Bayi Tabung, Solusi Terkini Infertilitas

Selasa, 05 Maret 2024

RSPI Facebook linkRSPI twitter linkRSPI Linkedin link
RSPI link

Mengalami infertilitas atau ketidaksuburan bukan berarti kehilangan harapan untuk memiliki keturunan

Bayi Tabung, Solusi Terkini Infertilitas

Tidak ada seorang pun yang menginginkan dirinya mengalami ketidaksuburan atau infertilitas. Namun, karena berbagai penyebab, hal tersebut bisa saja terjadi. Hadirnya teknologi IVF dapat menjadi solusi bagi Anda dan pasangan dengan masalah infertilitas untuk memiliki keturunan.


IVF merupakan salah satu inovasi teknologi reproduksi berbantu (TRB) yang melibatkan manipulasi sel telur wanita yang dibuahi oleh sel sperma pria di luar tubuh wanita.


Pada kondisi natural, pembuahan sel telur oleh sel sperma terjadi di saluran telur atau tuba fallopi. Sedangkan pada IVF, pembuahan dilakukan dengan bantuan teknologi di laboratorium khusus bayi tabung.


Sel telur yang telah dibuahi selanjutnya akan diobservasi dalam inkubator, kemudian embrio yang terbentuk akan dipindahkan (transfer) ke dalam rongga rahim wanita agar tercipta kehamilan.


Bagaimana prosedur atau tahapan yang harus dijalani jika mengikuti program IVF?


  1. Pemeriksaan awal. Pada tahap ini, pasangan suami istri yang sah akan diperiksa secara menyeluruh oleh dokter spesialis kebidanan dan kandungan konsultan fertilitas, endokrinologi, dan reproduksi. Pemeriksaan ini meliputi pemeriksaan darah, pemeriksaan ultrasonografi (USG) untuk mengetahui cadangan ovarium, kondisi organ reproduksi wanita, serta analisis semen untuk mengetahui kualitas sperma pria.
  2. Stimulasi ovarium. Jika hasil pemeriksaan awal telah memenuhi semua syarat untuk dilakukan IVF, calon ibu akan disuntik dengan obat pembesar telur. Tindakan ini bertujuan untuk menstimulasi telur (folikel) agar membesar dan matang. Semakin banyak folikel yang matang dan berkembang, semakin besar pula kemungkinan didapatkan sel telur (oosit) berkualitas baik untuk digunakan dalam proses IVF.
  3. Menjaga folikel tumbuh dan berkembang tepat waktu. Folikel yang baik akan tumbuh dan membesar selama penyuntikan obat. Guna memastikan hal tersebut, diperlukan penyuntikan hormon yang dilakukan selama 10-12 hari, agar sel telur dapat berkembang hingga matang. Selain itu, akan dilakukan juga penyuntikan obat untuk mencegah peningkatan hormon LH, sehingga folikel yang membesar tidak akan pecah sebelum waktunya
  4. Pengambilan sel telur (ovum pick-up). Pada tahap ini, oosit (sel telur) yang sudah matang diambil dari tubuh calon ibu dengan menggunakan jarum khusus, kemudian dibawa ke laboratorium embriologi. Tindakan ini dilakukan dengan anestesi untuk menghindari rasa sakit, dan dilakukan di kamar operasi khusus.
  5. Menyatukan sel telur dan sperma. Pada hari yang sama dengan ovum pick-up, sel telur yang berkualitas baik akan dipertemukan dengan sperma terpilih dari calon ayah, untuk kemudian dikembangkan dalam inkubator. Seleksi sel telur dan sel sperma dilakukan di laboratorium dengan bantuan mikroskop khusus.
  6. Pemindahan (transfer) embrio ke dalam rahim. Telur yang sudah dibuahi akan berkembang menjadi embrio dalam waktu 3-5 hari. Setelah itu, akan dilakukan seleksi kembali untuk memilih embrio terbaik. Pemindahan embrio ke rahim calon ibu umumnya dilakukan pada hari ke-3 atau ke-5. Jika dari hasil pembuahan terdapat banyak embrio yang berhasil dibuahi, maka sisa embrio dapat dibekukan dalam nitrogen cair, untuk ditransfer kembali saat diperlukan.


Faktor penunjang keberhasilan program IVF dan risiko kegagalan

Embrio yang telah dipindahkan dalam rahim diharapkan dapat tumbuh dan berkembang baik layaknya pada kehamilan alami. Dua minggu setelah tindakan transfer embrio, calon ibu akan diperiksa darah untuk mengetahui kadar hormon kehamilan (hCG), untuk menentukan apakah kehamilan berhasil terjadi atau tidak.


Selama proses menunggu ini, calon ibu dapat melakukan aktivitas seperti biasa dengan menghindari faktor penyebab kegagalan, termasuk stres.


Untuk meningkatkan keberhasilan program IVF, pasangan suami istri diharapkan dapat menerapkan pola hidup sehat seperti mengonsumsi makanan dengan gizi seimbang, berolahraga teratur, menghindari minuman beralkohol, membatasi konsumsi kafein, dan berhenti merokok sejak sebelum dimulainya program.


Perlu dipahami, bahwa seperti halnya dengan kehamilan alami, metode bayi tabung juga memiliki risiko kegagalan. Selain itu, program bayi tabung juga memiliki beberapa risiko komplikasi, seperti:


  1. Komplikasi saat prosedur ovum pick-up, yang memungkinkan terjadinya infeksi atau perdarahan.
  2. Kehamilan kembar atau lebih (multipel). Kondisi ini dapat terjadi jika terdapat lebih dari satu embrio yang ditanamkan dalam rahim. Hamil multipel dapat meningkatkan risiko keguguran, persalinan prematur, dan atau bayi lahir dengan berat badan rendah.
  3. Sindrom hiperstimulasi ovarium. Pada pasien tertentu, terutama pasien dengan sindrom ovarium polikistik (polycystic ovary syndrome, PCOS), terjadi pertumbuhan telur dalam jumlah banyak (lebih dari 15). Hal ini akan meningkatkan risiko sindrom hiperstimulasi ovarium yang ditandai dengan penumpukan cairan di perut yang dapat menyebabkan nyeri dan kadang sesak.
  4. Kehamilan di luar rahim (ektopik). Seperti juga pada kehamilan alami, kehamilan pada program IVF dapat berisiko terjadinya kehamilan ektopik.
  5. Keguguran. Risiko keguguran akan meningkat seiring bertambahnya usia calon ibu, seperti juga pada kehamilan alami.


Persentase keberhasilan IVF dan perkembangan teknologinya

Di antara berbagai metode penanganan ketidaksuburan, bayi tabung memiliki angka keberhasilan tertinggi, yakni mencapai hingga 40 persen. Tingginya tingkat keberhasilan ini didukung oleh berbagai faktor, salah satunya usia calon ibu saat menjalani program.


Keberhasilan program bayi tabung mencapai angka tertinggi jika calon ibu berusia di bawah 35 tahun. Dengan semakin bertambahnya usia sang wanita, semakin berkurang pula jumlah dan kualitas telur dalam ovarium, sehingga jumlah dan kualitas embrio yang bisa didapat akan berkurang.


Dukungan teknologi yang terus berkembang juga memberi andil dalam meningkatkan keberhasilan program ini.


Beberapa teknologi yang membantu meningkatkan keberhasilan program bayi tabung di antaranya:


  1. Timelapse incubator
  2. Pre-implantation genetic testing for aneuploidy (PGT-A)
  3. Intracytoplasmic Morphologicallyselected Sperm Injection (IMSI)
  4. Laser assisted hatching
  5. Oocyte imaging system
  6. Intra Cytoplasmic Sperm Injection (ICSI)


Fungsi dan keunggulan tekologi terbaru ini sudah diterapkan di RS Pondok Indah IVF Centre. RS Pondok Indah IVF Centre memberikan layanan one stop service. Anda bisa mendapatkan layanan penunjang tanpa harus pergi ke tempat lain.


Dengan dukungan tim dokter spesialis andrologi dan dokter spesialis bedah urologi yang dapat membantu menangani permasalahan kesuburan bagi pria, hingga layanan akupunktur untuk menunjang keberhasilan program yang dijalani.


Selama program bayi tabung, Anda dan pasangan juga akan selalu didampingi tim IVF yang sudah berpengalaman. Didukung juga dengan fasilitas seperti kamar bersalin dan rawat inap yang nyaman, NICU, dan lainnya.