Si Kecil Mimisan, Berbahayakah?

Kamis, 11 Juli 2024

RSPI Facebook linkRSPI twitter linkRSPI Linkedin link
RSPI link

Penyebab anak mimisan yakni kebiasaan sering mengorek hidung, infeksi saluran napas, rhinitis alergi, hingga adanya benda asing dalam hidung.

Si Kecil Mimisan, Berbahayakah?

Mimisan sangat jarang terjadi pada masa bayi, namun merupakan hal yang umum terjadi pada anak berusia 2-10 tahun. Mimisan sendiri makin jarang timbul setelah anak mencapai masa pubertas.


Mimisan biasanya terjadi pada musim dingin dan udara kering, serta cenderung lebih sering terjadi pada pagi hari. Dengan penanganan yang tepat, kebanyakan mimisan pada anak akan berhenti sendiri tanpa efek jangka panjang.


Sumber Perdarahan dan Penyebab

Jenis mimisan dibagi berdasarkan sumber perdarahannya, yaitu mimisan anterior (dari bagian depan hidung) dan mimisan posterior (dari bagian belakang hidung). Sekitar 90 persen kasus mimisan berasal dari perdarahan hidung bagian depan yang merupakan lokasi Pleksus Kiesselbach


Pleksus Kiesselbach adalah suatu daerah tempat menyatunya pembuluh darah arteri karotis internal dan eksternal. Selaput mukosa yang tipis serta letak di area depan hidung, menyebabkan pleksus sangat mudah terpapar oleh udara yang kering maupun trauma. Mimisan posterior sendiri lebih jarang terjadi pada anak, dan umumnya terjadi pada orang dewasa.


Penyebab Anak Mimisan

Penyebab mimisan pada anak yang paling sering adalah trauma ringan, yaitu akibat mengorek-ngorek hidung. Penyebab umum lainnya adalah trauma langsung lain pada hidung, infeksi saluran napas, rhinitis alergi, adanya benda asing dalam hidung, paparan udara yang kering dan panas, serta penggunaan obat semprot hidung yang mengandung kortikosteroid dalam jangka lama.


Penyebab mimisan lain yang lebih jarang terjadi dan biasanya menimbulkan perdarahan yang lebih hebat adalah kelainan bentuk pembuluh darah, leukemia, tumor hidung, serta penyakit akibat gangguan faktor pembekuan darah.


Diagnosis dan Tata Laksana

Diagnosis dan tata laksana mimisan sangat tergantung dari lokasi dan penyebab perdarahannya. Mimisan dapat terjadi tanpa adanya tanda apapun sebelumnya, kemudian mendadak darah mengalir perlahan dari salah satu atau terkadang kedua lubang hidung.


Apabila jumlah darah cukup banyak, maka darah dapat mengalir ke belakang dan masuk ke dalam lambung sehingga menyebabkan anak mual dan memuntahkan darah.


Pada kasus mimisan, dokter akan memeriksa lokasi sumber perdarahan serta mencari risiko kemungkinan penyebab mimisan lain yang tidak umum melalui anamnesis dan pemeriksaan fisik.


Pada kasus mimisan yang berat, terkadang diperlukan pemeriksaan laboratorium untuk menentukan besarnya kehilangan darah dan fungsi faktor pembekuan darah, endoskopi hidung, serta pemeriksaan rontgen untuk mencari kemungkinan penyebabnya.


Kebanyakan kejadian mimisan akan berhenti dengan sendirinya dalam beberapa menit dan tidak memerlukan tindakan medis apapun. Apabila perdarahan terus berlanjut, dokter akan memasukkan tampon ke dalam lubang hidung yang berdarah. Bila diperlukan, maka akan dilakukan penutupan pembuluh darah yang pecah dengan kauter.


Apakah Mimisan pada Anak Berbahaya?

Tidak, mimisan pada anak umumnya tidak berbahaya dan sering kali disebabkan oleh faktor-faktor yang tidak serius seperti udara kering, mengorek hidung, atau iritasi ringan. Mimisan anterior, yang berasal dari bagian depan hidung, adalah jenis mimisan yang paling umum dan biasanya mudah dihentikan dengan tekanan langsung pada hidung.


Namun, jika mimisan sering terjadi, berlangsung lebih dari 20 menit, atau disertai dengan gejala lain seperti pendarahan di tempat lain, pucat, atau kelelahan ekstrem, sebaiknya segera konsultasikan dengan dokter.


Mimisan yang berulang atau parah bisa menjadi tanda kondisi medis yang lebih serius, seperti gangguan pembekuan darah atau hipertensi. Penanganan medis yang tepat dapat membantu mengidentifikasi penyebab yang mendasari dan mencegah komplikasi lebih lanjut.



Cara Mengatasi Mimisan pada Anak


1. Tetap Tenang dan Menenangkan Anak

Langkah pertama adalah tetap tenang dan berusaha menenangkan anak Anda. Kepanikan dapat memperburuk situasi dan membuat anak lebih cemas.


2. Posisikan Anak dengan Benar

Dudukkan anak dengan posisi tubuh sedikit condong ke depan. Hal ini mencegah darah mengalir ke tenggorokan, yang dapat menyebabkan mual atau muntah.


3. Tekan Bagian Hidung

Gunakan ibu jari dan jari telunjuk untuk menekan bagian hidung tepat di bawah tulang hidung (bagian lunak hidung). Tahan tekanan selama 10-15 menit tanpa melepaskannya. Ini membantu menghentikan pendarahan dengan memberikan tekanan pada pembuluh darah yang pecah.


4. Jangan Membaringkan Anak

Jangan membaringkan anak atau menyuruhnya mendongak. Posisi ini dapat menyebabkan darah mengalir ke tenggorokan.


5. Kompres Dingin

Tempatkan kompres dingin atau es yang dibungkus kain pada jembatan hidung. Dingin dapat membantu mempersempit pembuluh darah dan mengurangi pendarahan.


6. Hindari Mengorek atau Mengupil

Setelah pendarahan berhenti, minta anak untuk tidak mengorek hidung atau mengupil setidaknya selama 24 jam untuk mencegah mimisan kembali.


Cara Mencegah Mimisan pada Anak

Tindakan menghentikan kebiasaan mengorek hidung dan meniup hidung dengan keras, serta menjaga kelembapan udara kamar tidur dengan air humidifier atau air panas yang menghasilkan uap dapat mencegah terjadinya mimisan.


Penggunaan semprotan hidung yang berisi larutan saline normal juga membantu menjaga hidung tetap lembab. Mencegah dan mengatasi infeksi hidung serta alergi juga bermanfaat untuk menjaga area hidung tetap bebas iritasi.


Apabila mimisan berkaitan dengan masalah medis tertentu seperti sinusitis kronik, maka ikutilah petunjuk yang diberikan petugas kesehatan agar masalah medis tersebut tetap terkontrol dengan baik.


Kapan Waktu yang Tepat untuk Mencari Bantuan Medis?

  • Mimisan yang terjadi berulang dalam waktu singkat atau darah keluar dalam jumlah besar. Tanda-tanda kehilangan darah dalam jumlah besar: pusing, lemah, bingung, rasa ingin pingsan, detak jantung cepat.
  • Kesukaran bernapas.
  • Mimisan yang tetap terjadi setelah 10-20 menit menekan cuping hidung.
  • Mimisan yang disertai dengan demam.
  • Terdapat perdarahan dari tempat lain selain hidung, misalnya pada urin atau tinja, atau terdapat muntah darah.
  • Terdapat memar atau mudah mengalami memar.
  • Sedang mengkonsumsi obat pengencer darah (aspirin, warfarin).
  • Diketahui terdapat penyakit lain yang menyebabkan gangguan pembekuan darah, seperti kelainan hati, gangguan ginjal atau hemofilia.
  • Mimisan yang terjadi pada usia di bawah 1 tahun sebaiknya dibawa ke dokter karena merupakan hal yang tidak umum terjadi dan memerlukan evaluasi lebih lanjut.


Pilihan penanganan terbaik untuk mimisan pada anak hanya bisa dipastikan oleh dokter spesialis anak setelah melakukan pemeriksaan langsung. Sebab, penanganan yang diberikan oleh dokter perlu disesuaikan dengan riwayat kesehatan serta keparahan kondisi anak Anda.