Hernia pada Anak, Kenali Gejala dan Penanganannya

By Tim RS Pondok Indah

Thursday, 15 May 2025

RSPI Facebook linkRSPI twitter linkRSPI Linkedin link
RSPI link

Hernia pada anak ditandai dengan benjolan di dekat pusar atau alat kelamin yang muncul saat batuk, mengejan, atau menangis. Simak gejala dan penanganannya di sini! 

Hernia pada Anak, Kenali Gejala dan Penanganannya

Hernia bisa dialami oleh siapa saja, termasuk anak-anak. Kondisi ini diperkirakan memengaruhi 5 dari 100 anak dan lebih sering terjadi pada anak laki-laki. Deteksi dini sangat diperlukan untuk mencegah perburukan kondisi yang mengakibatkan gangguan fungsi organ. 


Simak informasi seputar hernia pada anak agar si Kecil bisa mendapatkan penanganan optimal sesegera mungkin. 


Apa itu Penyakit Hernia pada Anak?

Hernia pada anak terjadi karena dinding otot yang menopang organ dalam tubuh melemah. Akibatnya, muncul celah yang membuat organ atau jaringan lunak, contohnya usus, keluar dari posisi yang seharusnya dan membentuk benjolan. Kebanyakan kasus hernia pada anak muncul di selangkangan, sekitar kelamin, atau pusar. 


Benjolan hernia umumnya terasa lunak saat ditekan dan hilang timbul. Biasanya, benjolan hernia baru muncul ketika anak batuk, menangis, atau mengejan. 


Baca juga: Penanganan Pertama pada Gangguan Kesehatan si Kecil



Jenis-Jenis Hernia pada Anak

Jenis-jenis hernia yang umum terjadi pada anak adalah hernia inguinalis dan hernia umbilikalis. Berikut penjelasannya:


1. Hernia Inguinalis

Hernia inguinalis merupakan hernia yang muncul di selangkangan. Kondisi ini adalah jenis hernia yang paling banyak terjadi pada bayi dan anak, terutama anak laki-laki. Penyebabnya karena lubang di bagian bawah perut tidak tertutup, sehingga sebagian usus keluar dan membentuk tonjolan di selangkangan.  


2. Hernia Umbilikalis

Hernia umbilikalis merupakan hernia yang muncul di sekitar pusar dan membaik seiring bertambahnya usia anak. Jenis hernia ini bisa menyerang anak laki-laki maupun perempuan, khususnya anak yang terlahir dengan berat badan rendah maupun prematur.


Kondisi ini terjadi ketika dinding perut bekas tali pusar tidak menutup sempurna setelah persalinan, sehingga organ tubuh seperti usus atau jaringan tubuh lainnya menonjol keluar.  


Baca juga: Pentingnya Skrining pada Bayi Baru Lahir


Gejala Hernia pada Anak 

Berbeda jenis hernia, berbeda pula gejalanya. Namun, secara umum, gejala hernia pada anak bisa dikenali lewat tanda-tanda berikut ini:


  • Muncul benjolan di area tertentu sesuai dengan jenis hernia, misalnya benjolan di selangkangan untuk hernia inguinalis dan benjolan di pusar untuk hernia umbilikalis 
  • Benjolan hernia muncul saat anak menangis, batuk, atau mengejan
  • Benjolan bisa masuk ke dalam saat ditekan
  • Terasa nyeri pada area tubuh yang terkena, yang akan tampak sebagai anak lebih rewel atau lebih sering menangis
  • Pangkal paha terasa mengganjal atau tidak nyaman 


Penyebab Hernia pada Anak dan Faktor Risikonya

Penyebab hernia pada anak sangat bergantung pada jenisnya. Namun, kebanyakan kasus hernia pada anak disebabkan oleh kelainan bawaan sejak lahir. 


Di samping itu, ada juga beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko anak mengalami hernia, di antaranya:


  • Bayi lahir prematur, karena otot perut belum berkembang sempurna
  • Riwayat keluarga yang juga mengalami hernia 
  • Sering melakukan aktivitas yang membuat tekanan dalam rongga perut menjadi tinggi, contohnya menangis keras dan mengejan saat buang air besar karena mengalami sembelit


Kapan Harus ke Dokter?

Hernia pada anak perlu diperiksakan ke dokter segera setelah Anda menyadarinya, agar kondisi ini tidak memburuk, bahkan menyebabkan komplikasi. Jadwalkan janji temu dengan dokter spesialis bedah anak di RS Pondok Indah cabang terdekat jika menemukan benjolan di sekitar selangkangan, alat kelamin, atau pusar, yang muncul ketika anak menangis, mengejan, atau batuk, dan menghilang saat anak dalam keadaan tenang. 


Anda juga perlu melakukan kontrol rutin jika buah hati terlahir prematur, memiliki keluarga dengan riwayat hernia, atau sudah pernah mengalami hernia sebelumnya. Bersama dokter yang kompeten dan teknologi medis terkini, si Kecil akan mendapatkan diagnosis yang akurat dan penanganan yang tepat untuk mengembalikan keceriaannya. 


Baca juga: Waspada Pneumonia pada Anak: Kenali Gejala dan Penanganannya!



Diagnosis Hernia pada Anak

Untuk hasil yang akurat, diagnosis hernia pada anak dilakukan oleh dokter secara sistematis, mulai dari anamnesis (wawancara medis), pemeriksaan fisik, hingga pemeriksaan penunjang. Dokter akan menanyakan beberapa hal penting yang berhubungan dengan hernia pada anak, seperti kapan benjolan muncul, apakah benjolan hanya muncul saat batuk, mengejan, atau menangis, serta ada tidaknya nyeri. Dokter juga akan menanyakan riwayat kesehatan keluarga serta kondisi Si Kecil saat dilahirkan. 


Lalu, diagnosis dilanjutkan dengan memeriksa gejala hernia pada anak dengan melihat langsung benjolan. Dokter juga bisa melakukan pemantauan ketika anak menangis, untuk melihat apakah benjolan semakin besar atau makin tampak. Selain itu, dokter juga bisa menyentuh maupun menempelkan stetoskop ke benjolan untuk mendengarkan adanya bunyi atau bising usus. 


Untuk menegakkan diagnosis hernia, diperlukan beberapa pemeriksaan penunjang, yang meliputi:


  • USG perut
  • CT-scan
  • MRI


Baca juga: Bahaya Difteri pada Anak


Pengobatan Hernia pada Anak

Pengobatan hernia pada anak bisa berbeda-beda, tergantung jenis hernia yang dialami, yang jelas tujuannya adalah mengembalikan organ yang keluar ke posisi semula, menutup celah atau lubang pada dinding otot yang lemah, serta mencegah komplikasi. 


Berikut ini adalah beberapa pengobatan hernia pada anak yang biasa dilakukan:


1. Operasi

Ada dua jenis operasi yang dilakukan untuk mengatasi hernia, yaitu operasi terbuka serta laparoskopi. Tindakan ini bertujuan untuk mengatasi hernia inguinalis.


Selain itu, tindakan operasi juga bisa dilakukan pada hernia umbilikalis, jika benjolan tidak hilang setelah anak berusia 5 tahun, pada kasus hernia terjepit, dan ukuran benjolan hernia lebih dari 2 cm.


2. Pemberian obat-obatan

Pengobatan hernia pada anak yang satu ini bukan untuk menyembuhkan secara total, melainkan mengurangi gejala atau mencegah infeksi setelah operasi hernia. Dokter biasanya meresepkan pereda nyeri atau antibiotik. 


Bahaya Hernia pada Anak

Tanpa penanganan yang tepat, hernia bisa berbahaya, khususnya pada anak. Berikut ini adalah beberapa kondisi bahaya hernia pada anak yang mungkin terjadi:


  • Hernia terjepit (incarcerated) yang membuat benjolan tidak masuk kembali saat ditekan
  • Hernia strangulata yang menyebabkan kematian jaringan
  • Gangguan pertumbuhan dan perkembangan


Baca juga: Flu Singapura pada Anak, Kenali Gejala dan Cara Mencegahnya


Pencegahan Hernia pada Anak

Kebanyakan kasus hernia pada anak disebabkan oleh faktor bawaan sehingga sulit untuk dicegah. Namun, ada beberapa pencegahan hernia pada anak yang bisa diterapkan jika ia berisiko tinggi terkena hernia, di antaranya:


  • Kontrol rutin, terutama bagi anak yang terlahir prematur
  • Memastikan si Kecil tidak sembelit agar tidak sering mengejan terlalu keras
  • Memberikan pengobatan yang tepat saat anak batuk


Hernia pada bayi dan anak tidak boleh disepelekan. Sebab, jika dibiarkan dan tidak segera ditangani, kondisi ini dapat menyebabkan berbagai komplikasi serius dan mengancam nyawa.


Tidak seperti pada orang dewasa, anak-anak umumnya belum bisa menjelaskan keluhan yang ia alami. Oleh sebab itu, orang tua harus telaten dalam memperhatikan kondisi kesehatan sang buah hati. Pemeriksaan kesehatan secara rutin dengan dokter spesialis anak juga dapat membantu memonitor kondisi si Kecil dan mendeteksi gangguan kesehatan sejak dini.


Apabila si Kecil menunjukkan gejala hernia, seperti benjolan di area perut atau selangkangan, jangan ragu untuk segera berkonsultasi dengan dokter spesialis bedah anak di RS Pondok Indah cabang terdekat. Dengan pemeriksaan oleh dokter spesialis berpengalaman, yang juga didukung dengan fasilitas medis terkini, penanganan untuk anak akan memberikan hasil lebih optimal.


Baca juga: Imunisasi Lengkap untuk Perlindungan Maksimal



FAQ


Hernia pada Anak Apakah Bisa Sembuh Sendiri?

Tidak semua kasus hernia pada anak dapat sembuh sendiri tanpa pengobatan. Jenis hernia umbilikalis terkadang dapat sembuh sendiri, terutama pada bayi dan anak yang berusia kurang dari 2 tahun. Namun, hernia inguinalis tidak bisa sembuh sendiri dan membutuhkan operasi untuk mencegah komplikasi.


Perlu diingat juga, bahwa hanya dokter yang bisa menentukan apakah kondisi hernia pada anak memerlukan penanganan lebih lanjut atau tidak. Oleh sebab itu, segera konsultasikan dengan dokter spesialis bedah anak jika Anda mencurigai si Kecil mengalami hernia.


Apakah Hernia pada Anak Bisa Diurut?

Hernia pada anak tidak boleh diurut atau dipijat sendiri. Mengurut atau memasukkan kembali benjolan hernia justru dapat menyebabkan nyeri yang hebat dan meningkatkan risiko terjadinya komplikasi. Penanganan hernia hanya boleh ditentukan dan dilakukan oleh dokter spesialis bedah anak.


Apakah Hernia pada Anak Harus Dioperasi?

Hernia pada anak umumnya memerlukan operasi untuk memperbaiki celah otot dan mencegah komplikasi serius. Namun, beberapa jenis hernia, seperti hernia umbilikalis, mungkin dapat membaik tanpa operasi. Meskipun begitu, dokter harus memeriksa kondisi anak terlebih dahulu sebelum dapat menentukan penanganan medis yang tepat.


Bisakah Hernia pada Bayi Diobati Tanpa Operasi?

Dalam sebagian kasus, hernia pada bayi, khususnya jenis hernia umbilikalis, dapat diobati tanpa operasi. Hernia umbilikalis pada bayi dapat menutup sendiri seiring dengan menguatnya otot-otot dinding perut pada bayi.


Namun, bila bayi mengalami hernia inguinalis, maka kemungkinan besar dokter akan menyarankan tindakan operasi untuk menanganinya.


Kapan Harus Membawa Bayi ke IGD Karena Hernia?

Bawa bayi ke IGD segera jika hernia menyebabkan tanda-tanda darurat seperti hernia menjadi sangat membengkak, berwarna merah atau ungu, bayi sangat rewel, tidak mau makan, atau muntah terus-menerus.




Referensi:

  1. Auger N, Giorgio F, et al,. Maternal risk factors for paediatric inguinal hernia. British Journal of Surgery. 2021. (https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC8826229/). Diakses pada 5 Mei 2025. 
  2. National Health Service UK. Umbilical hernia repair. (https://www.nhs.uk/conditions/umbilical-hernia-repair/). Direvisi terakhir 21 April 2022. Diakses pada 5 Mei 2025. 
  3. Cleveland Clinic. Hernia. (https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/15757-hernia). Direvisi terakhir 7 Februari 2023. Diakses pada 5 Mei 2025. 
  4. Cleveland Clinic. Inguinal Hernia in Babies. (https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/4337-inguinal-hernia-treatment-for-children#management-and-treatment). Direvisi terakhir 8 Maret 2022. Diakses pada 5 Mei 2025. 
  5. Johns Hopkins Medicine. Hernia in Children and Babies. (https://www.hopkinsmedicine.org/health/conditions-and-diseases/hernia-in-children-and-babies). Diakses pada 5 Mei 2025. 
  6. Johns Hopkins Medicine. Inguinal Hernia. (https://www.hopkinsmedicine.org/health/conditions-and-diseases/hernias/inguinal-hernia). Diakses pada 5 Mei 2025. 
  7. Mayo Clinic. Umbilical hernia. (https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/umbilical-hernia/symptoms-causes/syc-20378685). Direvisi terakhir 5 Mei 2022. Diakses pada 5 Mei 2025. 
  8. Mayo Clinic. Inguinal hernia. (https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/inguinal-hernia/diagnosis-treatment/drc-20351553). Direvisi terakhir 24 April 2021. Diakses pada 5 Mei 2025.