Prolaps Organ Panggul, Turunnya Posisi Rahim dan Organ Panggul Lainnya

Senin, 23 September 2024

RSPI Facebook linkRSPI twitter linkRSPI Linkedin link
RSPI link

Posisi rahim yang normal seharusnya berada tepat di atas vagina, namun posisi tersebut dapat berubah, menurun ke vagina dan hal ini dapat disertai penurunan organ panggul lainnya

Prolaps Organ Panggul, Turunnya Posisi Rahim dan Organ Panggul Lainnya

Normalnya posisi rahim berada tepat di atas vagina, tetapi rahim bisa turun ke vagina, bahkan keluar dari vagina. Kondisi ini lah yang dikenal dengan prolaps organ panggul atau turun peranakan.


Bagian dasar panggul terdiri dari sekelompok otot dan jaringan penyangga, yang bertugas untuk mempertahankan organ-organ dalam rongga panggul tetap berada di posisinya. Namun, seiring bertambahnya usia, beberapa otot dan jaringan penyangga panggul bisa melemah, sehingga menyebabkan terjadinya prolaps organ panggul atau prolaps uteri.


Mengenal Prolaps Organ Panggul (POP)

Prolaps organ panggul, atau pelvic organ prolapse (POP) adalah kondisi dimana rahim maupun organ dalam rongga panggul turun, bahkan keluar, dari liang vagina akibat melemahnya struktur penyokong dasar panggul.


Kondisi yang juga dikenal sebagai turun peranakan ini bisa dialami oleh wanita pada usia berapa pun, tetapi prolaps organ panggul lebih banyak dialami oleh wanita yang telah mengalami menopause, atau melahirkan secara normal.


Jenis Prolaps Organ Panggul Berdasarkan Area Terjadinya

Berdasarkan bagian dinding vagina yang turun, prolaps organ panggul bisa dibedakan menjadi 3 jenis, yaitu:


  • Prolaps anterior, yang terjadi pada dinding vagina anterior (urethrokel, sistokel)
  • Prolaps posterior, yang terjadi pada dinding vagina posterior (rektokel, enterokel)
  • Prolaps apikal/superior, yang terjadi pada dinding vagina apikal (leher rahim/serviks, rahim/uterus, puncak vagina)


Klasifikasi Prolaps Organ Panggul

Sedangkan untuk menentukan keparahannya, prolaps organ panggil diklasifikasikan menjadi 4 stadium, sebagai berikut ini:


  • Stadium 1 - Bila penurunan terjadi sampai setengah panjang vagina
  • Stadium 2 - Bila penurunan yang terjadi lebih jauh dari stadium 1, hingga sekitar batas himen (selaput dara) atau tepi vagina. Pada stadium ini, penurunan bisa terlihat pada, atau setinggi lubang vagina
  • Stadium 3 - Ketika hampir seluruh penurunan sudah melewati selaput dara dan berada di luar vagina
  • Stadium 4 - Bila terjadi penurunan maksimum dari setiap komponen organ pelvik


Baca juga: Nyeri Panggul Hilang Timbul? Telusuri Penyebabnya!



Penyebab Prolaps Organ Panggul

Prolaps organ panggul terjadi karena kombinasi beberapa faktor yang terjadi secara bersamaan. Beberapa faktor tersebut antara lain:


  • Genetik dan ras, yang memengaruhi kualitas kolagen dan elastin sebagai penyokong bagian dasar panggul
  • Riwayat kehamilan dan persalinan, terutama persalinan normal lebih dari 5 kali, persalinan dengan bayi besar, maupun riwayat persalinan dengan alat bantu (vakum atau forceps)
  • Riwayat pembedahan seperti angkat rahim, operasi prolaps sebelumnya
  • Gangguan pada saraf di daerah panggul, baik karena cedera maupun pengobatan (terapi radiasi)
  • Obesitas
  • Konstipasi
  • Pekerjaan, aktivitas fisik, maupun kebiasaan yang melibatkan kegiatan angkat berat
  • Penyakit paru maupun kondisi medis lain yang menyebabkan batuk kronik
  • Peningkatan tekanan dalam rongga perut, seperti karena tumor perut, tumor rongga pelviks dan penumpukan cairan di rongga perut (ascites)
  • Proses penuaan, menopause, dan status estrogen
  • Kebiasaan merokok


Baca juga: Nyeri Panggul, Tangani Nyeri dengan Tepat


Gejala Prolaps Organ Panggul

Beberapa gejala prolaps organ panggul yang biasa menjadi alasan seseorang memeriksakan diri ke dokter spesialis kebidanan dan kandungan konsultan uroginekologi adalah sebagai berikut ini:


1. Gangguan pada Vagina

Gejala prolaps organ panggul yang menyebabkan keluhan pada vagina adalah berupa benjolan di vagina. Benjolan ini sebenarnya terjadi karena pengaruh gravitasi, yang akan dirasakan semakin berat pada saat berdiri. Semakin lama, benjolan akan terasa semakin menonjol terutama setelah adanya aktivitas fisik berat, seperti mengangkat benda berat atau berdiri, untuk waktu yang lama.


Keluhan lain yang dirasakan sebagai gejala prolaps organ panggul adalah perasaan seperti ada yang menggantung atau tertarik pada vagina, tekanan pada panggul maupun rasa pegal pada punggung, rasa tidak nyaman di vagina atau vagina terasa penuh, keputihan, maupun perdarahan vagina diluar masa menstruasi akibat adanya erosi dari benjolan vagina.


2. Gangguan Berkemih

Gejala gangguan berkemih yang disebabkan oleh prolaps organ panggul awalnya akan dikeluhkan sebagai keluhan sulit memulai berkemih, berkemih tidak lampias atau tidak tuntas, harus mengedan untuk mengeluarkan air kencing, keluar urin saat batuk atau tertawa, sulit menahan keinginan untuk berkemih, serta infeksi saluran kemih berulang.


3. Gejala Buang Air Besar (BAB)

Selain itu, prolaps organ panggul juga bisa memengaruhi proses buang air besar. Keluhan bisa dirasakan sebagai rasa tidak nyaman karena adanya benjolan di dalam vagina saat mengedan. Pada beberapa kasus, penderita prolaps organ panggul juga bisa mengeluhkan BAB yang tidak lampias atau tidak tuntas, sulit BAB atau harus mengedan maupun menekan bagian belakang vagina atau perineum untuk mengeluarkan kotoran.


4. Gangguan pada Aktivitas Seksual

Gangguan pada aktivitas seksual yang merupakan gejala dari prolaps organ panggul meliputi, rasa tidak nyaman saat berhubungan maupun nyeri saat berhubungan. Kondisi ini bahkan menyebabkan penderitanya tidak percaya diri dan menghindari berhubungan seksual.


Jika Anda merasakan salah satu dari beberapa gejala prolaps organ panggul, tidak ada salahnya memeriksakan diri ke dokter spesialis kebidanan dan kandungan. Tidak perlu menunggu sampai gejala mengganggu aktivitas, penanganan awal dari dokter yang dilakukan setelah pemeriksaan akan membebaskan Anda dari keluhan tersebut.


Baca juga: Disuria (Nyeri Berkemih), Gejala dari Berbagai Gangguan Saluran Kemih


Diagnosis Prolaps Organ Panggul

Biasanya dokter akan melakukan pemeriksaan fisik, terutama pemeriksaan kondisi pelvis sebagai salah satu proses menegakkan diagnosa prolaps organ panggul. Dokter kemudian akan meminta Anda mengejan seperti saat akan buang air besar untuk menilai sejauh mana penurunan terjadi, dan melakukan gerakan seperti saat menahan buang air kecil untuk mengetahui kekuatan otot pelvis.


Jika diperlukan, dokter dapat melakukan beberapa pemeriksaan penunjang untuk melihat organ dalam pelvis, seperti:


  • USG panggul dan saluran kemih, untuk memastikan kondisi rahim dan penyebab terjadinya penurunan organ dalam rongga panggul
  • Foto rontgen saluran kemih dengan kontras (pielografi intravena/IVP), untuk memastikan adanya gangguan saluran kemih akibat turun peranakan
  • Tes urodinamik, untuk memeriksa fungsi kandung kemih dan uretra saat menyimpan urin maupun membuangnya. Pemeriksaan ini terutama dilakukan pada pasien yang tidak bisa menahan saat akan buang air kecil (inkontinensia urin) parah



Penanganan Prolaps Organ Panggul

Penatalaksanaan prolaps organ panggul bisa dilakukan dengan atau tanpa prosedur operasi, tergantung tingkat keparahannya. Berikut ini adalah penjelasan singkatnya:


Penanganan Tanpa Operasi

Dokter akan menyarankan beberapa penanganan, seperti penggunaan pesarium, rehabilitasi otot dasar panggul, dan symptom-directed therapy. Penanganan symptom-directed therapy yang dikombinasikan dengan observasi prolaps direkomendasikan pada pasien dengan prolaps organ panggul dengan stadium awal, atau yang tidak parah.


Penanganan dengan Operasi

Operasi yang dilakukan untuk mengatasi prolaps organ panggul bisa dilakukan dengan mengangkat rahim maupun menggantung rahim. Pertimbangan operasi biasa dilakukan untuk kasus prolaps apikal atau prolaps yang terjadi pada area leher rahim, rahim, dan puncak vagina.


Teknik operasi dapat dilakukan melalui pendekatan pervaginam maupun laparoskopi (bedah invasif minimal). Pada tindakan pengangkatan rahim dapat dilanjutkan dengan penggantungan puncak vagina, jika masih ingin mempertahankan fungsi seksual.


Untuk prolaps organ panggul yang terjadi pada bagian dinding anterior atau anterior (urethrokel, sistokel) operasi yang dapat dilakukan adalah kolporafi anterior dengan atau tanpa penggunaan mesh/grafting. Tujuan dipasangannya mesh atau grafting adalah untuk mengencangkan otot di sekitar vagina. Sementara kolporafi posterior dilakukan pada kasus prolaps organ panggul posterior atau yang terjadi pada area dinding vagina posterior (rektokel, enterokel).


Pilihan teknik operasi untuk pasien yang sangat sering kambuh adalah dengan teknik obliterasi atau penutupan introitus vagina (kolpokleisis). Teknik ini dapat dilakukan hanya jika pasien tidak lagi mempertahankan fungsi vagina untuk hubungan seksual. 


Prolaps organ panggul dapat terjadi pada mereka yang memiliki faktor risiko, tetapi Anda bisa mengurangi risiko tersebut dengan menghindari faktor risiko serta melakukan senam Kegel saat hamil maupun setelah melahirkan.


FAQ Prolaps Organ Panggul


Apa yang Dimaksud dengan Penyakit Prolaps?

Penyakit prolaps terjadi ketika organ dalam tubuh bergeser dari posisi normalnya. Contohnya, prolaps katup mitral terjadi saat katup jantung tidak menutup dengan benar, atau prolaps uterus terjadi ketika rahim turun ke dalam vagina. 


Apakah Prolaps Berbahaya?

Prolaps bisa berbahaya jika tidak ditangani, tergantung pada organ yang terlibat. Prolaps ringan mungkin hanya menyebabkan ketidaknyamanan, tetapi kasus yang lebih parah, seperti prolaps organ vital, bisa mengganggu fungsi tubuh dan memerlukan perawatan medis segera​.


Bagaimana Ciri-ciri Rahim Turun?

Ciri-ciri rahim turun (prolaps) termasuk rasa berat atau tekanan di area panggul, benjolan di vagina, nyeri punggung bawah, sering ingin buang air kecil, atau kesulitan buang air besar. Gejala lain bisa berupa nyeri saat berhubungan intim dan kelelahan pada area panggul.


Jika mengalami gejala prolaps organ panggul, lebih baik pastikan kondisi Anda dengan memeriksakan diri ke dokter spesialis kandungan (Obgyn) di RS Pondok Indah. Selain mendapatkan pemeriksaan dari dokter yang kompeten, fasilitas medis dengan teknologi terkini yang kami miliki akan membantu dokter dalam memberikan penanganan yang optimal bagi Anda.