Penyebab kolesterol tinggi bersumber dari makanan berlemak, kurang gerak, merokok & obesitas. Ketahui cara mengatasinya dengan pola makan sehat & olahraga!
Kolesterol tinggi ibarat bom waktu yang bisa meledak kapan saja. Tanpa gejala yang jelas, banyak orang baru sadar setelah mengalami komplikasi serius seperti serangan jantung atau stroke. Padahal, 80% penyebabnya berasal dari kebiasaan sehari-hari yang bisa Anda kendalikan! Kenali pemicunya sebelum terlambat.
Konsumsi berlebihan makanan seperti gorengan, jeroan, daging berlemak, dan makanan cepat saji dapat meningkatkan kadar LDL (kolesterol jahat) secara signifikan. Lemak trans yang terkandung dalam margarin, kue kering, dan makanan kemasan juga berkontribusi besar terhadap peningkatan kolesterol. Tak hanya itu, metode memasak dengan deep frying atau penggunaan minyak berulang dapat memperburuk kondisi ini.
Untuk mengatasinya, Anda bisa mulai mengganti dengan sumber lemak sehat seperti ikan salmon, alpukat, kacang-kacangan, dan minyak zaitun yang justru membantu menurunkan kolesterol jahat sekaligus meningkatkan HDL (kolesterol baik).
Gaya hidup sedentari atau kurang aktivitas fisik menyebabkan penurunan kadar HDL sekaligus penumpukan lemak dalam tubuh. Ketika tubuh jarang bergerak, proses pembakaran lemak menjadi tidak optimal sehingga trigliserida dan LDL semakin menumpuk.
Olahraga teratur seperti jalan cepat 30 menit sehari, berenang 2-3 kali seminggu, atau bersepeda dapat meningkatkan sirkulasi darah dan membantu tubuh mengelola kolesterol lebih efektif. Tak perlu langsung intens, mulailah dengan aktivitas ringan seperti naik-turun tangga atau stretching di sela pekerjaan untuk memulai kebiasaan sehat ini.
Rokok mengandung zat kimia yang merusak dinding pembuluh darah dan menurunkan kadar HDL, sementara nikotin mempercepat penumpukan plak kolesterol di arteri. Di sisi lain, konsumsi alkohol berlebihan memicu hati memproduksi lebih banyak trigliserida yang membuat darah lebih kental. Kombinasi keduanya dapat mempercepat penyumbatan pembuluh darah dan meningkatkan risiko stroke.
Mengurangi rokok secara bertahap dan membatasi alkohol maksimal 1 gelas per hari untuk wanita (2 gelas untuk pria) bisa menjadi langkah awal memperbaiki profil kolesterol Anda.
Baca juga: Apakah Kolesterol Bisa Sembuh? Mengetahui Bahaya Kolesterol Tinggi dan Pengobatannya
Jika orang tua atau saudara kandung memiliki riwayat kolesterol tinggi, Anda berisiko 2-3 kali lebih besar mengalaminya juga. Kondisi genetik seperti familial hypercholesterolemia menyebabkan tubuh kesulitan membersihkan LDL dari darah, sehingga kolesterol tetap tinggi meski sudah menjaga pola makan.
Tes lipid profil secara berkala penting dilakukan, terutama jika ada riwayat keluarga dengan penyakit jantung sebelum usia 55 tahun. Dokter mungkin akan merekomendasikan terapi obat statin bersamaan dengan modifikasi gaya hidup untuk mengendalikan risiko ini.
Kelebihan berat badan, terutama lemak visceral di perut, memicu produksi LDL berlebih dan resistensi insulin yang memperburuk profil kolesterol. Penderita diabetes tipe 2 sering mengalami dislipidemia dimana trigliserida tinggi namun HDL rendah. Kondisi ini diperparah jika gula darah tidak terkontrol, karena kelebihan glukosa akan diubah menjadi lemak darah.
Penurunan berat badan 5-10% dari berat badan sudah terbukti signifikan menurunkan kolesterol. Kombinasikan diet rendah glikemik dengan olahraga teratur untuk hasil optimal.
Baca juga: 20 Makanan Penurun Kolesterol Tinggi yang Mudah Ditemui
Jangan anggap remeh kolesterol tinggi yang bisa merusak pembuluh darah secara diam-diam! Jika Anda memiliki satu atau lebih faktor risiko di atas, segera buat janji dengan dokter spesialis penyakit dalam untuk pemeriksaan kolesterol lengkap (profil lipid). Dokter akan membantu menentukan apakah Anda memerlukan terapi obat, penyesuaian diet khusus, atau program olahraga terarah sesuai kondisi kesehatan Anda.
Kuning telur memang mengandung kolesterol, tetapi efeknya tidak sebesar lemak jenuh. Konsumsi 1-2 butir telur per hari masih aman bagi orang sehat.
Ya, stres berkepanjangan dapat memicu peningkatan kolesterol jahat karena tubuh memproduksi hormon yang mengganggu metabolisme lemak.
Kurang aktivitas fisik dapat menurunkan kadar kolesterol baik (HDL) dan menyebabkan penumpukan lemak dalam darah.
Merokok dapat menurunkan kadar kolesterol baik dan merusak pembuluh darah, sehingga memperburuk kondisi kolesterol tinggi.
Ya, faktor keturunan berperan penting. Jika ada riwayat keluarga dengan kolesterol tinggi, risiko Anda mengalaminya juga lebih besar.
Kopi yang tidak disaring (seperti kopi tubruk) mengandung zat yang dapat meningkatkan kolesterol, sedangkan kopi filter lebih aman.
Kolesterol tinggi tidak hanya dialami orang gemuk. Faktor genetik dan pola makan tidak sehat bisa menyebabkan kolesterol tinggi meski berat badan normal.
Referensi: