Vaksin Hepatitis A untuk Anak

Jumat, 11 Oktober 2024

RSPI Facebook linkRSPI twitter linkRSPI Linkedin link
RSPI link

Vaksin hepatitis A melindungi anak dari infeksi virus hepatitis A yang menyerang hati, mencegah gejala berat seperti sakit kuning dan kerusakan hati.

Vaksin Hepatitis A untuk Anak

Hepatitis A merupakan penyakit yang menyerang hati (liver), yang disebabkan infeksi virus Hepatitis A (VHA). Virus ini ditemukan dalam tinja orang yang terkena infeksi VHA, dapat menyebar melalui kontak dekat atau karena makanan/minuman yang mengandung VHA. 


Penyakit Hepatitis A awalnya bergejala seperti sakit flu, antara lain demam, lemas, kurang nafsu makan, disertai mual, nyeri perut, diare, dan warna kuning di mata dan kulit. Sebagian penderita Hepatitis A perlu dirawat di rumah sakit misalnya karena kerusakan hati yang berat.


Vaksin Hepatitis A dapat mencegah penyakit ini. Sesuai jadwal imunisasi terbaru (2010) yang dikeluarkan oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), imunisasi Hepatitis A diberikan 2 kali sejak usia 24 bulan, dengan jarak 6­12 bulan. 


Di Amerika, imunisasi sudah mulai diberikan sejak usia 1 tahun, sebanyak 2 kali dengan jarak 6 bulan. Imunisasi ini juga dapat diberikan secara bersamaan/simultan dengan imunisasi lain, misalnya dengan typhoid, varicella, DPT, dan polio. 


Baca juga: Imunisasi Lengkap untuk Perlindungan Maksimal


Semua anak di atas usia 2 tahun yang belum pernah mendapat imunisasi ini sebanyak 2 dosis dapat segera mendapatkannya. Vaksin ini sangat jarang menimbulkan reaksi yang serius. Mendapatkan imunisasi ini jauh lebih aman dibandingkan kemungkinan menderita penyakitnya. 


Efek samping yang mungkin terjadi antara lain nyeri di tempat bekas suntikan, kurang nafsu makan, sakit kepala (lebih umum pada dewasa daripada anak) yang biasanya terjadi dalam 1­2 hari.


Sama seperti imunisasi lainnya, anak dengan riwayat alergi berat terhadap vaksin maupun komponennya tidak dianjurkan menerima vaksin ini. Anak yang sedang menderita sakit sedang atau berat dianjurkan menunda imunisasi sampai sembuh dari penyakitnya. Anak dengan sakit ringan (common cold) biasanya dapat tetap menerima vaksin.