Prolaps Organ Panggul, Turunnya Posisi Rahim dan Organ Panggul Lainnya

Kamis, 14 Maret 2024

RSPI Facebook linkRSPI twitter linkRSPI Linkedin link
RSPI link

Posisi rahim yang normal seharusnya berada tepat di atas vagina, namun posisi tersebut dapat berubah, menurun ke vagina dan hal ini dapat disertai penurunan organ panggul lainnya

Prolaps Organ Panggul, Turunnya Posisi Rahim dan Organ Panggul Lainnya

Prolaps organ panggul (POP) adalah turun atau menonjolnya dinding vagina ke dalam liang vagina atau luar vagina yang kemudian diikuti dengan organ-organ pelvik (rahim, kandung kemih, usus, atau rektum) akibat kelemahan struktur penyokong dasar panggul.


Prolaps uteri bisa terjadi pada wanita di usia berapapun, meski kondisi ini lebih banyak dialami oleh wanita pada usia setelah menopause, atau wanita yang pernah melahirkan normal.


Prolaps ini dapat meliputi tiga area berdasarkan segmen dinding vagina yang mengalami penurunan, yaitu:


  • Prolaps anterior yang terjadi pada dinding vagina anterior (urethrokel, sistokel)
  • Prolaps posterior yang terjadi pada dinding vagina posterior (rektokel, enterokel)
  • Prolaps apikal/superior yang terjadi pada dinding vagina apikal (leher rahim/serviks, rahim/uterus, puncak vagina). Untuk prolaps pada rahim dapat di klasifikasikan sebagai berikut:
  • Stadium 1 — Penurunan sampai dengan setengah panjang vagina
  • Stadium 2 — Penurunan lebih jauh dari stadium 1 hingga batas himen (selaput dara) atau tepi vagina sehingga dapat terlihat pada, atau setinggi celah vagina
  • Stadium 3 — Sebagian besar penurunan sudah melewati selaput dara dan berada di luar vagina
  • Stadium 4 — Penurunan maksimum dari setiap kompartemen organ pelvik


Baca juga: Nyeri Panggul Tak Kunjung Usai? Telusuri Penyebabnya!


Penyebab Prolaps Organ Panggul

Penyebab dan faktor risiko terjadinya prolaps umumnya multifaktoral (dapat lebih dari satu penyebab), yang meliputi beberapa faktor risiko yang terjadi secara bersamaan, antara lain:


  • Genetik dan ras, berkaitan dengan kolagen dan elastin yang mempengaruhi kualitas jaringan penyokong pelviks
  • Riwayat kehamilan dan persalinan misalnya kehamilan berulang, riwayat kehamilan dan persalinan dengan bayi besar, riwayat persalinan berbantu dengan alat vakum/forceps
  • Riwayat pembedahan seperti angkat rahim, operasi prolaps sebelumnya
  • Terapi yang mengganggu persarafan pelviks, misal terapi radiasi, trauma akibat kecelakaan
  • Obesitas
  • Konstipasi
  • Pekerjaan atau aktivitas fisik serta kebiasaan angkat berat
  • Penyakit paru kronik atau batuk kronik
  • Tumor abdomen, tumor rongga pelviks dan penumpukan cairan di rongga perut
  • Proses penuaan, menopause, dan status estrogen
  • Kebiasaan merokok


Baca juga: Nyeri Panggul, Tangani Nyeri dengan Tepat


Gejala Prolaps Organ Panggul

Ada beberapa gejala yang membuat seseorang menyadari mengalami prolaps organ panggul. Apabila Anda merasakan salah satu gejala ini, sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter spesialis kebidanan dan kandungan konsultan uroginekologi.\


1. Gejala pada Vagina

Keluhan gejala benjolan di vagina dipengaruhi oleh gravitasi, sehingga semakin berat terasa pada posisi berdiri. Semakin lama, benjolan akan terasa semakin menonjol terutama setelah adanya aktivitas fisik berat jangka panjang seperti mengangkat benda berat atau berdiri.


Gejala pada vagina lainnya, seperti rasa menggantung/tertarik pada vagina, tekanan pada panggul hingga rasa pegal pada punggung, rasa tidak nyaman/penuh di vagina, keputihan, keluar darah dari erosi benjolan vagina.


2. Gejala Gangguan Berkemih

Gejala gangguan berkemih dapat disadari dengan sulit memulai berkemih, berkemih tidak lampias atau tidak tuntas, harus mengedan, keluar urin saat batuk atau tertawa, sulit menahan dorongan berkemih, serta infeksi saluran kemih berulang.


3. Gejala Buang Air Besar (BAB)

benjolan di dalam vagina saat mengedan, BAB tidak lampias atau tidak tuntas, sulit BAB dan harus mengedan, dan perlunya penekanan pada perineum atau vagina posterior untuk membantu BAB.


4. Gejala Seksual

Gejala seksual antara lain rasa tidak nyaman saat berhubungan, nyeri saat berhubungan, menghindari hubungan seksual akibat adanya kepercayaan diri yang menurun.


Baca juga: Panggul Sehat Kini dan Nanti


Diagnosis Prolaps Organ Panggul

Dokter biasanya akan merujuk Anda untuk melakukan pemeriksaan fisik, terutama pemeriksaan kondisi pelvis. Kemudian dokter akan meminta Anda mengejan seperti saat akan buang air besar untuk menilai sejauh mana penurunan terjadi, dan melakukan gerakan seperti saat menahan buang air kecil untuk mengetahui kekuatan otot pelvis.


Jika diperlukan informasi yang lebih mendetail, dokter dapat melakukan beberapa pemeriksaan penunjang untuk melihat organ dalam pelvis. Di antaranya adalah:


  • USG panggul dan saluran kemih, untuk memastikan kondisi organ kandungan dan penyebab penurunan yang terjadi
  • Foto rontgen saluran kemih dengan kontras (pielografi intravena/IVP), untuk memeriksa gangguan saluran kemih akibat turun peranakan
  • Tes urodinamik, untuk memeriksa fungsi kandung kemih dan uretra saat menyimpan urin dan membuangnya, terutama dilakukan pada pasien yang menderita inkontinensia parah


Penanganan Prolaps Uteri

Pilihan penatalaksanaan prolaps uteri terdiri dari prosedur bedah dan non-bedah, tergantung tingkat keparahan prolaps.


Pilihan Non-Bedah

Pilihan non-bedah meliputi penggunaan pesarium, rehabilitasi otot dasar panggul, dan symptom-directed therapy. Symptom-directed therapy dengan observasi prolaps dapat direkomendasikan pada pasien dengan prolaps derajat rendah.


Pilihan Bedah

Untuk pilihan penanganan dengan bedah, pilihan operatif dapat berupa pengangkatan rahim maupun penggantungan rahim untuk kasus prolaps apikal atau prolaps yang terjadi pada area leher rahim, rahim, dan puncak vagina.


Pilihan operatif dapat dilakukan melalui pendekatan pervaginam maupun laparoskopi (bedah invasif minimal). Pada tindakan pengangkatan rahim dapat dilanjutkan dengan penggantungan puncak vagina jika masih ingin mempertahankan fungsi seksual.


Untuk prolaps anterior atau prolaps yang terjadi di area dinding vagina anterior (urethrokel, sistokel) tindakan penanganan yang dapat dilakukan yaitu kolporafi anterior dengan atau tanpa penggunaan mesh/grafting.


Hal ini dilakukan untuk mengencangkan otot di sekitar vagina. Sementara kolporafi posterior dilakukan pada kasus prolaps posterior atau prolaps yang terjadi pada area dinding vagina posterior (rektokel, enterokel).


Pilihan operasi untuk pasien dengan tingkat rekurensi tinggi dapat dilakukan teknik obliterasi atau penutupan introitus vagina (kolpokleisis) apabila tidak lagi mempertahankan fungsi vagina untuk hubungan seksual. 


Prolaps organ panggul dapat terjadi pada Anda yang memiliki faktor risiko, namun demikian, dengan menghindari faktor risiko termasuk melakukan gerakan senam Kegel saat hamil dan setelah melahirkan dapat menurunkan risiko terjadinya prolaps organ panggul di kemudian hari.