Tangani Batu Empedu dengan Tepat

Kamis, 14 Maret 2024

RSPI Facebook linkRSPI twitter linkRSPI Linkedin link
RSPI link

Kerap merasa perut tak nyaman seperti perut kembung? Hati-hati, gejala batu empedu! Kenali lebih dalam bagaimana membedakan gejala batu empedu dengan gejala masalah pencernaan lainnya dan cari tahu cara menanganinya

Tangani Batu Empedu dengan Tepat

Apa Itu Batu Empedu?

Batu empedu (gallstone) adalah batu yang berada di dalam kandung empedu atau yang disebut gallbladder atau di saluran empedu (common bile duct). Batu bisa berbentuk seperti pasir atau kecil-kecil menyerupai batu asli yang sering kita lihat dengan kasat mata, atau bisa juga batu yang berukuran lebih besar.


Batu empedu tersebut dapat berada di dua tempat, yaitu di kandung empedu yang secara medis disebut dengan cholecystolithiasis, dan yang berada di saluran empedu yang secara medis disebut dengan choledocolithiasis.


Proses terjadinya batu di kandung dan atau saluran empedu karena adanya endapan cairan empedu yang mengeras. Cairan empedu terjadi dari endapan kolesterol, kalsium, dan pigmen empedu.


Normalnya, kandung empedu berkontraksi untuk mengeluarkan cairan empedu di dalamnya. Namun, apabila kandung empedu tidak mampu mengeluarkan semua cairan empedu, maka sisa cairan empedu di dalamnya dapat menjadi lebih pekat dan mengeras. Inilah yang kemudian memicu timbulnya batu.


Baca juga: Wanita Lebih Rentan terhadap Batu Empedu


Gejala Penyakit Batu Empedu

Gejala penyakit batu empedu terkadang sering menyerupai gejala-gejala penyakit perut lainnya, seperti gejala sakit maag dan perut kembung. Gejala yang lebih spesifik pada batu empedu, terdapat nyeri perut di ulu hati atau di bagian kanan atas yang dapat menjalar sampai ke punggung kanan dan atau bahu kanan, dapat disertai dengan mual, muntah, bahkan bisa sampai membuat mata menjadi kuning.


Nyeri karena masalah empedu biasanya muncul terutama setelah makan, khususnya ketika setelah mengonsumsi makanan berlemak. Biasanya gejala batu empedu tidak disertai dengan adanya gangguan pola buang air besar. Gejala-gejala ini yang membedakannya dengan gejala sakit perut lainnya, seperti GERD atau dispepsia atau infeksi usus.


Baca juga: Gangguan Empedu pada Anak


Faktor Risiko Batu Empedu

Penyakit batu empedu kerap menyerang individu yang 4F, yaitu Female, Forty, Fertile, and Fatty (perempuan, usia 40 tahun-an, dalam usia subur, dan kegemukan). Apabila Anda memiliki ciri-ciri ini, Anda harus lebih waspada karena kelompok ini memiliki risiko paling tinggi menderita batu empedu di dalam kandung maupun saluran empedu.


Batu empedu juga mudah terbentuk pada orang yang gemar mengonsumsi makanan dengan tinggi lemak dan kadar kolesterol yang tinggi, menderita diabetes melitus, orang yang mengkonsumsi obat-obatan dengan mengandung hormon estrogen tinggi, serta ibu hamil.


Selain itu, tidak menutup kemungkinan risiko juga terdapat pada laki-laki dan usia muda. Hal ini karena adanya perubahan pola hidup dan pola makan yang tidak sehat.


Baca juga: Batu Empedu Hilang, Sayatan Tak Terpandang


Terapi Penanganan Batu Empedu

Apabila Anda terdiagnosis memiliki batu empedu, namun belum mengalami gejala yang apapun, Anda dapat menjalani terapi dengan atau tanpa pengobatan batu empedu dan tetap kontrol rutin berkala.


Berbeda jika gejala batu empedu sudah menimbulkan gejala dan mulai mengganggu keseharian Anda, disarankan melakukan pembedahan agar batu empedu terangkat dan mencegah terjadinya komplikasi yang lebih fatal.


Ada dua metode terapi pembedahan yang dapat dilakukan, yaitu:


  1. Metode open surgery atau laparotomy, yaitu metode operasi dengan melakukan sayatan atau irisan yang cukup panjang.
  2. Metode minimal invasive surgery atau laparoscopy, yaitu metode operasi dengan melakukan tiga sampai empat sayatan berukuran 0,5 - 1 cm atau satu sayatan yang berukuran kurang lebih 2 cm. Metode ini masih menjadi "gold standard" atau pilihan utama dalam proses pembedahan kandung dan saluran empedu. Sayatan lebih kecil, membuat masa pemulihan Anda lebih cepat, risiko infeksi luka operasi lebih kecil, masa inap di rumah sakit lebih cepat dibandingkan metode sebelumnya.


Baca juga: Extracorporeal Shock Wave Lithotripsy (ESWL)


Penyakit batu empedu memiliki resiko kekambuhan yang cukup kecil yakni hanya 1,5 persen bila sudah dilakukan tindakan pembedahan. Sebagian besar kasus kekambuhan yang terjadi adalah pada kasus batu yang terbentuk di saluran empedu.


Untuk mempercepat pemulihan dan mencegah kekambuhan, ubah gaya hidup Anda menjadi lebih sehat. Kurangi konsumsi makanan berlemak atau yang mengandung kolesterol tinggi, perbanyak konsumsi makanan yang kaya serat, dan minum air putih yang cukup. Jangan lupa rutin cek kesehatan berkala untuk skrining batu empedu.


Penyakit batu empedu bisa disembuhkan, namun yang terpenting adalah pola hidup harus diubah menjadi lebih sehat agar penyembuhan menjadi lebih cepat. Jangan lupa untuk rutin melakukan check up ke dokter spesialis bedah konsultan bedah digestif untuk mendeteksi dini adanya batu empedu.