Nyeri Punggung Bawah, Ketahui Penanganan Sesuai dengan Penyebabnya

Oleh Tim RS Pondok Indah

Kamis, 28 November 2024

RSPI Facebook linkRSPI twitter linkRSPI Linkedin link
RSPI link

Nyeri punggung bawah atau low back pain adalah kondisi munculnya rasa sakit atau tidak nyaman pada bagian punggung bawah. Simak penyebab dan cara penanganannya!

Nyeri Punggung Bawah, Ketahui Penanganan Sesuai dengan Penyebabnya

Keluhan nyeri punggung bawah umumnya terkait dengan aktivitas fisik yang berlebih, atau dilakukan melebihi kemampuan seseorang. Aktivitas sehari-hari yang dilakukan dengan cara yang tidak tepat juga dapat menyebabkan nyeri punggung.


Kondisi ini juga bisa disebabkan oleh beberapa kondisi medis. Untuk itu, penanganan yang tepat perlu disesuaikan dengan penyebab terjadinya nyeri punggung bawah, agar keluhan tidak berlarut-larut, bahkan menghambat aktivitas, karena adanya keterbatasan gerak.


Apa Itu Nyeri Punggung Bawah?

Nyeri punggung bawah adalah rasa sakit yang dirasakan pada punggung, dari bagian bawah rusuk hingga bokong. Kondisi ini sering kali disebabkan karena cedera pada otot atau tendon di punggung. Selain itu, beberapa kondisi medis juga bisa menjadi penyebab seseorang mengalami keluhan yang dapat membatasi pergerakan seseorang ini.


Berdasarkan lama terjadinya, nyeri punggung bawah bisa dibedakan menjadi akut dan kronis. Dikatakan mengalami nyeri punggung bawah akut, jika keluhan dirasakan kurang dari 12 minggu. Sedangkan jika sudah terjadi selama 12 minggu atau lebih, keluhan bisa dikelompokkan menjadi nyeri punggung bawah kronis.


Nyeri punggung belakang yang tergolong ringan biasa bisa disembuhkan hanya dengan konsumsi obat antinyeri, serta beberapa sesi fisioterapi. Namun, nyeri yang lebih parah, yang biasa disebabkan karena kondisi medis, perlu ditangani sesuai dengan penyebab yang mendasarinya. Oleh karena itu, mengetahui penyebab terjadinya nyeri punggung bawah sangat penting, untuk hasil penanganan yang optimal.


Baca juga: Jangan Sepelekan Nyeri Leher! Cari Tahu Penyebab dan Cara Mengatasinya!



Gejala Nyeri Punggung Bawah

Selain rasa sakit, ada juga gejala nyeri punggung bawah lain yang mungkin Anda keluhkan, termasuk:


  • Kekakuan otot
  • Kram otot
  • Tidak dapat menerapkan posisi tertentu, misalnya tidak bisa berdiri tegak, maupun tidak bisa membungkuk
  • Nyeri menjalar hingga ke bokong, bahkan ke tungkai bawah, yang merupakan ciri khas nyeri punggung bawah karena skiatika


Berbagai keluhan nyeri punggung bawah bisa saja Anda alami ketika sedang melakukan suatu aktivitas tertentu, seperti membungkuk maupun bersin. Namun, Anda bisa saja tidak mengetahui penyebab pasti dari nyeri punggung bawah yang tengah terjadi.


Baca juga: Kenali Jenis Sakit Kepala, Tangani dengan Tepat


Penyebab Nyeri Punggung Bawah

Meski penyebabnya beragam, berikut ini adalah beberapa kondisi yang paling sering dijumpai sebagai penyebab nyeri punggung bawah dan bagaimana aktivitas sehari-hari dapat menyebabkan nyeri:


  • Otot tertarik (strain)
  • Keseleo (sprain)
  • Cedera, baik karena cedera olahraga maupun karena kecelakaan
  • Saraf terjepit, termasuk skiatika dan hernia nukleus pulposus (HNP)
  • Penyempitan pada kanal tulang belakang (stenosis spinalis)
  • Radang sendi, termasuk osteoarthritis dan ankylosing spondylitis
  • Pergeseran ruas tulang punggung sehingga menyebabkan terjepitnya bantalan antar tulang (spondylolisthesis)
  • Patah tulang
  • Perubahan derajat kemiringan tulang belakang ke arah kiri atau kanan (skoliosis)
  • Tumor tulang belakang
  • Aneurisma aorta abdomen
  • Batu ginjal


Masalah pada saraf tulang, seperti kompresi atau peradangan, juga dapat menyebabkan nyeri punggung bawah yang signifikan.


Mengingat nyeri punggung bawah dapat disebabkan oleh banyak hal, Anda sebaiknya memeriksakan diri ke dokter spesialis neurologi untuk memastikan penyebab dari keluhan yang dirasakan agar bisa mendapatkan penanganan yang tepat.


Baca juga: Berbagai Jenis Cedera Lutut, Momok Bagi Para Atlet



Faktor Risiko Nyeri Punggung Bawah

Setiap orang diketahui pasti pernah merasakan nyeri punggung bawah setidaknya 1 kali dalam seumur hidupnya, terutama mereka yang memiliki faktor risiko nyeri punggung bawah seperti di bawah ini:


  • Berusia lebih dari 30 tahun
  • Berat badan berlebih, bahkan obesitas
  • Pekerjaan yang mengharuskan untuk mengangkat beban berat
  • Kebiasaan olahraga angkat beban
  • Posisi duduk maupun mengangkat beban yang kurang tepat
  • Menerapkan gaya hidup yang tidak sehat, seperti merokok dan mengonsumsi alkohol, maupun pola hidup sedenter, akan membuat otot atau tendon punggung bawah menjadi lemah dan lebih rentan mengalami nyeri punggung bawah
  • Memiliki keluarga yang menderita osteoarthritis, maupun penyakit yang meningkatkan risiko terjadinya nyeri punggung bawah
  • Menderita depresi maupun kecemasan


Baca juga: Osteoarthtritis, Nyeri Sendi yang Mengganggu


Diagnosis Nyeri Punggung Bawah

Sebelum memutuskan penanganan yang sesuai, dokter spesialis neurologi akan terlebih dahulu memastikan penyebab keluhan Anda dengan melakukan beberapa pemeriksaan, termasuk dengan melakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik, serta pemeriksaan penunjang.


Beberapa pemeriksaan penunjang yang dilakukan untuk menegakkan diagnosa nyeri punggung bawah adalah rontgen tulang belakang, CT-Scan, maupun MRI. Selain itu, dokter juga bisa menyarankan pemeriksaan EMG untuk memastikan penyebab keluhan Anda bukanlah karena kerusakan saraf. 


Beberapa pemeriksaan penunjang lain bisa saja dilakukan, tergantung dari kecurigaan penyebab nyeri punggung bawah yang Anda alami. Tes darah bisa dilakukan untuk memeriksa adanya penanda ankylosing spondylitis. Sedangkan pemeriksaan urin dilakukan untuk mengetahui adanya batu ginjal.


Baca juga: Bebas Bergerak Meski Panggul Pernah Cedera


Cara Mengatasi Nyeri Punggung Bawah

Istirahat yang cukup, kompres dingin, serta konsumsi obat antinyeri, merupakan penanganan umum untuk meredakan nyeri punggung bawah. Beberapa cara mengatasi nyeri punggung bawah yang lain dilakukan sesuai dengan penyebabnya, seperti:


  • Peresepan obat-obatan dari kelompok OAINS
  • Fisioterapi
  • Terapi komplementer, seperti chiropractic, akupuntur, maupun terapi pijat
  • Penyuntikan kortikosteroid
  • Operasi dengan teknik minimal invasive 


Selain itu, untuk membantu proses pemulihan nyeri punggung, penderita juga disarankan menjaga postur tubuh dan menghindari mengangkat benda berat untuk mengurangi tekanan pada punggung. Tidak hanya demikian, rutin berolahraga dan menjaga pola hidup sehat setelah pulih juga dapat mencegah nyeri punggung kambuh.


Agar tidak sering kambuh, Anda dapat mencegah nyeri punggung bawah dengan menjaga berat badan ideal, melatih kekuatan otot inti tubuh serta mengangkat dengan posisi yang ergonomis. 


Jika Anda sudah mencoba menerapkan upaya pencegahan nyeri punggung bawah, tetapi keluhan masih berulang, bahkan lebih sering, sebaiknya Anda memeriksakan diri ke dokter spesialis bedah tulang dan traumatologi di RS Pondok Indah cabang terdekat. Sebab dokter spesialis kami didukung dengan berbagai fasilitas medis terkini untuk memberikan diagnosa dan penanganan yang optimal.


Selain itu, RS Pondok Indah - Bintaro Jaya juga memiliki Sport Medicine, Injury, & Recovery Center (SMIRC) untuk mengatasi nyeri punggung bawah yang Anda alami akibat cedera ketika berolahraga. Tidak hanya dokter spesialis, fisioterapis maupun tenaga medis di SMIRC di RS Pondok Indah - Bintaro Jaya sudah terlatih untuk membantu proses pemulihan sesuai dengan kondisi yang kebutuhan Anda.


Baca juga: 8 Jenis Cedera Atlet eSport yang Harus Diwaspadai



FAQ

Apakah Low Back Pain Sama dengan Saraf Kejepit?

Low back pain (LBP) dan saraf kejepit adalah dua kondisi yang berbeda, meskipun saling berkaitan. LBP merujuk pada nyeri di area punggung bawah yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti cedera otot, postur buruk, atau degenerasi tulang belakang. Sementara saraf kejepit terjadi ketika saraf tertekan oleh jaringan di sekitarnya. 


Tidak semua LBP melibatkan saraf kejepit, tetapi LBP yang kronis atau disertai gejala neurologis bisa menjadi tanda adanya saraf kejepit. 



Bagaimana Posisi Tidur yang Disarankan untuk Mengurangi Low Back Pain?

Posisi tidur terbaik untuk mengurangi low back pain adalah tidur miring dengan bantal di antara lutut atau tidur telentang dengan bantal di bawah lutut. Kedua posisi ini membantu menjaga tulang belakang tetap sejajar dan mengurangi tekanan pada punggung bawah.


Low Back Pain Apakah Bisa Sembuh Total?

Low back pain bisa sembuh total, tetapi tergantung penyebab dan perawatan. Untuk nyeri ringan, istirahat yang cukup, obat pereda nyeri, latihan fisik, dan terapi bisa membantu pulih sepenuhnya. Namun, jika nyerinya kronis atau akibat cedera serius, mungkin butuh perawatan lebih lanjut seperti fisioterapi atau operasi. Konsultasikan dengan dokter spesialis neurologi untuk diagnosis yang tepat dan rencana perawatan yang sesuai.


Kenapa Nyeri Punggung Tak Kunjung Sembuh?

Nyeri punggung tak kunjung sembuh bisa disebabkan oleh postur yang salah, stres, atau kurangnya aktivitas fisik. Kondisi seperti saraf terjepit atau cakram tulang belakang yang bermasalah juga bisa jadi penyebabnya. Jika nyeri berlangsung lebih dari beberapa minggu, sebaiknya periksakan ke dokter spesialis neurologi untuk penanganan lebih lanjut.




Referensi:

  1. Diwan AD, Melrose J. Intervertebral disc degeneration and how it leads to low back pain. Jor Spine. 2023. (https://onlinelibrary.wiley.com/doi/full/10.1002/jsp2.1231). Diakses pada 13 Agustus 2024.
  2. Nicol V, Verdaguer C, et al,. Chronic low back pain: a narrative review of recent international guidelines for diagnosis and conservative treatment. Journal of clinical medicine. 2023. (https://www.mdpi.com/2077-0383/12/4/168 ). Diakses pada 13 Agustus 2024.
  3. Pang H, Chen S, et al,. Low back pain and osteoarthritis pain: a perspective of estrogen. Bone Research. 2023. (https://www.nature.com/articles/s41413-023-00280-x). Diakses pada 13 Agustus 2024.
  4. World Health Organization. Low back pain. (https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/low-back-pain). Direvisi terakhir 19 Juni 2023. Diakses pada 13 Agustus 2024.
  5. World Health Organization. WHO releases guidelines on chronic low back pain. (https://www.who.int/news/item/07-12-2023-who-releases-guidelines-on-chronic-low-back-pain). Direvisi terakhir 7 Desember 2023. Diakses pada 13 Agustus 2024.
  6. Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan - Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Low Back Pain. (https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/1407/low-back-pain). Direvisi terakhir 29 Agustus 2022. Diakses pada 13 Agustus 2024.
  7. American Associations of Neurological Surgeons. Low Back Pain. (https://www.aans.org/patients/conditions-treatments/low-back-pain/). Direvisi terakhir 5 April 2024. Diakses pada 13 Agustus 2024.
  8. OrthoInfo. Low Back Pain. (https://orthoinfo.aaos.org/en/diseases--conditions/low-back-pain/). Direvisi terakhir Agustus 2021. Diakses pada 13 Agustus 2024.
  9. Cleveland Clinic. Lower Back Pain. (https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/7936-lower-back-pain). Direvisi terakhir 18 Januari 2021. Diakses pada 13 Agustus 2024.
  10. John Hopkins. Lower Back Pain: What Could It Be? (https://www.hopkinsmedicine.org/health/conditions-and-diseases/back-pain/lower-back-pain-what-could-it-be). Diakses pada 13 Agustus 2024.