Sayatan Minim Atasi Gangguan Pembuluh Darah Vaskular

Senin, 04 Maret 2024

RSPI Facebook linkRSPI twitter linkRSPI Linkedin link
RSPI link

Selain penyakit jantung dan stroke, gangguan pembuluh darah vaskular atau aneurisma aorta menjadi silent killer dengan risiko kematian tak kalah tinggi

Sayatan Minim Atasi Gangguan Pembuluh Darah Vaskular

Banyak dari kita mengenali penyakit kardiovaskular sebatas serangan jantung dan stroke yang ditengarai oleh adanya sumbatan pada jantung dan pembuluh darah arteri. Padahal ada gangguan lain yang tak kalah menakutkan yang menyerang pembuluh darah atau vaskular. Gangguan ini umum dikenali sebagai aneurisma aorta.


Aneurisma aorta adalah kondisi melemahnya dinding pembuluh yang ditandai dengan munculnya pelebaran pada dinding aorta. Umumnya, ada tiga penyebab terjadinya gangguan pada pembuluh darah aorta, yaitu: membesar, robek, dan trauma (misal karena tertusuk).


Tiga kondisi ini – pada kondisi tertentu - dianggap memerlukan pendekatan segera dan harus diatasi karena komplikasinya cukup besar dan dapat menyebabkan kematian.


Aneurisma aorta sendiri dibagi menjadi dua, yaitu aneurisma aorta abdominal dan aneurisma aorta torakal. Aneurisma aorta abdominal merupakan kondisi pembesaran atau benjolan yang terjadi pada bagian bawah aorta (perut). Sementara itu, pada aneurisma aorta torakal pembesaran atau pelemahan terjadi pada aorta bagian atas (dada).


Dalam kasus pembesaran, pembuluh darah aorta yang membesar dicurigai disebabkan oleh beberapa faktor, di antaranya pasien dengan kasus hipertensi yang tidak terkontrol, kebiasaan buruk seperti merokok, dan faktor usia (degeneratif).


Gangguan pembuluh darah ini umumnya banyak terjadi pada kalangan usia lanjut.


Ketika pembuluh darah membesar pada ukuran tertentu, umumnya ada sejumlah gejala atau keluhan yang dirasakan pasien. Meski demikian, pada kasus aneurisma (pembengkakan) ada pula yang nyaris tidak bergejala. Terkadang, hal ini ditemui secara kebetulan saat pasien melakukan pemeriksaan rontgen.


Mendeteksi Aneurisma Aorta

Deteksi awal untuk mengetahui adanya gangguan pembuluh darah dan risiko aneurisma aorta atau bahkan kasus pecahnya pembuluh darah sangat diperlukan. Pencegahan dini gangguan pembuluh darah dapat dilakukan melalui pemeriksaan rontgen dan CT-Scan untuk menandai ada-tidaknya pembesaran pembuluh darah.


Pasien juga perlu mengenali faktor risiko yang ada pada diri masing-masing, apalagi jika memiliki riwayat penyakit tidak menular, seperti hipertensi, diabetes, kolesterol, kegemukan, juga kebiasaan buruk merokok, atau tidak berolahraga.


Faktor-faktor inilah yang harus dikenali dan dikendalikan, sehingga deteksi risiko secara lebih dini terhadap gangguan pembuluh darah dapat dilakukan.


TEVAR biasanya dilakukan pada penanganan pasien dengan kondisi aneurisma aorta torakal karena pembesaran atau pelemahan, yang terjadi pada aorta bagian atas (daerah dada).


Sementara itu, teknik EVAR digunakan untuk penanganan aneurisma aorta abdomen di bagian bawah (daerah perut).


Sebagai penanganan gangguan pembuluh darah, TEVAR dan EVAR ini sebetulnya bukan teknologi yang baru. Seiring kemajuan teknologi, penerapannya semakin mudah, dan hasilnya menjadi lebih baik. Bahan materi pengganti (stent) yang digunakan pun lebih baik.


Meski demikian, perlu diketahui bahwa TEVAR dan EVAR umumnya dilakukan untuk tindakan yang terencana. Dalam kondisi pembuluh yang sudah pecah, metode TEVAR dan EVAR bisa saja dilakukan tetapi harus dalam waktu yang cepat karena perdarahan yang terjadi biasanya sangat deras. Sering sekali penderita sudah meninggal saat sampai di rumah sakit.


Tatalaksana TEVAR dan EVAR pada pasien

Secara teknis, tindakan ini hanya membutuhkan sayatan kecil sekitar 3 sentimeter pada bagian paha. Setelah alat masuk ke dalam pembuluh darah, akan diarahkan ke lokasi gangguan, dan baru kemudian dikembangkan di dalam.


Dari sini dokter spesialis jantung dan pembuluh darah konsultan kardiologi intervensi akan melihat kondisi anatomi pembuluh darah dan memastikan diagnosis dan indikasi yang terjadi. Dokter juga akan memastikan ukuran-ukuran dan teknik pemasangan yang sesuai dengan kondisi pembuluh darah pasien. Hal ini perlu diperhatikan mengingat sejumlah teknik pemasangan menyesuaikan tingkat kerumitan pembuluh darah dan percabangannya.


Kesulitannya umumnya ada pada faktor anatomi pembuluh darah pasien. Tidak semua kondisi anatomi pembuluh darah dapat ditangani dengan teknik TEVAR dan EVAR. Dalam kondisi pembuluh darah yang ekstrem, dokter akan tetap menyarankan teknik bedah terbuka.


Penanganan TEVAR dan EVAR di RS Pondok Indah

RS Pondok Indah telah dilengkapi dengan fasilitas penanganan gangguan pembuluh darah dan jantung, termasuk untuk kondisi aneursima aorta, yang mengusung teknologi terkini. Layanan paripurna, baik preventif, deteksi dini, penanganan, maupun rehabilitasi, seluruhnya dapat dilakukan di RS Pondok Indah.


Ruangan, teknologi diagnostik, serta pemeriksaan penunjang terhadir dengan lengkap dan memadai serta beroperasi 24 jam. Dengan fasilitas ini, semua pasien dan dokter dapat mendeteksi dan menangani dengan lebih cepat.


RS Pondok Indah juga memiliki tenaga medis yang sudah sangat terlatih untuk penanganan dan tata laksana TEVAR dan EVAR mulai dari dokter spesialis anestesi, dokter spesialis jantung dan pembuluh darah, dokter spesialis bedah vaskular, hingga dokter spesialis bedah toraks.