4F faktor risiko batu empedu terdiri dari Female (perempuan), Forty (usia di atas 40 tahun), Fertile (kesuburan), dan Fat (kelebihan berat badan).
Ketika mendengar tentang batu empedu, tidak jarang yang bertanya bisa sampai terdapat batu di dalam empedu. Perlu diketahui, ketika berbicara tentang batu empedu, jangan membayangkan batu yang seperti kita temui sehari-hari.
Yang disebut batu empedu adalah endapan yang berasal dari cairan empedu. Hal ini biasanya terbentuk dari kolesterol atau pigmen cairan empedu—bisa juga campuran keduanya. Batu empedu bisa terdapat di kantong atau kandung empedu (kolesistolitiasis) atau di saluran empedu (koledokolitiasis).
Secara umum, dikenal istilah 4F sebagai faktor risiko terjadinya batu empedu, yaitu Female, Forty, Fertile, dan Fat.
Faktor risiko pertama untuk batu empedu adalah jenis kelamin perempuan. Perempuan memiliki risiko lebih tinggi dibandingkan laki-laki karena pengaruh hormon estrogen. Estrogen dapat meningkatkan kadar kolesterol dalam empedu dan mengurangi kemampuan kandung empedu untuk mengosongkan diri dengan baik. Akibatnya, hal ini meningkatkan kemungkinan terbentuknya batu empedu. Penggunaan kontrasepsi hormonal atau terapi pengganti hormon juga dapat meningkatkan risiko ini.
Usia di atas 40 tahun merupakan faktor risiko berikutnya. Dengan bertambahnya usia, metabolisme tubuh cenderung melambat, termasuk dalam pemrosesan empedu. Selain itu, perubahan hormon yang terjadi saat mendekati menopause pada perempuan juga bisa mempengaruhi komposisi empedu, menjadikannya lebih mudah untuk membentuk batu. Oleh karena itu, risiko batu empedu meningkat secara signifikan setelah usia 40 tahun.
Kesuburan dan riwayat kehamilan juga menjadi faktor risiko penting. Wanita yang subur atau yang pernah hamil cenderung memiliki risiko lebih tinggi terkena batu empedu karena perubahan hormon selama kehamilan. Hormon progesteron, yang meningkat selama kehamilan, memperlambat kontraksi kandung empedu, yang menyebabkan empedu tertahan lebih lama dan berpotensi membentuk batu. Semakin sering hamil, semakin besar risikonya.
Kelebihan berat badan atau obesitas adalah faktor risiko utama lainnya. Orang yang kelebihan berat badan, terutama dengan penumpukan lemak di perut, cenderung memiliki kadar kolesterol yang lebih tinggi dalam empedu mereka. Hal ini meningkatkan risiko pembentukan batu empedu. Selain itu, obesitas juga dikaitkan dengan penurunan kemampuan kandung empedu untuk mengosongkan diri, yang semakin meningkatkan risiko terbentuknya batu empedu. Diet tinggi lemak dan rendah serat juga dapat berkontribusi terhadap risiko ini.
Meski pada perkembangan saat ini, terdapat beberapa faktor risiko lain yang menyebabkan terbentuknya batu empedu, seperti:
Adanya koledokolitiasis dan/atau pankreatitis tentu membuat kondisi pasien menjadi lebih buruk. Selain itu, penanganannya memerlukan operasi lain selain operasi pengangkatan kandung empedu. Seiring dengannya, risiko tindakan pun menjadi lebih tinggi. Jadi, segera lakukan tindakan sebelum dampak yang ditimbulkan semakin buruk.
Faktor penyebab batu empedu meliputi obesitas, pola makan tinggi lemak, kolesterol tinggi, kurangnya aktivitas fisik, usia, dan riwayat keluarga. Wanita, terutama yang hamil atau pakai kontrasepsi hormonal, juga lebih berisiko.
Batu empedu terbentuk karena kelebihan kolesterol atau zat lain dalam empedu. Pola makan tinggi lemak, obesitas, usia, dan kurang gerak meningkatkan risiko
Ciri batu empedu parah meliputi sakit hebat di perut kanan atas, mual, muntah, demam, kulit dan mata menguning, serta urine berwarna gelap.