Preservation. (https://my.clevelandclinic.org/health/treatments/17000-fertility-preservation). Direvisi terakhir 22 Februari 2022. Diakses pada 18 Juli 2025. 
  8. Cleveland Clinic. Cone Biopsy. (https://my.clevelandclinic.org/health/diagnostics/23381-cone-biopsy). Direvisi terakhir 29 Juni 2022. Diakses pada 18 Juli 2025.