Waspada Perubahan Warna Gigi

Kamis, 07 Maret 2024

RSPI Facebook linkRSPI twitter linkRSPI Linkedin link
RSPI link

Perubahan warna pada gigi susu maupun permanen bisa berlangsung secara fisiologis maupun patologis

Waspada Perubahan Warna Gigi

Tetrasiklin vs Veneering

Tetrasiklin tergolong faktor penyebab perubahan warna yang bersifat intrinsik, selain beberapa penyebab lain, seperti dekomposisi jaringan pulpa dan sisa makanan pada gigi yang sudah mati (pulpa nekrosis), tambalan berwarna perak (tambalan amalgam), atau gangguan saat tumbuh kembang gigi (amelogenesis imperfecta atau fluorosis).


Faktor penyebab yang bersifat ekstrinsik di antaranya kebersihan mulut yang tidak baik, makanan dan minuman berwarna, serta rokok. Di klinik, perubahan warna pada gigi biasanya diatasi dengan beberapa cara, di antaranya dengan metode pemutihan gigi, metode veneering, atau metode jaket (sarung gigi).


Pemilihan metode bergantung dari penyebab perubahan warna, indikasi yang tepat, kondisi, motivasi, dan kooperasi pasien selama perawatan.


Kenapa Veneering?

Veneering berarti menutupi gigi dengan sebuah pelapis agar diperoleh kualitas penampilan yang lebih baik. Pelapis ini melekat atau dilekatkan pada permukaan gigi bagian depan sehingga warna gigi yang semula dapat tertutup.


Dalam metode ini, bentuk dan ukuran gigi yang semula juga dapat dikoreksi. Pada penerapannya, hanya diperlukan sedikit sekali jaringan gigi yang dibuang (hanya permukaan bagian depan, tidak seperti pada jaket yang harus membuang seluruh pemukaan), sehingga secara keseluruhan, gigi masih dalam keadaan utuh.


Veneering biasanya hanya dilakukan pada gigi depan atau hanya pada gigi yang tampak saat pasien tersenyum lebar. Veneering dengan bahan resin komposit yang dilakukan menggunakan teknik dan bahan yang baik, serta dikuti perawatan teratur dapat memberikan manfaat yang maksimum dalam jangka waktu yang relatif lama.


Setelah dilakukan veneering dengan bahan resin komposit pada gigi, sebaiknya kebersihan mulut selalu dijaga optimal. Karena itu, makanan dan minuman yang dapat menyebabkan perubahan warna sebaiknya dihindari, serta diperlukan juga periksakan dan perawatan secara berkala, setidaknya dua kali setahun.