Vaksin hepatitis A melindungi anak dari infeksi virus hepatitis A yang menyerang hati dan berpotensi menyebabkan kerusakan organ hati. Simak selengkapnya di sini!
Hepatitis A merupakan penyakit yang menyerang organ hati (liver), yang disebabkan infeksi hepatitis A virus (HAV). Virus ini ditemukan dalam tinja orang yang terinfeksi HAV, dapat menyebar melalui kontak dekat atau karena makanan/minuman yang terkontaminasi HAV.
Penyakit Hepatitis A awalnya bergejala seperti sakit flu, antara lain demam, lemas, kurang nafsu makan, disertai mual, nyeri perut, diare, dan warna kuning di mata dan kulit. Sebagian penderita hepatitis A perlu dirawat di rumah sakit, karena kerusakan hati yang berat.
Beruntungnya, penyakit hepatitis A dapat dicegah dengan pemberian vaksin. Vaksinasi hepatitis A dapat diberikan sejak anak berusia 1 tahun. Mari simak penjelasan lebih lanjut mengenai vaksin hepatitis A untuk anak berikut ini.
Vaksin hepatitis A adalah salah satu cara paling efektif untuk mencegah infeksi virus hepatitis A pada anak. Vaksin ini bekerja dengan merangsang sistem kekebalan tubuh untuk membentuk antibodi yang melindungi dari HAV.
Berdasarkan rekomendasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), imunisasi Hepatitis A diberikan 2 kali sejak usia 12 bulan, dengan jarak 6-12 bulan.
Berbeda dengan rekomendasi IDAI, imunisasi HAV di Amerika sudah mulai diberikan sejak usia 1 tahun, sebanyak 2 kali dengan jarak 6 bulan. Imunisasi ini juga dapat diberikan secara bersamaan/simultan dengan imunisasi lain, misalnya dengan typhoid, varicella, DPT, dan polio.
Baca juga: Jenis-jenis Vaksin Anak untuk Kesehatan Si Buah Hati
Vaksin hepatitis A bisa diberikan pada anak-anak mulai dari usia 12 bulan. Berikut ini adalah jadwal imunsasi hepatitis A anak sesuai dengan arahan IDAI:
Sangat disarankan untuk mengikuti jadwal imunisasi ini untuk mengoptimalkan daya tahan tubuh si Kecil.
Anak dengan riwayat alergi berat terhadap vaksin maupun komponennya tidak dianjurkan menerima vaksin ini. Selain itu, anak yang sedang sakit berat dianjurkan menunda imunisasi sampai dinyatakan sembuh.
Bila Anda masih ragu kapan si Kecil harus menerima vaksin hepatitis A, Anda bisa bertanya atau meminta penjelasan ke dokter spesialis anak terkait jadwal dan program imunisasi anak.
Baca juga: Pentingnya Vaksin Influenza untuk Anak dan Orang Dewasa
Vaksin hepatitis A relatif aman untuk anak-anak. Mendapatkan imunisasi ini jauh lebih aman dibandingkan kemungkinan menderita penyakitnya. Namun, vaksin hepatitis A tetap dapat menimbulkan efek samping ringan, antara lain:
Efek samping vaksin hepatitis A biasanya ringan dan akan hilang dengan sendirinya. Namun, jika efek samping yang dialami si Kecil tidak kunjung membaik atau disertai gejala lainnya, Anda bisa berkonsultasi dengan dokter spesialis anak untuk pemeriksaan dan penanganan lebih lanjut.
Semua anak berusia satu tahun yang belum pernah mendapat imunisasi ini sebanyak 2 dosis dianjurkan untuk segera mendapatkannya.
Jangan sampai tumbuh kembang buah hati Anda terganggu karena pemberian vaksinasi yang terlambat atau kurang lengkap. Segera konsultasikan jadwal vaksinasi si kecil ke dokter spesialis anak, supaya perlindungan untuk tubuh si kecil pun lebih optimal.
Baca juga: Anak Terlambat Vaksinasi, Apakah Harus Mengulang?
Vaksin Hepatitis A dianjurkan diberikan pada anak mulai usia 12 bulan ke atas. Dosis pertama biasanya diberikan antara usia 1 hingga 2 tahun. Kemudian, dosis vaksin kedua akan diberikan 6-12 bulan setelah dosis pertama.
Bila anak Anda belum menerima vaksin hepatitis A, segera konsultasikan dengan dokter spesialis anak. Dokter dapat menentukan jadwal imunisasi yang baik untuk melengkapi vaksinasi hepatitis A untuk anak Anda.
Vaksin Hepatitis A untuk anak diberikan sebanyak 2 kali dengan jarak antar dosisnya adalah selama 6-12 bulan setelah dosis pertama. Kedua dosis ini diperlukan untuk memastikan perlindungan jangka panjang yang efektif mencegah infeksi hepatitis A.
Setelah imunisasi hepatitis A, anak mungkin mengalami efek samping, termasuk demam ringan. Selain itu, efek samping vaksinasi hepatitis A yang mungkin dirasakan anak mencakup nyeri di area suntikan dan lelah. Namun, efek ini biasanya bersifat sementara dan hilang dalam 1-2 hari.
Jika anak mengalami demam tinggi, tidak kunjung membaik, atau disertai gejala lain, sebaiknya konsultasikan dengan dokter spesialis anak.
Setelah anak menerima dua dosis lengkap vaksin hepatitis A, perlindungan dapat bertahan hingga 20-25 tahun atau lebih. Penelitian menunjukkan bahwa kebanyakan anak yang menerima vaksinasi lengkap akan tetap terlindungi dari virus hepatitis A setelah beranjak dewasa.
Jika anak terlambat menerima dosis kedua vaksin hepatitis A, tidak perlu mengulang dari awal. Berikan dosis kedua sesegera mungkin. Dosis booster tetap efektif meskipun diberikan lebih dari 12 bulan setelah dosis pertama.
Jika anak belum menerima vaksin hepatitis A sama sekali, segera konsultasikan dengan dokter spesialis anak. Jangan lupa juga untuk mencatat tanggal pemberian dosis pertama agar si Kecil tidak terlambat menerima vaksin booster.