Menilai Cadangan Ovarium untuk Keberhasilan Program IVF, Pentingkah?

Minggu, 03 Maret 2024

RSPI Facebook linkRSPI twitter linkRSPI Linkedin link
RSPI link

Salah satu hasil pemeriksaan awal yang cukup penting bagi program bayi tabung adalah menilai cadangan ovarium calon ibu

Menilai Cadangan Ovarium untuk Keberhasilan Program IVF, Pentingkah?

Cadangan ovarium atau ovarian reserve mengacu pada jumlah dan kualitas sel telur seorang wanita, yang sangat erat kaitannya dengan potensi reproduksi. Potensi reproduksi adalah kemampuan seorang perempuan untuk dapat menghasilkan setidaknya satu sel telur sehat yang siap dibuahi.


Cadangan ovarium yang rendah dapat mengurangi kemungkinan untuk memperoleh keturunan. Sebaliknya, jumlah cadangan telur yang terlalu tinggi juga dapat menjadi penanda adanya sebuah kondisi gangguan pematangan telur, yang juga dapat menyebabkan gangguan kesuburan.


Berbeda dengan sperma yang dapat diproduksi terus menerus, sel telur wanita hanya diproduksi satu kali seumur hidup. 


Saat seorang bayi perempuan lahir, ia sudah memiliki sekitar 700.000 hingga 1.000.000 sel telur. Jumlah tersebut terus berkurang seiring bertambahnya usia. Ketika mendapatkan haid pertamanya, cadangan telur ini tinggal 400.000.


Penurunan yang drastis terjadi saat seorang wanita memasuki usia 35-37 tahun. Apabila sel telur wanita sudah habis, maka ia tidak lagi subur. Kondisi ini umumnya terjadi sekitar usia 40 tahun, diikuti dengan menopause sepuluh tahun kemudian.


Meskipun demikian, usia menopause setiap wanita berbeda-beda, tergantung dari beberapa faktor, seperti riwayat penyakit dan gaya hidup. Beberapa wanita dapat kehilangan sel telurnya lebih cepat, dan beberapa lainnya lebih lambat.


Karenanya, usia seorang perempuan merupakan parameter paling sederhana yang sekaligus paling penting dalam memprediksi potensi reproduksinya. Semakin muda usia seorang wanita untuk menjalani program kehamilan, seperti bayi tabung misalnya.


Maka, success rate-nya tentu semakin besar, karena jumlah sel telur yang dimiliki masih lebih banyak, apabila dibandingkan pada wanita yang menjalani program kehamilan berbantu di usia yang lebih lanjut.


Namun demikian, ada beberapa kondisi di mana wanita di usia reproduksi memiliki cadangan sel telur yang kurang baik (poor ovarian reserve). Beberapa penyebab kondisi cadangan sel telur yang rendah antara lain:


  • Kebiasaan merokok
  • Memiliki endometriosis
  • Memiliki riwayat operasi di indung telur
  • Terpapar bahan-bahan toksik kimiawi
  • Tindakan kemoterapi atau terkena paparan radiasi dalam jumlah banyak
  • Autoimun
  • Penyakit infeksi virus HIV
  • Kelainan genetik 
  • Idiopatik/faktor yang tidak dapat dijelaskan


Tidak ada jenis makanan, vitamin, atau terapi yang dapat menambah cadangan telur. Maka, untuk wanita yang sudah menikah selama setahun, berhubungan intim rutin tanpa menggunakan kontrasepsi namun belum mendapatkan keturunan, atau bagi wanita yang sudah menginjak usia 35 tahun, sebaiknya tidak perlu menunggu setahun.


Segeralah berkonsultasi dengan dokter spesialis kebidanan dan kandungan konsultan fertilitas, endokrinologi, dan reproduksi. Waspada, berkurangnya cadangan telur dapat terjadi tanpa gejala. 


Ada berbagai metode yang dapat digunakan untuk menilai potensi reproduksi seorang wanita. Berikut ini beberapa tes khusus untuk kedua metode yang umum digunakan di klinik.


Pemeriksaan ini meliputi:


  • Usia kronologis, merupakan parameter yang baik untuk menilai potensi reproduksi.


  • Mengukur kadar Anti Mullerian Hormone (AMH), pengambilan sampel dalam tes hormon ini dilakukan dengan pengambilan sampel darah, di hari kapanpun. Kadar AMH digunakan untuk memperkirakan cadangan ovarium atau menilai usia biologis seorang perempuan.


  • Penilaian folikel antral basal (FAB), penilaian ini dapat dilakukan melalui pemeriksaan USG transvaginal dengan melihat jumlah folikel (kantong sel telur) yang ada pada ovarium seorang perempuan. Folikel antral basal merupakan folikel yang berukuran 2-9 milimeter.


Cadangan ovarium dapat berbeda dari waktu ke waktu sehingga cara yang terbaik untuk mengonfirmasi hasil suatu pemeriksaan adalah dengan melakukan pemeriksaan tambahan.


Namun, perlu dipahami bahwa metode pengujian cadangan ovarium yang tersedia saat ini hanya dapat menyediakan informasi jumlah sel telur yang tersisa, tetapi tidak dapat memberikan gambaran secara detail mengenai kualitas sel telur.