Oleh Tim RS Pondok Indah
Skoliosis adalah kelainan tulang belakang yang menyebabkan perubahan kelengkungannya menjadi seperti huruf S atau C. Simak penyebab dan penanganannya di sini!
Skoliosis adalah kelainan tulang belakang yang menyebabkan perubahan kelengkungannya menjadi seperti huruf S atau C. Kondisi yang lebih sering terjadi pada anak dan remaja ini sering kali tidak disadari oleh penderitanya, hingga sudah parah atau menyebabkan komplikasi, seperti nyeri punggung maupun gangguan pada organ lain.
Tulang belakang memang normalnya berbentuk sedikit melengkung ke depan, tetapi tidak ada bentuk lengkungan ke kiri maupun kanan. Ketika lengkungan tulang belakang berubah, fungsinya sebagai penyangga tubuh pun akan terganggu. Keluhan yang muncul akibat perubahan kelengkungan tulang belakang bisa saja tidak dirasakan penderitanya, hingga kondisi sudah parah dan menyebabkan masalah kesehatan.
Skoliosis adalah suatu kondisi yang merujuk pada perubahan kelengkungan tulang belakang ke samping kiri maupun kanan. Bentuk tulang belakang penderita skoliosis terlihat seperti huruf S atau C, bahkan bisa saja terpuntir.
Untuk memperbaiki lengkungan tulang belakang, dokter bisa saja menyarankan operasi. Namun, tidak semua kasus skoliosis perlu dioperasi. Kondisi kelainan lengkungan pada tulang belakang yang ringan bahkan tidak memerlukan penanganan medis.
Baca juga: Skoliosis pada Remaja, Perlukah Dikhawatirkan?
Kebanyakan kasus skoliosis terjadi tanpa diketahui penyebab pastinya. Kondisi ini dikenal dengan skoliosis idiopatik. Penelitian terkini meyakini adanya kombinasi beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya skoliosis meliputi faktor genetik, hormon dan mutasi genetik.
Selain itu, ada beberapa kondisi yang menjadi penyebab skoliosis, yakni:
Skoliosis bisa disebabkan oleh berbagai faktor, pemeriksaan langsung oleh dokter bedah ortopedi di RS Pondok Indah dapat membantu memastikan penyebab dari keluhan yang Anda rasakan saat ini. Selain itu, Anda juga bisa menjalani proses skrining skoliosis di unit Jakarta Spine Clinic RS Pondok Indah-Pondok Indah.
Selain itu, ada beberapa faktor yang meningkatkan risiko seseorang mengalami skoliosis, antara lain:
Baca juga: Tulang Belakang Ideal Remaja Aktif
Awalnya, skoliosis sering kali tidak menyebabkan keluhan apa pun. Namun, keluarga atau orang terdekat akan mulai menyadari adanya ketidaksimetrisan antara tinggi pundak kanan dan kiri, maupun bentuk punggung yang tidak normal. Selain itu, ciri-ciri skoliosis dikenali sebagai beberapa kondisi berikut:
Skoliosis yang parah juga bisa menyebabkan penekanan saraf tulang belakang, yang menimbulkan gejala berupa kesemutan, kebas, atau nyeri yang menjalar pada kaki. Selain itu, penekanan saraf karena skoliosis juga bisa menyebabkan penderitanya mengeluhkan lemas pada tungkai saat terlalu lama duduk atau berdiri.
Meski tidak perlu penanganan khusus, kontrol rutin tetap diperlukan untuk memantau kondisi serta skrining awal sebelum penyakit skoliosis menimbulkan komplikasi. Sebab beberapa komplikasi tersebut dapat mengganggu fungsi normal beberapa organ di sekitar tulang belakang, seperti paru-paru. Berikut ini adalah beberapa komplikasi skoliosis yang tidak mendapat penanganan dengan tepat:
Baca juga: Tubuh Ideal dengan Tulang Sempurna
Sebelum memberikan penanganan, dokter akan terlebih dahulu memastikan apakah Anda menderita skoliosis atau tidak, sekaligus memastikan derajat keparahannya. Proses diagnosis skoliosis akan diawali dengan proses anamnesis, yang meliputi pertanyaan tentang keluhan (termasuk berapa lama keluhan dirasakan) dan riwayat keluarga yang mengalami skoliosis (maupun kelainan tulang yang lain).
Kemudian dokter akan melakukan pemeriksaan fisik untuk mendiagnosis skoliosis dengan melihat adanya perubahan bentuk punggung, maupun posisi kedua bahu yang tidak sama tinggi. Pemeriksaan otot dan saraf juga akan dilakukan untuk memeriksa kelemahan otot maupun refleks abnormal yang mungkin terjadi sebagai komplikasi skoliosis.
Untuk memastikan, dokter akan meminta Anda melakukan pemeriksaan penunjang berupa foto rontgen, CT-Scan, atau MRI tulang belakang.
Baca juga: Deteksi Dini Skoliosis
Tujuan penanganan skoliosis adalah untuk memperlambat terjadinya kemiringan tulang belakang, mencegah atau mengurangi nyeri punggung, memperbaiki postur tubuh, mengatasi keluhan yang terjadi (termasuk sesak napas), serta meningkatkan kualitas hidup penderita skoliosis.
Oleh karena itu, dokter akan memberikan terapi sesuai dengan usia pasien, lokasi terjadinya skoliosis, derajat keparahannya, serta keluhan yang terjadi sebagai gejala skoliosis.
Penanganan juga akan disesuaikan dengan masa pertumbuhan tulang, terutama untuk kasus skoliosis pada anak. Pada pasien wanita, kondisi ini dapat dipastikan dengan waktu pertama terjadinya menstruasi. Sedangkan pada pria, ketika jenggot atau kumis, maupun bulu di wajah mulai tumbuh pertama kali. Sebab, saat pertumbuhan tulang telah berhenti, pengobatan yang dilakukan bukan lagi bersifat observasi, tetapi lebih agresif.
Dokter biasanya akan menyarankan beberapa penanganan, termasuk pengobatan skoliosis, sebagai berikut ini:
Pilihan penanganan ini dilakukan untuk kasus skoliosis dengan tingkat keparahan ringan hingga sedang. Opsi penanganan ini juga dapat dilakukan untuk mengatasi skoliosis pada anak atau ketika pertumbuhan tulang masih terjadi.
Meski tidak mendapatkan terapi apa pun, kontrol rutin setiap 6 bulan sekali ke dokter spesialis bedah ortopedi untuk memastikan perkembangan kondisi lengkungan tulang belakang.
Jika derajat kemiringan yang terjadi pada tulang belakang tergolong sedang dan dialami oleh anak yang masih mengalami pertumbuhan tulang, dokter akan menyarankan penggunaan alat terapi skoliosis berupa brace. Alat ini berfungsi sebagai penyangga tulang belakang yang terbuat dari plastik. Penyangga ini akan melekat ke tubuh pasien, tingginya di bawah ketiak sampai ke pinggul.
Tujuan penggunaan alat ini adalah untuk mencegah kemiringan tulang belakang menjadi lebih parah. Namun, supaya hasilnya maksimal, terapi yang juga dikenal dengan istilah orthosis ini perlu dikenakan selama 24 jam penuh. Alat penyangga ini hanya boleh dilepaskan ketika sedang berolahraga.
Pada kasus skoliosis yang parah, proses pertumbuhan tulang pasien sudah berhenti, atau tidak ada perbaikan dengan terapi lain, langkah penanganan terakhir yang bisa disarankan oleh dokter adalah operasi. Tujuan dilakukannya operasi skoliosis adalah untuk mengembalikan bentuk tulang belakang, keseimbangan, serta mengatasi penekanan pada saraf tulang belakang.
Operasi fusi tulang belakang (spinal fusion surgery) merupakan teknik yang menjadi pilihan operasi skoliosis. Selain itu, dokter juga bisa melakukan operasi skoliosis menggunakan teknik laminektomi maupun dekompresi untuk mengurangi penekanan pada saraf tulang belakang.
Selain dengan observasi maupun penggunaan brace, atau setelah operasi skoliosis, biasanya dokter juga akan menyarankan fisioterapi untuk menguatkan otot serta mengurangi nyeri punggung.
Fisioterapis juga akan membantu melakukan beberapa gerakan yang akan memperbaiki postur tubuh Anda, melakukan peregangan, serta menyarankan batasan aktivitas fisik maupun pilihan olahraga harian, seperti berenang.
Penanganan skoliosis ini sebenarnya diberikan sesuai dengan keluhan atau kondisi pasien. Skoliosis parah dan skoliosis pada orang dewasa biasanya disertai dengan keluhan nyeri punggung. Pada kasus tersebut, dokter bisa mengurangi keluhan dengan meresepkan obat antinyeri maupun obat antiinflamasi nonsteroid.
Penyuntikan kortikosteroid ke tulang belakang juga bisa dilakukan untuk mengatasi kesemutan, kaku, maupun nyeri pada kaki yang terjadi sebagai komplikasi dari skoliosis, yakni penekanan saraf tulang belakang.
Baca juga: Atasi Kelainan Bentuk pada Tulang dengan Limb Lengthening & Reconstruction
Meski tidak selalu bisa dicegah, Anda bisa mengurangi maupun menunda terjadinya skoliosis dengan rutin berolahraga dan mengonsumsi makanan bergizi seimbang, terutama yang baik untuk kesehatan tulang. Selain itu, skrining skoliosis rutin yang dilakukan sedini mungkin juga akan meningkatkan keberhasilan penanganan kondisi ini.
Jadi, jangan berkecil hati jika memang hasil pemeriksaan menyatakan Anda atau anak Anda mengalami skoliosis. Berbagai pilihan penanganan bisa Anda lakukan untuk mengembalikan bentuk tulang belakang yang mengalami skoliosis. Jika ragu, periksakan kesehatan tulang belakang Anda ke dokter bedah ortopedi di RS Pondok Indah cabang terdekat.
Di RS Pondok Indah, kami menyediakan penanganan dari dokter spesialis bedah ortopedi terpercaya. Selain itu, ketersediaan fasilitas yang memiliki teknologi terkini yang kami hadirkan juga akan meningkatkan keberhasilan terapi skoliosis. Skrining skoliosis pun bisa Anda lakukan di unit Jakarta Spine Clinic RS Pondok Indah-Pondok Indah, yang telah dilengkapi dengan berbagai alat pemeriksaan canggih maupun dokter spesialis bedah ortopedi terpercaya.
Skoliosis bisa jadi bawaan sejak lahir, tapi sering muncul saat masa pertumbuhan remaja. Penyebabnya kadang tidak jelas, tapi bisa dipengaruhi faktor genetik atau kondisi lainnya.
Skoliosis umumnya bukan disebabkan oleh kebiasaan, tapi postur tubuh yang buruk, membawa beban berat di satu sisi, atau duduk terlalu lama bisa memperburuk kondisi tulang belakang.
Penderita skoliosis sebaiknya hindari aktivitas yang memberi tekanan berlebih pada tulang belakang, seperti angkat beban berat, membungkuk terlalu lama, dan postur tubuh buruk.
Memperbaiki skoliosis bisa dilakukan dengan terapi fisik, latihan postur, dan memakai brace jika diperlukan. Pada kasus berat, operasi mungkin diperlukan.
Referensi: