Kanker Serviks, Kenali Gejala dan Pengobatannya sebelum Terlambat

Oleh Tim RS Pondok Indah

Jumat, 18 Juli 2025

RSPI Facebook linkRSPI twitter linkRSPI Linkedin link
RSPI link

Kanker serviks menjadi salah satu kanker paling mematikan bagi wanita. Dengan menyadari gejalanya sedini mungkin, peluang kesembuhan pun akan meningkat. 

Kanker Serviks, Kenali Gejala dan Pengobatannya sebelum Terlambat

Kanker serviks disebut sebagai kanker yang paling mematikan untuk wanita, sebab diperkirakan sekitar 21.000 wanita meninggal setiap tahunnya akibat penyakit ini. Di Indonesia sendiri tercatat ada sekitar 36.000 kasus kanker serviks setiap tahunnya. Jumlah ini menjadikan kanker serviks sebagai penyebab kematian akibat kanker kedua terbanyak pada wanita, setelah kanker payudara. 


Sayangnya, di tengah tingginya kasus kematian akibat kanker serviks, kesadaran untuk melakukan skrining masih rendah. Alhasil, banyak kasus baru kanker serviks yang baru terdeteksi setelah kanker menyebar, sehingga lebih sulit untuk diobati. Oleh karena itu, penting untuk mengenali gejala awal kanker dan langkah yang harus dilakukan untuk meningkatkan peluang sembuh. 


Apa Itu Kanker Serviks?

Kanker serviks atau kanker leher rahim adalah pertumbuhan sel-sel abnormal pada serviks, yaitu bagian yang menghubungkan rahim dengan vagina. Serviks sendiri berfungsi sebagai jalan lahir saat proses persalinan dan jalan keluarnya darah saat menstruasi.


Kanker serviks termasuk jenis kanker yang perkembangannya lambat. Bahkan, butuh waktu sekitar 3–7 tahun hingga sel abnormal di serviks berubah menjadi kanker. Namun, keganasan pada organ reproduksi wanita ini memiliki angka kematian yang tinggi. 


Baca juga: Apakah Kanker Serviks Bisa Disembuhkan?



Gejala Kanker Serviks

Di tahap awal, kanker serviks sering kali tidak menimbulkan gejala apa pun. Itulah mengapa skrining lewat pap smear atau tes HPV DNA sangat penting peranannya dalam mendeteksi kanker serviks. 

Ketika sudah memasuki stadium lanjut, barulah gejala kanker serviks mulai dikenali. Berikut ini adalah beberapa gejala kanker serviks yang umum dikeluhkan:


  • Perdarahan di luar siklus menstruasi 
  • Perdarahan setelah memasuki masa menopause
  • Perdarahan vagina setelah berhubungan seksual
  • Keputihan tidak normal, seperti beraroma busuk, dan jumlah keputihan yang banyak 
  • Nyeri panggul 
  • Nyeri saat berhubungan seksual 


Baca juga: Keputihan ke Dokter Apa?


Penyebab Kanker Serviks 

Sebagian besar kasus kanker leher rahim (serviks) disebabkan oleh infeksi human papillomavirus (HPV). Virus ini sangat menular, dengan cara penularan utamanya ialah melalui hubungan seksual.

Namun, tidak semua infeksi HPV akan berakhir menjadi kanker. Pada sebagian orang, sistem kekebalan tubuhnya mampu melemahkan virus ini. Namun, pada individu lainnya, virus ini bisa menetap selama bertahun-tahun di serviks dan berkembang menjadi kanker. 


Faktor Risiko Kanker Serviks 

Ada beberapa faktor yang meningkatkan risiko seseorang terkena kanker serviks, di antaranya: 


  • Mulai berhubungan seksual di usia yang masih muda 
  • Sering bergonta-ganti pasangan seksual 
  • Menderita infeksi menular seksual lainnya, seperti klamidia, gonore, atau herpes
  • Memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah 
  • Kebiasaan merokok 


Baca juga: Berbagai Cara Deteksi Kanker Leher Rahim


Kapan Harus ke Dokter?

Karena kanker serviks tidak selalu menunjukkan gejala di tahap awal, seorang wanita dianjurkan untuk menjalani skrining secara rutin. Skrining kanker serviks bisa berupa pap smear atau tes HPV DNA di rumah sakit terdekat. Selain skrining, Anda juga direkomendasikan untuk mendapatkan vaksin HPV, idealnya sebelum menikah atau sebelum aktif secara seksual. 


Untuk mendapatkan skrining dan vaksin HPV, Anda bisa membuat janji temu dengan dokter spesialis kebidanan & kandungan RS Pondok Indah cabang terdekat. Dengan pengalaman terbaik dan bantuan fasilitas medis berteknologi canggih, dokter akan membantu memeriksa kondisi leher rahim dan memberikan saran yang sesuai bagi kondisi Anda. Seabab semakin awal kanker serviks terdeteksi, makin tinggi pula peluang sembuhnya. 


Selain deteksi dini, Anda juga harus memeriksakan diri ke dokter apabila mengalami berbagai gejala kanker serviks seperti yang telah disebutkan di atas. Jangan tunda pemeriksaan dan dapatkan pengobatan secepatnya.   


Baca juga: Ketahui Kanker Rahim, Penyebab, Gejala, dan Cara Pengobatannya



Diagnosis Kanker Serviks

Diagnosis kanker serviks diawali dengan skrining, baik pap smear maupun tes HPV DNA. Apabila dari hasil skrining dicurigai adanya tanda kanker serviks, dokter akan melakukan kolposkopi, yaitu pemeriksaan menggunakan kolposkop untuk melihat area serviks dengan lebih jelas. Pada pemeriksaan ini, dokter juga akan mengambil sampel jaringan serviks untuk menegakkan diagnosis kanker serviks.


Jika hasil uji sampel jaringan serviks dipastikan kanker, dokter akan melakukan pemeriksaan penunjang, seperti: 


  • USG panggul, untuk melihat ukuran kanker 
  • CT scan dan MRI, untuk mendeteksi kanker serviks sekaligus memeriksa kemungkinan kanker telah menyebar ke organ lain 
  • Pemeriksaan laboratorium, untuk memeriksa kondisi organ hati dan ginjal 


Baca juga: Macam-macam Gangguan Menstruasi yang Tidak Boleh Disepelekan


Staging Kanker Serviks 

Pemeriksaan kanker serviks tidak hanya sekadar menegakkan diagnosis, tetapi juga untuk menentukan tingkat keparahan kanker atau staging kanker serviks. Berikut ini adalah penjelasan mengenai stadium kanker serviks:


Stadium 0 

Sel yang berkembang secara abnormal hanya terdapat di lapisan permukaan serviks dan belum menembus jaringan dalam. 


Stadium I 

Kanker hanya terdapat di serviks dan belum menyebar ke jaringan sekitar yang lebih dalam. Kanker pun berukuran sangat kecil. 


Stadium II 

Kanker sudah menyebar ke luar serviks dan rahim, tetapi belum mencapai dinding panggul atau vagina bagian bawah. 


Stadium III

Kanker sudah berhasil menyebar ke panggul, bagian bawah vagina, ureter, dan kelenjar getah bening di sekitarnya. 


Stadium IV 

Kanker tidak hanya menyebar ke panggul, tetapi juga ke organ lain, seperti kandung kemih, rektum, paru, hati, atau tulang. 


Baca juga: Kista Ovarium: Waspadai Nyeri Saat Haid


Pengobatan Kanker Serviks 

Pengobatan kanker serviks umumnya dilakukan untuk membunuh, mengangkat, atau mengendalikan sel kanker. Hal ini juga disertai dengan perawatan kanker serviks untuk mengurangi munculnya gejala serta meningkatkan kualitas hidup pasien. 


Berikut ini adalah beberapa pengobatan kanker serviks secara umum;


  • Operasi, yaitu prosedur untuk mengangkat sel kanker, baik dengan histerektomi, laser surgery, atau trachelectomy
  • Terapi radiasi, yaitu pengobatan kanker serviks dengan menggunakan sinar-X berenergi tinggi untuk membunuh sel kanker. 
  • Kemoterapi, yaitu pemberian obat untuk membunuh sel kanker. 
  • Terapi target, yaitu pengobatan menggunakan obat-obatan untuk memblokir zat kimia yang terdapat dalam sel kanker.
  • Immunotherapy, yaitu pengobatan dengan menggunakan obat-obatan tertentu untuk membantu sistem kekebalan tubuh membunuh sel kanker. 


Baca juga: Nyeri Haid: Kenali yang Normal dan Tidak Norma


Komplikasi Kanker Serviks 

Ada beberapa kemungkinan komplikasi yang bisa dihadapi oleh penderita kanker serviks, di antaranya:



Baca juga: Menopause Dini, Ketahui Penyebab dan Gejalanya di Sini


Pencegahan Kanker Serviks 

Meski disebut sebagai penyakit kanker paling mematikan untuk wanita, bukan berarti kondisi ini tidak bisa dicegah. Berikut ini adalah beberapa langkah pencegahan yang bisa Anda terapkan untuk mencegah kanker serviks: 


  • Mendapatkan vaksin HPV 
  • Melakukan skrining kanker serviks secara rutin
  • Menerapkan perilaku seksual yang aman, termasuk dengan tidak bergonta-ganti pasangan seksual 
  • Menghentikan kebiasaan merokok 


Untuk layanan skrining kanker serviks dan vaksin HPV, Anda bisa langsung membuat janji temu dengan dokter spesialis kebidanan & kandungan di RS Pondok Indah terdekat. Deteksi dini dan vaksinasi adalah kunci utama dalam mengurangi tingkat kematian akibat kanker serviks. 


Dokter spesialis berpengalaman di RS Pondok Indah cabang terdekat juga dapat memeriksa sekaligus membeirkan penanganan untuk kanker serviks dengan optimal, karena semua pelayanan medis telah didukung dengan fasilitas medis terkini. Jadi, segera jadwalkan janji temu dengan dokter kandungan di RS Pondok Indah cabang terdekat, sekarang juga!


Baca juga: Radang Panggul, Ketahui Penyebab, Gejala, dan Cara Mengobati



FAQ


Kanker Serviks Sakitnya di Mana?

Kanker serviks, terutama pada stadium lanjut, dapat menyebabkan rasa nyeri atau sakit di area panggul, bagian bawah perut, dan punggung bawah. Beberapa wanita juga bisa merasakan nyeri saat berhubungan seksual atau saat buang air kecil.


Namun, tidak semua rasa nyeri di sekitar panggul atau perut bawah merupakan gejala dari kanker leher rahim. Anda patur curiga bila rasa sakit tersebut tidak kunjung membaik, bahkan makin parah. Bila mengalaminya, segera periksakan diri ke dokter spesialis kebidanan dan kandungan untuk mendapatkan diagnosis yang tepat.


Apa Kebiasaan yang Bisa Menyebabkan Kanker Serviks?

Kebiasaan yang meningkatkan risiko kanker serviks meliputi:


  • Sering bergonta-ganti pasangan seksual
  • Mulai berhubungan seksual di usia yang masih muda 
  • Memiliki kebiasaan merokok 
  • Kurang menjaga kebersihan area kewanitaan


Bagaimana Gejala Awal Kanker Serviks Seringkali Muncul?

Gejala awal kanker serviks sering kali tidak spesifik. Namun, gejala yang umum muncul meliputi:


  • Perdarahan di luar siklus menstruasi atau di masa menopause
  • Perdarahan vagina setelah berhubungan seksual
  • Nyeri saat berhubungan seksual 
  • Nyeri saat buang air kecil
  • Keputihan tidak normal, seperti berbau busuk dan banyak 


Karena gejala awal kanker serviks terbilang mirip infeksi atau gangguan pada organ initm yang lain, penting untuk segera memeriksakan diri ke dokter spesialis kebidanan dan kandungan. Dengan begitu, dokter dapat melakukan pemeriksaan lebih lanjut agar Anda bisa memperoleh penanganan yang tepat.


Seperti Apa Warna Darah Kanker Serviks?

Warna darah kanker serviks biasanya tidak berbeda dengan darah menstruasi normal, yaitu merah cerah atau merah tua. Namun, waktu terjadinya perdarahan vagina akibat kanker serviks biasa dikeluhkan di luar siklus menstruasi, pada masa menopause, atau setelah berhubungan seksual.


Selain perdarahan, penderita kanker serviks juga seringkali mengalami gejala lain, seperti keputihan tidak normal, nyeri panggul, dan penurunan berat badan yang tidak direncanakan.


Apakah Penderita Kanker Serviks Mengalami Menstruasi?

Penderita kanker serviks biasanya tetap mengalami menstruasi seperti biasa jika kanker belum mencapai stadium lanjut. Namun, pada stadium yang lebih parah, individu yang menderita kanker serviks dapat mengalami gangguan siklus menstruasi, seperti perdarahan yang tidak normal, volume darah menstruasi yang lebih banyak, bahkan berhenti menstruasi (amenore).


Jika siklus menstruasi Anda menjadi tidak teratur atau ada gejala lain yang mencurigakan, sebaiknya konsultasikan ke dokter spesialis kebidanan dan kandungan untuk pemeriksaan lebih lanjut.




Referensi: 

  1. Ellingson MK, Sheikha H, et al,. Human papillomavirus vaccine effectiveness by age at vaccination: A systematic review. Human Vaccines & Immunotherapeutics. 2023. (https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC10399474/). Diakses pada 11 Juli 2025. 
  2. Mishra R, Bisht D, et al,. Primary screening of cervical cancer by Pap smear in women of reproductive age group. Journal of Family Medicine and Primary Care. 2022. (https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC9731055/). Diakses pada 11 Juli 2025. 
  3. World Health Organization. WHO, UNFPA mengapresiasi upaya Indonesia mengeliminasi kanker serviks, mendorong strategi vaksin terpadu, dan memperkuat skrining. (https://www.who.int/indonesia/id/news/detail/15-11-2024-who--unfpa-commend-indonesia-s-efforts-to-eliminate-cervical-cancer--urge-streamlined-vaccine-strategy-and-enhanced-screening). Direvisi terakhir 15 November 2024. Diakses pada 11 Juli 2025. 
  4. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Forum Global Ke-2 Eliminasi Kanker Serviks: Komitmen Nyata Menuju Eliminasi Kanker Serviks. (https://www.badankebijakan.kemkes.go.id/forum-global-ke-2-eliminasi-kanker-serviks-komitmen-nyata-menuju-eliminasi-kanker-serviks/). Direvisi terakhir 18 Juni 2025. Diakses pada 11 Juli 2025. 
  5. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Kemenkes Tegaskan Komitmen Eliminasi Kanker Serviks, 36 Ribu Kasus Baru Terdeteksi Setiap Tahun. (https://kemkes.go.id/id/kemenkes-tegaskan-komitmen-eliminasi-kanker-serviks-36-ribu-kasus-baru-terdeteksi-setiap-tahun). Direvisi terakhir 24 April 2025. Diakses pada 11 Juli 2025. 
  6. National Cancer Institute. What Is Cervical Cancer?. (https://www.cancer.gov/types/cervical). Direvisi terakhir 15 Juni 2023. Diakses pada 11 Juli 2025. 
  7. U.S. Centers for Disease Control and Prevention. Reducing Risk for Cervical Cancer. (https://www.cdc.gov/cervical-cancer/prevention/index.html). Direvisi terakhir 11 Desember 2024. Diakses pada 11 Juli 2025. 
  8. Cleveland Clinic. Cervix. (https://my.clevelandclinic.org/health/body/23279-cervix). Direvisi terakhir 15 Juni 2025. Diakses pada 11 Juli 2025. 
  9. Cleveland Clinic. Cervical Cancer. (https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/12216-cervical-cancer#symptoms-and-causes). Direvisi terakhir 8 Agustus 2024. Diakses pada 11 Juli 2025. 
  10. Mayo Clinic. Cervical cancer. (https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/cervical-cancer/diagnosis-treatment/drc-20352506). Direvisi terakhir 10 Januari 2025. Diakses pada 11 Juli 2025.