BESS, Prosedur Endoskopi untuk Atasi Nyeri Tulang Belakang

Selasa, 01 Oktober 2024

RSPI Facebook linkRSPI twitter linkRSPI Linkedin link
RSPI link

BESS adalah teknik operasi tulang belakang dengan endoskopi. Teknik bedah minimal invasif ini dapat meningkatkan hasil operasi dan mempercepat penyembuhan pasien.

BESS, Prosedur Endoskopi untuk Atasi Nyeri Tulang Belakang

Karena takut menjalani operasi, banyak masyarakat yang lebih memilih untuk mengunjungi praktik alternatif daripada ke dokter untuk menangani nyeri tulang belakang. Padahal, alih-alih sembuh, tindakan pada praktik alternatif justru berisiko membahayakan tulang belakang dan saraf-saraf penting di dalamnya.


Nyatanya, berkonsultasi dengan dokter yang kompeten dan menjalani pemeriksaan yang tepat bisa membantu pasien untuk mengambil keputusan terbaik bagi kesehatannya. Selain itu, tidak semua pasien yang menderita nyeri tulang belakang memerlukan operasi.


Kalaupun nyeri tulang belakang sampai memerlukan operasi, sekarang sudah ada banyak teknologi yang telah dikembangkan untuk memastikan agar operasi mencapai hasil yang maksimal dengan efek samping yang minimal. Salah satunya adalah BESS.


Apa Itu BESS?

Biportal Endoscopic Spine Surgery (BESS) merupakan tindakan invasif minimal yang dapat membantu dokter spesialis ortopedi konsultan tulang belakang untuk melakukan operasi dengan lebih baik. Teknik alternatif prosedur minimal invasif ini menggunakan teknologi berupa alat berkamera yang dapat dimasukkan ke dalam tubuh pasien.


Kamera yang digunakan pada prosedur BESS dapat menghasilkan gambar jernih dengan pembesaran yang tinggi. Dengan begitu, dokter dapat melihat struktur tulang belakang dan saraf tulang belakang yang bermasalah secara akurat melalui monitor.


Baca juga: Nyeri Punggung Bawah, Ketahui Penanganan Sesuai dengan Penyebabnya



Kelebihan BESS

Teknik operasi endoskopi tulang belakang ini merupakan alternatif yang menguntungkan bagi pasien, salah satunya karena luka bekas operasi akan jauh lebih kecil. Hal ini juga akan membuat nyeri setelah operasi menjadi lebih ringan dan luka operasi tidak mudah terinfeksi serta lebih cepat sembuh.


Selain itu, dokter juga tak lagi perlu menunduk sepanjang operasi untuk melihat tulang belakang pasien. Hal ini dapat mengurangi kelelahan akibat posisi yang tidak ergonomis dalam waktu lama, sehingga secara tidak langsung akan meningkatkan kesuksesan operasi.


BESS dapat mengatasi beberapa keluhan nyeri tulang belakang akibat saraf kejepit, yang dapat disebabkan oleh herniasi bantalan sendi tulang belakang (hernia nucleus pulposus/HNP) atau penyempitan kanal tulang belakang (canal stenosis). Keduanya dapat mengakibatkan gejala berikut:


  • Nyeri punggung dengan atau tanpa penjalaran ke bokong, paha, betis, dan kaki
  • Sensasi seperti tersetrum, tertarik, kesemutan, atau kebas di area punggung ke bawah
  • Nyeri punggung disertai dengan kelemahan otot yang menyebabkan sulit berjalan
  • Nyeri punggung disertai dengan gangguan buang air kecil, buang air besar, serta gangguan ereksi.


Tindakan ini diutamakan untuk pasien saraf kejepit yang keluhannya tidak membaik dengan minum obat dan fisioterapi. Selain itu, pasien yang berisiko mengalami efek samping dari operasi tulang belakang konvensional, misalnya karena usia lanjut, diabetes, penyakit jantung, atau penyakit kronis lainnya, juga disarankan untuk menjalani operasi dengan BESS.


Baca juga: Jangan Sepelekan Nyeri Leher! Cari Tahu Penyebab dan Cara Mengatasinya!


Perbedaan BESS dengan Operasi Tulang Belakang Lainnya

Pada dasarnya, operasi tulang belakang dilakukan untuk membebaskan jepitan pada saraf (saraf kejepit). Operasi dapat mengatasi penyebab dan meredakan gejala yang terjadi akibat saraf kejepit.


Namun, teknik operasi yang dilakukan untuk mengatasi saraf kejepit bisa berbeda-beda. Hal ini tergantung pada kondisi pasien, teknologi yang tersedia, dan ketersediaan tenaga medis ahli yang menjalankan operasi.


Dibandingkan dengan teknik operasi tulang belakang lainnya, BESS memiliki kelebihan-kelebihan tertentu.


1. Ukuran Sayatan

Pada operasi tulang belakang konvensional, dokter harus membuat sayatan besar untuk membuka seluruh lapisan dari kulit, otot, hingga tulang guna mencapai saraf tulang belakang yang terjepit. Prosedur ini menyebabkan lebih banyak kerusakan pada jaringan dan membutuhkan waktu pemulihan yang lebih lama.


Sebaliknya, pada operasi BESS, dokter hanya perlu membuat sayatan kecil karena menggunakan bantuan kamera endoskopi yang dapat memperlihatkan tulang belakang secara akurat. Dengan sayatan yang minimal, kerusakan jaringan tubuh menjadi lebih sedikit dan masa pemulihan menjadi lebih cepat.


Berdasar studi ilmiah, tingkat kesuksesan, keamanan, dan tingkat kepuasan pasien terhadap tindakan BESS lebih tinggi daripada teknik operasi konvensional.


2. Durasi Prosedur

Selain luka operasinya yang kecil, perdarahan yang terjadi pada BESS juga sangat minim dan durasi prosedurnya juga jauh lebih singkat.


Untuk menangani masalah di satu ruas tulang belakang, tindakan BESS hanya membutuhkan waktu sekitar 30–45 menit. Teknik ini terbukti dapat mengurangi masa rawat inap setelah operasi, yaitu hanya 1–2 hari. Sementara pada operasi bedah terbuka konvensional, dibutuhkan sekitar 3–5 hari rawat inap untuk memonitor pasien setelah operasi.


3. Tingkat Akurasi

Dibandingkan dengan teknik invasif minimal lainnya, seperti operasi dengan mikroskop, BESS menawarkan beberapa keunggulan.


Kamera endoskopi BESS memiliki kemampuan perbesaran yang lebih besar dibandingkan mikroskop, sehingga memberikan pandangan yang lebih jelas dan rinci bagi dokter bedah. Dengan demikian, dokter dapat bekerja lebih akurat menggunakan sayatan yang lebih kecil, hanya sekitar 0,5 cm, yang tentunya akan mengurangi trauma pada tubuh pasien.


Baca juga: Mengatasi Saraf Terjepit Tanpa Operasi, Apakah Bisa?



Persiapan Sebelum dan Perawatan Setelah Tindakan BESS

Sebelum tindakan, pasien tentunya akan menjalani serangkaian pemeriksaan, seperti foto Rontgen dan MRI tulang belakang. Pemeriksaan lain, seperti tes darah dan foto Rontgen dada, juga akan dilakukan.

Jika diperlukan, pasien juga akan diarahkan untuk konsultasi dengan dokter spesialis lain, seperti dokter spesialis anestesi dan dokter spesialis penyakit dalam. Hal ini dilakukan agar pasien dalam kondisi aman dan senyaman mungkin selama dan setelah tindakan BESS.


Setelah tindakan BESS, pasien direkomendasikan untuk menjalani fisioterapi yang akan dipantau oleh dokter bedah ortopedi konsultan tulang belakang serta dokter spesialis kedokteran fisik dan rehabilitasi. Dokter akan memastikan fase pemulihan fisik berjalan dengan baik sampai kondisi fisik menjadi optimal untuk kembali beraktivitas.


Kekambuhan nyeri tulang belakang bisa saja terjadi, tetapi sangat jarang. Kalaupun terjadi, nyeri kemungkinan berasal dari tulang belakang yang berbeda dengan bagian yang telah menerima tindakan BESS.

Untuk mengurangi risiko kambuh, pasien perlu menjaga berat badan ideal. Selain itu, pasien juga perlu menghindari kegiatan kegiatan ekstrem yang dapat meningkatkan beban pada tulang belakang, seperti mengangkat benda berat atau terlalu banyak duduk dan membungkuk.


RS Pondok Indah - Pondok Indah adalah rumah sakit pertama di Indonesia yang menyediakan tindakan BESS serta dokter spesialis ortopedi yang andal dalam menjalankan teknik operasi ini. Hingga saat ini, RS Pondok Indah sudah menangani lebih dari 600 kasus dengan hasil yang baik.


Baca juga: 6 Jenis Olahraga untuk Saraf Kejepit yang Patut Dicoba


FAQ


Apakah Bantalan Tulang Belakang Bisa Diperbaiki?

Bantalan tulang belakang yang rusak bisa diperbaiki lewat terapi fisik, obat, atau operasi jika perlu. Tujuannya adalah untuk mengurangi nyeri dan mengembalikan fungsi.


Apakah Penyempitan Tulang Belakang Bisa Sembuh?

Penyempitan tulang belakang bisa dikontrol, tetapi jarang sembuh total. BESS (Biportal Endoscopic Spinal Surgery) bisa membantu mengurangi tekanan pada saraf dengan luka operasi yang minimal. Hal ini akan mengurangi nyeri dan memudahkan pasien untuk kembali bergerak setelah operasi.


Berapa Lama Tindakan BESS?

Tindakan BESS biasanya berlangsung sekitar 1–2 jam, tergantung tingkat kesulitannya. Prosedur ini termasuk cepat dan pasien biasanya bisa pulang di hari yang sama atau setelah pemulihan singkat di rumah sakit.


Apa Keunggulan dari Tindakan BESS?

Keunggulan BESS adalah luka operasi yang kecil, pemulihan yang cepat, dan risiko yang minimal. Tindakan yang dilakukan selama operasi juga lebih akurat karena pakai kamera endoskopi, sehingga jaringan sehat lebih terjaga. Pasien biasanya bisa pulang lebih cepat dan aktivitas normal lebih cepat kembali.


Berapa Lama Pemulihan Setelah Tindakan BESS?

Pasien yang menjalani tindakan BESS biasanya bisa mulai melakukan aktivitas ringan dalam waktu 1–2 minggu dan bisa kembali beraktivitas normal dalam 4–6 minggu. Pemulihan bisa berjalan lebih cepat karena luka operasi kecil dan risiko terjadinya komplikasi rendah.


Jika Anda mengalami nyeri tulang belakang, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter spesialis ortopedi di Rumah Sakit Pondok Indah cabang terdekat. Anda bisa berdiskusi dengan dokter apakah tindakan BESS bisa menjadi solusi yang tepat bagi Anda.


Selain itu, apabila Anda mengalami kondisi medis lain terkait tulang belakang, Anda bisa memeriksakan diri di unit Jakarta Spine Clinic RS Pondok Indah-Pondok Indah. Dilengkapi dengan berbagai alat pemeriksaan canggih dan dokter spesialis ortopedi terpercaya, Jakarta Spine Clinic RS Pondok Indah siap membantu Anda mengobati berbagai masalah tulang belakang yang Anda alami.