Mengenal Penyakit DVT dan Penanganannya yang Tepat

Oleh Tim RS Pondok Indah

Kamis, 28 Agustus 2025

RSPI Facebook linkRSPI twitter linkRSPI Linkedin link
RSPI link

DVT adalah kondisi terbentuknya gumpalan darah di pembuluh vena yang letaknya lebih dalam. Kondisi ini perlu ditangani sejak dini sebelum menyebabkan komplikasi.

Mengenal Penyakit DVT dan Penanganannya yang Tepat

DVT bukanlah kondisi yang jarang ditemui. Kondisi ini dapat muncul pada usia berapa pun, meski lebih sering dialami oleh orang dewasa dan lansia, terutama mereka yang memiliki gaya hidup sedenter.


Yang perlu diperhatikan, DVT kerap berkembang tanpa gejala yang jelas. Padahal, bila didiamkan, kondisi ini berpotensi menyebabkan komplikasi serius yang dapat mengancam jiwa. Oleh karena itu, kesadaran untuk memahami kondisi ini menjadi penting agar risiko komplikasi bisa diminimalkan.


Apa Itu DVT?

Penyakit DVT (Deep Vein Thrombosis), atau trombosis vena (venous thromboembolism), adalah kondisi terbentuknya gumpalan darah di pembuluh darah vena yang letaknya lebih dalam. Pembentukan gumpalan ini paling sering muncul pada pembuluh darah vena di tungkai kaki atau paha, tetapi dapat juga terjadi di lengan maupun area lain tubuh.


Penggumpalan darah sendiri memang merupakan salah satu mekanisme alami tubuh untuk menghentikan perdarahan saat cedera. Namun, pada penderita trombosis vena, gumpalan ini terbentuk secara spontan tanpa adanya cedera. Akibatnya, gumpalan atau bekuan darah ini justru menghambat aliran darah, bahkan dapat memicu terjadinya serangan jantung ketika darah trombus menyumbat pembuluh darah di jantung.


Baca juga: Trombosis dan DVT, Si Darah Beku Penyebab Kematian



Gejala DVT

Penyakit DVT sering kali tidak menimbulkan tanda yang jelas pada awalnya. Namun, pada beberapa kasus, gejalanya bisa terasa ringan. Berikut ini adalah gejala DVT yang perlu diketahui:


  • Pembengkakan pada tungkai kaki atau lengan, kadang terjadi tiba-tiba
  • Nyeri atau rasa tidak nyaman di tungkai kaki atau lengan, terutama saat berdiri atau berjalan
  • Rasa hangat pada area yang bengkak atau nyeri
  • Perubahan warna kulit menjadi kemerahan atau kebiruan
  • Pembesaran vena yang terlihat lebih jelas di permukaan kulit
  • Nyeri perut atau pinggang jika gumpalan terjadi di pembuluh darah dalam perut
  • Sakit kepala hebat mendadak atau kejang bila gumpalan terbentuk di pembuluh darah otak


Pada sebagian orang, penyakit trombosis vena baru diketahui setelah gumpalan darah berpindah ke paru-paru dan menimbulkan emboli paru, yang ditandai dengan nyeri dada, sesak napas, batuk berdarah, pusing, hingga pingsan.


Baca juga: Varises, Kenali Penyebab dan Penanganannya


Penyebab DVT

DVT terjadi ketika terbentuk bekuan atau gumpalan darah di pembuluh darah vena dalam. Terdapat tiga hal yang dapat menyebabkan terbentuknya gumpalan darah tersebut.


Pertama, DVT dapat terjadi karena adanya kondisi yang mengganggu aliran darah. Contohnya, akibat tidur atau duduk dalam waktu lama, seperti saat perjalanan jauh atau bed rest pasca operasi. Kondisi medis yang mengganggu aliran darah, seperti kerusakan katup vena atau irama jantung yang tidak teratur, juga dapat meningkatkan risiko terbentuknya gumpalan darah di vena.


Selanjutnya, kerusakan pada dinding pembuluh darah vena juga dapat menyebabkan terjadinya DVT. Kerusakan dinding vena sendiri bisa terjadi akibat cedera, patah tulang, atau operasi, terutama yang melibatkan tubuh bagian bawah.


Terakhir, hiperkoagulabilitas atau kecenderungan darah lebih mudah membeku adalah salah satu faktor utama penyebab DVT. Kondisi ini bisa terjadi akibat faktor genetik, kehamilan, ataupun penggunaan obat-obatan tertentu.


Baca juga: Periksa Varises ke Dokter Apa?


Faktor Risiko DVT

Beberapa kondisi dapat meningkatkan risiko DVT pada seseorang, antara lain:


  • Usia lanjut, terutama di atas 60 tahun
  • Kurang bergerak dalam waktu lama, misalnya setelah operasi besar dengan tirah baring (bed rest), atau saat perjalanan jauh dengan posisi duduk terlalu lama
  • Riwayat operasi yang melibatkan tungkai, panggul, atau perut
  • Cedera pada pembuluh darah, seperti akibat patah tulang atau trauma
  • Kehamilan dan masa nifas
  • Kondisi medis tertentu, seperti kanker atau gangguan pembekuan darah
  • Obesitas
  • Penggunaan obat hormonal, misalnya pil KB atau terapi hormon


Baca juga: EVLA di Jakarta dan Tangerang, untuk Hasil Efektif dan Pemulihan yang Lebih Cepat


Kapan Harus ke Dokter?

Segera periksakan diri ke rumah sakit terdekat untuk mendapat perawatan dari dokter spesialis bedah vaskular, bila mengalami tanda atau keluhan berikut:


  • Pembengkakan tiba-tiba pada tungkai kaki atau lengan
  • Nyeri yang menetap, bahkan memburuk, saat berjalan atau berdiri
  • Perubahan warna kulit menjadi kemerahan atau kebiruan.
  • Disertai sesak napas, nyeri dada, batuk berdarah, atau pusing mendadak


Baca juga: Kaki Sehat Tanpa Varises



Diagnosis DVT

Diagnosis DVT ditegakkan melalui pemeriksaan fisik untuk menilai adanya pembengkakan, nyeri, atau perubahan warna kulit. Selain itu, dokter spesialis bedah vaskular juga mungkin dapat melakukan tes penunjang, seperti:


  • Pemeriksaan gold standard untuk DVT, yaitu venografi menggunakan kontras maupun USG doppler
  • Tes darah D-dimer, untuk mendeteksi adanya gumpalan darah
  • MRI untuk mendiagnosis DVT pada vena di perut


Baca juga: Mengenal EVLA untuk Penanganan Varises


Pengobatan DVT

Tujuan utama pengobatan DVT adalah mencegah gumpalan membesar, mencegah gumpalan baru terbentuk, serta mengurangi risiko komplikasi. Beberapa pilihan terapi meliputi:


  • Obat-obatan, seperti obat antikoagulan atau pengencer darah untuk menghentikan pembesaran ukuran gumpalan, atau obat trombolitik pada kasus tertentu untuk melarutkan gumpalan darah.
  • Filter vena cava, dipasang bila pasien tidak dapat menggunakan obat pengencer darah
  • Stoking kompresi untuk membantu mengurangi pembengkakan dan mencegah komplikasi jangka panjang


Baca juga: Mengenal Penyakit Buerger, Kondisi yang Harus Diwaspadai oleh Pengguna Tembakau


Komplikasi DVT

Jika tidak ditangani dengan baik, DVT dapat menimbulkan komplikasi serius, antara lain:


  • Kerusakan dinding pembuluh darah vena
  • Emboli paru, yaitu ketika gumpalan darah berpindah ke paru-paru dan mengganggu aliran darah
  • Sindrom pasca-trombosis, ditandai dengan nyeri kronis, bengkak, dan perubahan warna kulit pada tungkai


Baca juga: Sayatan Minim Atasi Gangguan Pembuluh Darah Vaskular


Pencegahan DVT

DVT dapat dicegah dengan menjaga kesehatan pembuluh darah dan aliran darah tetap lancar. Beberapa langkah yang dianjurkan, antara lain:


  1. Tetap aktif bergerak, terutama setelah operasi atau saat melakukan perjalanan jauh
  2. Menjaga berat badan agar tetap ideal
  3. Menghentikan kebiasaan merokok
  4. Minum air putih yang cukup setiap hari
  5. Mengonsumsi obat pengencer darah sesuai resep dokter


DVT perlu ditangani dengan tepat agar tidak menimbulkan komplikasi serius. Jika Anda mengalami gejala atau berisiko terkena DVT, segera konsultasikan dengan dokter spesialis bedah vaskular di RS Pondok Indah untuk mendapatkan penanganan menyeluruh.


RS Pondok Indah juga didukung dengan fasilitas diagnostik lengkap, termasuk USG Doppler sebagai gold standard untuk diagnosis DVT, serta teknologi pencitraan medis modern lain yang membantu memastikan akurasi hasil pemeriksaan.


Baca juga: 8 Cara Efektif untuk Melakukan Olahraga di Tengah Kepadatan Aktivitas



FAQ


Lokasi Trombosis Vena Itu di Mana?

Trombosis vena bisa terjadi di berbagai pembuluh darah vena di seluruh tubuh. Namun, trombosis vena dalam (DVT) paling sering terjadi pada vena dalam di kaki bagian bawah, paha, atau panggul.


Apakah Trombosis Vena Dalam Penyakit Serius?

Trombosis vena dalam (DVT) adalah penyakit serius yang yang berpotensi mengancam jiwa. Apabila gumpalan darah di pembuluh vena lepas dan beredar hingga ke paru-paru, kemudian menyumbat pembuluh darah pada organ tersebut, gumpalan darah tersebut bisa menyebabkan emboli paru, yang dapat berakhir dengan kematian.


Selain itu, DVT juga dapat menyebabkan komplikasi jangka panjang berupa sindrom pasca-trombotik (PTS), yang menyebabkan nyeri kronis, pembengkakan, perubahan warna kulit, maupun luka terbuka (ulkus).


Bisakah Dehidrasi Menyebabkan DVT?

Dehidrasi merupakan salah satu faktor yang dapat meningkatkan risiko terjadinya DVT. Sebab dehidrasi menyebabkan pembuluh darah menyempit dan darah menjadi lebih kental sehingga memudahkan terbentuknya gumpalan yang menyumbat vena. Meskipun dehidrasi jarang menjadi penyebab tunggal DVT, kondisi ini dapat menjadi faktor risiko yang signifikan.


Kaki Bengkak Sebelah Apakah DVT?

Kaki bengkak sebelah merupakan salah satu gejala klinis klasik DVT, terutama jika terjadi secara tiba-tiba atau akut. Selain itu, kaki yang bengkak juga bisa terasa nyeri atau kram, kulit terasa sedikit hangat, dan tampak agak kemerahan.


Meskipun demikian, kaki bengkak sebelah juga bisa disebabkan oleh kondisi medis lain, seperti cedera. Jadi, apabila Anda mengalami gejala ini, sebaiknya konsultasikan dahulu dengan dokter spesialis bedah vaskular untuk medapatkan pemeriksaan dan diagnosis yang tepat.



Referensi:

  1. Akram, F., Fan, B. E., Tan, C. W., et al. The clinical application of venous ultrasound in diagnosis and follow-up of lower extremity deep vein thrombosis (DVT): a case-based discussion. Thrombosis Journal. 2023. (https://thrombosisjournal.biomedcentral.com/articles/10.1186/s12959-023-00550-y). Diakses pada 18 Agustus 2025.
  2. Li, L., Zhou, J., Huang, L., et al. Prevention, treatment, and risk factors of deep vein thrombosis in critically ill patients in Zhejiang province, China: a multicenter, prospective, observational study. Annals of Medicine. 2021. (https://www.tandfonline.com/doi/full/10.1080/07853890.2021.2005822). Diakses pada 18 Agustus 2025.
  3. National Health Service UK. DVT (deep vein thrombosis). (https://www.nhs.uk/conditions/deep-vein-thrombosis-dvt/). Direvisi terakhir 22 Maret 2023. Diakses pada 18 Agustus 2025.
  4. Cleveland Clinic. Deep Vein Thrombosis (DVT). (https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/16911-deep-vein-thrombosis-dvt#prevention). Direvisi terakhir 28 Maret 2022. Diakses pada 18 Agustus 2025.
  5. Mayo Clinic. Deep Vein Thrombosis (DVT). (https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/deep-vein-thrombosis/symptoms-causes/syc-20352557). Direvisi terakhir 11 Juni 2022. Diakses pada 18 Agustus 2025.