Posisi rahim yang normal seharusnya berada tepat di atas vagina, namun posisi tersebut dapat berubah, menurun ke vagina dan hal ini dapat disertai penurunan organ panggul lainnya
Prolaps organ panggul (POP) adalah turun atau menonjolnya dinding vagina ke dalam liang vagina atau luar vagina yang kemudian diikuti dengan organ-organ pelvik (rahim, kandung kemih, usus, atau rektum) akibat kelemahan struktur penyokong dasar panggul.
Prolaps uteri bisa terjadi pada wanita di usia berapapun, meski kondisi ini lebih banyak dialami oleh wanita pada usia setelah menopause, atau wanita yang pernah melahirkan normal.
Prolaps ini dapat meliputi tiga area berdasarkan segmen dinding vagina yang mengalami penurunan, yaitu:
Baca juga: Nyeri Panggul Tak Kunjung Usai? Telusuri Penyebabnya!
Penyebab dan faktor risiko terjadinya prolaps umumnya multifaktoral (dapat lebih dari satu penyebab), yang meliputi beberapa faktor risiko yang terjadi secara bersamaan, antara lain:
Baca juga: Nyeri Panggul, Tangani Nyeri dengan Tepat
Ada beberapa gejala yang membuat seseorang menyadari mengalami prolaps organ panggul. Apabila Anda merasakan salah satu gejala ini, sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter spesialis kebidanan dan kandungan konsultan uroginekologi.\
Keluhan gejala benjolan di vagina dipengaruhi oleh gravitasi, sehingga semakin berat terasa pada posisi berdiri. Semakin lama, benjolan akan terasa semakin menonjol terutama setelah adanya aktivitas fisik berat jangka panjang seperti mengangkat benda berat atau berdiri.
Gejala pada vagina lainnya, seperti rasa menggantung/tertarik pada vagina, tekanan pada panggul hingga rasa pegal pada punggung, rasa tidak nyaman/penuh di vagina, keputihan, keluar darah dari erosi benjolan vagina.
Gejala gangguan berkemih dapat disadari dengan sulit memulai berkemih, berkemih tidak lampias atau tidak tuntas, harus mengedan, keluar urin saat batuk atau tertawa, sulit menahan dorongan berkemih, serta infeksi saluran kemih berulang.
benjolan di dalam vagina saat mengedan, BAB tidak lampias atau tidak tuntas, sulit BAB dan harus mengedan, dan perlunya penekanan pada perineum atau vagina posterior untuk membantu BAB.
Gejala seksual antara lain rasa tidak nyaman saat berhubungan, nyeri saat berhubungan, menghindari hubungan seksual akibat adanya kepercayaan diri yang menurun.
Baca juga: Panggul Sehat Kini dan Nanti
Dokter biasanya akan merujuk Anda untuk melakukan pemeriksaan fisik, terutama pemeriksaan kondisi pelvis. Kemudian dokter akan meminta Anda mengejan seperti saat akan buang air besar untuk menilai sejauh mana penurunan terjadi, dan melakukan gerakan seperti saat menahan buang air kecil untuk mengetahui kekuatan otot pelvis.
Jika diperlukan informasi yang lebih mendetail, dokter dapat melakukan beberapa pemeriksaan penunjang untuk melihat organ dalam pelvis. Di antaranya adalah:
Pilihan penatalaksanaan prolaps uteri terdiri dari prosedur bedah dan non-bedah, tergantung tingkat keparahan prolaps.
Pilihan non-bedah meliputi penggunaan pesarium, rehabilitasi otot dasar panggul, dan symptom-directed therapy. Symptom-directed therapy dengan observasi prolaps dapat direkomendasikan pada pasien dengan prolaps derajat rendah.
Untuk pilihan penanganan dengan bedah, pilihan operatif dapat berupa pengangkatan rahim maupun penggantungan rahim untuk kasus prolaps apikal atau prolaps yang terjadi pada area leher rahim, rahim, dan puncak vagina.
Pilihan operatif dapat dilakukan melalui pendekatan pervaginam maupun laparoskopi (bedah invasif minimal). Pada tindakan pengangkatan rahim dapat dilanjutkan dengan penggantungan puncak vagina jika masih ingin mempertahankan fungsi seksual.
Untuk prolaps anterior atau prolaps yang terjadi di area dinding vagina anterior (urethrokel, sistokel) tindakan penanganan yang dapat dilakukan yaitu kolporafi anterior dengan atau tanpa penggunaan mesh/grafting.
Hal ini dilakukan untuk mengencangkan otot di sekitar vagina. Sementara kolporafi posterior dilakukan pada kasus prolaps posterior atau prolaps yang terjadi pada area dinding vagina posterior (rektokel, enterokel).
Pilihan operasi untuk pasien dengan tingkat rekurensi tinggi dapat dilakukan teknik obliterasi atau penutupan introitus vagina (kolpokleisis) apabila tidak lagi mempertahankan fungsi vagina untuk hubungan seksual.
Prolaps organ panggul dapat terjadi pada Anda yang memiliki faktor risiko, namun demikian, dengan menghindari faktor risiko termasuk melakukan gerakan senam Kegel saat hamil dan setelah melahirkan dapat menurunkan risiko terjadinya prolaps organ panggul di kemudian hari.