Oleh Tim RS Pondok Indah
Embriogenesis merupakan fase awal perkembangan embrio, yakni calon bayi. Untuk mendukung program hamil yang lebih optimal, mari memahami seluk-beluk embriogenesis.
Proses ini dimulai ketika sperma berhasil membuahi sel telur dan membentuk zigot. Kemudian, zigot akan berkembang menjadi embrio melalui proses embriogenesis, inilah fase awal terbentuknya calon bakal bayi.
Fase ini perlu dipantau dengan ketat, oleh dokter kandungan serta dipahami oleh calon ibu. Sebab, gangguan yang muncul pada fase embriogenesis bisa menimbulkan berbagai dampak serius, seperti kegagalan implantasi, mutasi atau kelainan genetik, bahkan keguguran.
Embriogenesis adalah proses pertumbuhan dan perkembangan embrio manusia pada tahap awal kehamilan, tepatnya sejak terbentuknya zigot hingga usia kehamilan 8 minggu. Zigot sendiri merupakan hasil pembuahan antara sel telur dan sel sperma, yang kemudian terus membelah dan berkembang menjadi embrio atau calon bakal bayi.
Pada fase embriogenesis, berbagai struktur penting tubuh calon bakal bayi akan melewati banyak perkembangan, antara lain terbentuknya organ-organ vital, sistem organ dalam tubuh, serta struktur dasar tubuh, seperti kepala, tangan, juga kaki. Fase perkembangan embrio ini sangatlah krusial, karena dapat memengaruhi kesehatan bayi nantinya.
Bila Anda dan pasangan menjalani program bayi tabung (IVF), fase embriogenesis merupakan salah satu tahap penting dalam menentukan keberhasilan keseluruhan program bayi tabung. Embrio yang berkembang optimal di fase ini memiliki peluang lebih besar untuk berhasil menempel di dinding rahim (implantasi) dan tumbuh menjadi janin yang sehat.
Dengan demikian, embriogenesis dapat disebut sebagai fondasi utama keberhasilan IVF dan kelahiran bayi yang sehat.
Baca juga: Cek Kesiapan Anda dan Pasangan Sebelum Program IVF
Berikut ini adalah penjelasan terkait fase embriogenesis:
Tahap awal kehamilan dimulai dengan fase fertilisasi atau pembuahan. Di fase ini, sel sperma harus mencapai sel telur dan berhasil membuahinya. Saat pembuahan berhasil, gabungan sel sperma dan sel telur tersebut akan menjadi zigot.
Perlu diingat, keberhasilan pembuahan hanya dapat terjadi jika sel telur dalam kondisi sehat dan matang, serta sel sperma yang berkualitas baik dan normal.
Itulah sebabnya, bila Anda menjalankan program bayi tabung (IVF), ahli embriologi akan menyeleksi ketat sel telur dan sperma yang berkualitas untuk menjadi kandidat pembuahan. Pemilihan sel telur yang matang dan sperma yang sehat ini lah yang dapat meningkatkan peluang pembentukan embrio yang berkualitas sekaligus meningkatkan peluang keberhasilan kehamilan.
Setelah zigot terbentuk, zigot akan mulai mengalami pembelahan sel beberapa kali. Fase ini terjadi pada hari ke-1 sampai ke-3 setelah pembuahan terbentuk. Fase ini terjadi di tuba falopi dan akan menghasilkan sel-sel lebih kecil yang disebut blastomer.
Zigot yang telah melalui pembelahan sel menjadi 16-32 sel akan tampak seperti bola padat (seperti buah murbei) yang disebut dengan morula. Namun, sel ini masih padat tidak berongga dan masih terjadi di tuba falopi.
Memasuki hari ke 5-6 setelah pembuahan, sel-sel morula akan berkembang menjadi blastokista. Pada tahapan ini, lapisan sel akan membelah dan terpisah yang akan menjadi struktur calon janin. Struktur blastokista terdiri dari dua jenis sel yang berbeda, yakni:
Tahap ini sangat penting diperhatikan, khususnya ketika Anda memutuskan untuk melakukan bayi tabung (IVF). Sebab, pada fase ini, dokter spesialis fertilitas dapat memilih embrio yang paling terbaik berkualitas untuk ditransfer ke dalam rahim ibu. Tujuannya adalah untuk meningkatkan peluang keberhasilan implantasi dan kehamilan.
Baca juga: Mengenal Proses Transfer Embrio, Tahapan Terakhir Proses IVF
Blastokista akan mulai menempel di dinding rahim pada hari ke-6 sampai 10 setelah pembuahan. Embrio yang sudah menempel di dinding rahim dikenal sebagai implantasi dan akan terus berkembang hingga menjadi calon bayi.
Bila Anda menjalani program bayi tabung (IVF), maka fase implantasi ini terjadi setelah prosedur embryo transfer. Prosedur ini dinyatakan berhasil jika embrio menempel serta bertumbuh dan berkembang pada dinding rahim.
Keberhasilan implantasi embrio ditandai dengan gejala seperti, perut kram, muncul flek atau bercak darah sedikit, perut bergas atau begah, mual, juga sakit kepala. Tenang saja, ini merupakan hal normal yang dialami hampir semua wanita hamil.
Pada minggu ke-3 kehamilan, sel-sel embrio akan mulai membentuk 3 lapisan germinal, yakni calon organ tubuh bayi. Setiap lapisan akan membentuk organ yang berbeda-beda, berikut ini adalah penjelasannya:
Baca juga: Mitos Fakta Seputar Bayi Tabung
Neurulasi terjadi pada minggu ke-3 atau hari ke-21 kehamilan. Pada fase ini, lapisan ektoderm embrio mengalami perubahan untuk membentuk tabung saraf.
Tabung saraf tersebut merupakan bagian penting pada tubuh bayi yang nantinya akan menjadi sistem saraf pusat, yaitu otak dan sumsum tulang belakang.
Organogenesis adalah fase pembentukan dan perkembangan organ-organ embrio setelah melewati tahap gastrulasi dan neurulasi, tepatnya terjadi pada minggu ke 3 sampai 8.
Di fase ini, lapisan ektoderm, lapisan mesoderm, dan lapisan endoderm, akan berkembang menjadi organ dan sistem tubuh bayi. Fase ini penting untuk dipantau dokter kandungan, karena jika ada gangguan pada fase ini, beresiko bayi dapat terlahir cacat.
Proses embriogenesis memang cukup rumit dan membutuhkan waktu lama. Tujuannya adalah mempersiapkan calon bayi yang sehat sehingga Anda dan pasangan memiliki buah hati baik tumbuh kembangnya.
Bagi Anda yang saat ini ingin memiliki momongan dan sedang melakukan program hamil, Anda bisa berkonsultasi dengan dokter spesialis fertilitas dan IVF di RS Pondok Indah IVF Centre. RS Pondok Indah IVF Centre memberikan layanan one stop service bagi pasangan yang hendak menjalani program kehamilan. Dokter pun akan menjelaskan serangkaian tahapan yang akan Anda dan pasangan lalui, termasuk tahap embriogenesis yang sangat penting.
Untuk memaksimalkan proses embriogenesis dan perkembangan janin berjalan optimal, Anda perlu menerapkan pola makan sehat, istirahat yang cukup, dan konsumsi vitamin prenatal sesuai dengan arahan dokter.
Selain itu, pastikan tumbuh kembang calon bayi dengan kontrol rutin ke dokter spesialis kebidanan dan kandungan di RS Pondok Indah cabang terdekat. Melalui pemeriksaan secara berkala, dokter bisa memberikan saran yang sesuai dengan kondisi Anda dan kehamilan Anda.
Baca juga: Menilai Cadangan Ovarium untuk Keberhasilan Program IVF
Embriogenesis adalah proses pembentukan embrio dari sel telur yang dibuahi. Dalam IVF, proses ini krusial karena menentukan kualitas embrio sekaligus peluang keberhasilan terjadinya kehamilan yang sehat.
Tahapan perkembangan embrio dari fase fertilisasi hingga fase blastula akan dipantau dengan ketat oleh dokter spesialis fertilitas dan IVF. Dengan begitu, dokter dapat memastikan bahwa embrio yang dipilih memiliki potensi terbesar untuk berkembang menjadi bayi yang sehat.
Fase implantasi biasanya terjadi dalam 6 hingga 10 hari setelah prosedur transfer embrio. Pada tahap ini, embrio menempel ke lapisan rahim dan memulai proses kehamilan. Keberhasilan implantasi sangat dipengaruhi oleh kesiapan rahim ibu dan kualitas embrio yang dipilih.
Dalam proses bayi tabung, embrio pertama dikembangkan di laboratorium IVF. Setelah proses fertilisasi, embrio ditempatkan dalam inkubator yang dikontrol dan dipantau setiap saat. Di sana, embrio mengalami pembelahan dan perkembangan dari sel tunggal menjadi embrio multi sel. Kemudian, dokter akan memilih embrio yang terbaik untuk ditransfer ke rahim ibu.
Jadi, pada proses bayi tabung (IVF), embrio dikembangkan dahulu di lingkungan laboratorium sebelum akhirnya ditanamkan ke rahim ibu, untuk melanjutkan pertumbuhan dan perkembangannya.
Referensi: