Oleh dr. Andy, Sp. An-TI
Diperkirakan, 1,4 juta kasus Hepatitis A akut terjadi setiap tahunnya di dunia. Hal ini terjadi salah satunya karena sifat infeksi Virus Hepatitis A (VHA) yang cukup sporadis dan penyebarannya melalui wabah
Hepatitis A adalah suatu penyakit infeksi akut pada hati yang disebabkan oleh VHA. Insiden dan prevalensi VHA sangat berhubungan dengan kondisi sanitasi, kualitas penyediaan air minum dan status vaksinasi (aktif dan pasif) dari suatu negara.
Data riset kesehataan dasar 2013 dari Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI didapatkan bahwa angka prevalensi hepatitis A adalah sebesar 19,3 persen.
Virus Hepatitis A adalah suatu virus ribonucleic acid (RNA) dari famili picornaviridae yang berbentuk icosahedral dengan ukuran rata-rata 28 nm. Virus ini pertama sekali diisolasi oleh Purcell tahun 1973. VHA dapat bertahan hidup selama bertahun-tahun.
Merebus air sampai mendidih adalah cara yang efektif untuk membunuh virus ini.
Manusia adalah satu-satunya penerima VHA. Penularan VHA umumnya terjadi melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi oleh feses yang terinfeksi VHA. Hal ini sangat mungkin terjadi bila pasien yang terjangkit VHA tidak mencuci tangannya dengan bersih setelah buang air besar lalu menyentuh minuman atau makanan, atau alat tertentu lalu menyentuh mulut orang lain.
VHA juga masih terdeteksi dalam air setelah enam bulan terkontaminasi. Namun, penularan melalui darah terbilang jarang terjadi dikarenakan keberadaan virus dalam darah sangat singkat dan konsentrasi virus dalam darah rendah.
Tanda-tanda lainnya yang dapat ditemukan pada adanya pembesaran hati (hepatomegaly), pembesaran limpa (splenomegali) dan pembesaran kelenjar getah bening leher (cervical posterior). Walaupun jarang terjadi pada orang dewasa, serangan VHA ini dapat menyebabkan gagal hati sehingga dapat menyebabkan kematian.
Pemeriksaan laboratorium pada masa prodromal juga kerap ditemukan peningkatan serum aminotransferases (SGOT dan SGPT) dan bilirubin. Biasanya penurunan kadar bilirubin lebih lambat dibandingkan penurunan kadar aminotransferases tetapi kembali normal 85 persen selama tiga bulan.
Diagnosis VHA dibuat berdasarkan gejala dan tanda yang ditemukan pemeriksaan darah. Biasanya dalam pemeriksaan darah sudah terdeteksi lima hari sebelum gejala awal timbul.
Gejala klinis VHA dapat juga terjadi pada keadaan lain seperti infeksi virus hepatitis B dan C, penyakit hepatitis autoimmune, sumbatan saluran empedu, hepatitis karena obat, penyakit metabolik pada hati dan hepatitis karena alkohol.
Serangan VHA tidak dapat diobati (self-limiting disease), dan pasien dapat sembuh dengan istirahat. Secara umum, dokter akan menganjurkan pasien untuk tidak bekerja sampai warna kuning pada tubuh berkurang atau menghilang, dan nafsu makan kembali normal.
Pasien tidak dianjurkan untuk mengonsumsi minuman beralkohol, paracetamol atau acetaminophen, dan obat herbal karena akan menyebabkan kerusakan hati bertambah parah. Jika kondisi sudah memburuk seperti mual, muntah dan timbul pendarahan, maka pasien harus dirawat di rumah sakit.