Gigi Ngilu Bikin Tak Nyaman? Cari Tahu Penyebabnya, Yuk!

Jumat, 15 Maret 2024

RSPI Facebook linkRSPI twitter linkRSPI Linkedin link
RSPI link

Pernahkah Anda mengalami rasa ngilu sesaat yang tajam pada gigi saat mengonsumsi makanan dingin atau panas? Jika jawabannya iya, jangan-jangan Anda mengalami kondisi gigi sensitif

Gigi Ngilu Bikin Tak Nyaman? Cari Tahu Penyebabnya, Yuk!

Pernahkah Anda mengalami rasa ngilu sesaat yang tajam pada gigi saat mengonsumsi makanan dingin atau panas? Jika jawabannya iya, jangan-jangan Anda mengalami kondisi gigi sensitif. Mari kenali penyebab dan penanganannya di artikel ini.


Gigi ngilu akibat gigi sensitif/hipersensitif dentin terjadi ketika ada rasa ngilu singkat dan tajam yang disebabkan oleh terbukanya lapisan dentin saat menerima rangsangan. Lapisan dentin merupakan lapisan gigi yang tertutup oleh email pada daerah mahkota dan sementum di sekitar akar gigi.


Rangsangan ngilu yang diterima oleh lapisan ini bukan disebabkan oleh kelainan pada gigi atau penyakit gigi lainnya, tetapi dapat berupa rangsang termal (makanan atau minuman dingin dan panas, udara dingin), osmotik (makanan minuman manis dan asam), dan taktil (penyikatan gigi). 

                                                                                                                                                                  

Gambar 1. Gambaran anatomi gigi.


Baca juga: Gigi Sehat Hingga ke Akarnya


Penyebab Gigi Sensitif

Resesi gusi, erosi, abrasi, abfraksi, dan atrisi gigi dapat menyebabkan dentin terbuka. Kondisi dentin terbuka ini kemudian menyebabkan pergerakan cairan pada saluran dentin yang mengaktifkan serabut saraf penyebab timbulnya nyeri.


Keadaan nyeri yang timbul tersebut dapat terlokalisir di salah satu area saja, atau bahkan dapat memengaruhi berbagai permukaan gigi secara keseluruhan.


Dentin gigi yang terbuka dapat mencapai leher gigi (servikal). Efek samping beberapa tindakan pada gigi juga dapat menyebabkan dentin gigi terbuka, seperti pembersihan karang gigi dan akar gigi (scaling dan root planning), serta tahapan pembentukan dan pemolesan pada tindakan penambalan gigi.


Bahkan, penyikatan gigi dengan tekanan yang besar (terutama setelah mengonsumsi makanan/minuman yang asam), juga dapat menyebabkan terbukanya dentin. Penyebab lain dari gigi sensitif adalah adanya perubahan kondisi dan posisi pada gusi dan gigi, antara lain:  

                                                                                                                

Gambar 2. Pergerakan cairan pada tubulus dentin yang mengubah odontoblas dan serabut saraf aferen


Baca juga: Waspada! Gigi Berlubang Dapat Sebabkan Penyakit Lainnya, Lho!


a. Resesi Gusi

Resesi gusi menghasilkan terbukanya permukaan akar dan dapat menimbulkan sensitivitas. Pada kondisi ini, tulang bukal atau tulang bagian/sisi dekat pipi yang memberikan peredaran darah utama pada gusi daerah bukal bisa menghilang.


Hilangnya tulang bukal inilah yang mengakibatkan penurunan/resesi gusi. Resesi gusi dapat disebabkan oleh keadaan anatomi, posisi gigi, atau akibat pergerakan ortodontik.


Kondisi resesi gusi dapat ditangani dengan:


  • Penggunaan bahan desensitisasi, yaitu pasta gigi khusus yang mengandung potasium nitrat, atau obat kumur tertentu
  • Restorasi gigi
  • Perawatan ortodontik
  • Pembedahan                                                                                                                                                  

                                               

                               

Gambar 3.  Resesi gusi dengan akar gigi yang terbuka


b. Abrasi Gigi

Abrasi merupakan hilangnya struktur gigi oleh gaya mekanis dari benda asing yang dapat menyebabkan sensitivitas. Hal ini dapat disebabkan oleh penggunaan bulu sikat gigi yang kasar, teknik penyikatan gigi yang terlalu keras, frekuensi menyikat gigi yang terlalu sering, waktu menyikat gigi yang tidak tepat, dan jenis pasta gigi yang abrasif. 


Kondisi ini dapat ditangani dengan:


  • Penggunaan sikat gigi dengan bulu yang halus
  • Menghindari penggunaan jenis pasta gigi abrasif
  • Menyikat gigi dengan gerakan memutar yang perlahan
  • Tidak menyikat gigi seketika setelah makan. Tunggu sekitar 1 jam untuk menyikat gigi, terutama setelah mengonsumsi makanan/minuman yang asam.

                                            

                                

Gambar 4. Akar gigi yang mengalami abrasi karena penyikatan gigi


c. Erosi

Erosi adalah kehilangan lapisan email gigi karena adanya pelarutan secara kimiawi oleh asam yang bukan disebabkan oleh bakteri. Dilihat dari penyebabnya, ada 3 tipe erosi: 


  • Ekstrinsik, yakni faktor diet dan pola hidup (kebiasaan mengonsumsi makanan/minuman asam, seperti cuka, lemon, jus buah, minuman olahraga yang asam, minuman bersoda, dan minuman beralkohol)
  • Intrinsik (asam lambung: GERD, bulimia)
  • Idiopatik (sumbernya tidak diketahui penyebabnya)

                                           

                   

Gambar 5.  Gambaran klinis mahkota gigi geraham yang mengalami erosi karena sering mengonsumsi minuman bersoda dan alkohol


Erosi gigi dapat ditangani dengan: 


  • Memperbaiki pola hidup dan mengurangi konsumsi makanan/minuman yang mengandung asam
  • Pemberian flouride 
  • Konsumsi produk yogurt dan susu (yang tidak memiliki kandungan gula tinggi di dalamnya)
  • Minum air putih atau berkumur setelah mengonsumsi makanan manis dan asam 
  • Mengunyah permen karet tanpa gula (sugar free)


Baca juga: Senyum Indah Gigi Sempurna


d. Abfraksi

Abfraksi dapat terjadi apabila ada ketidakseimbangan dalam pengunyahan sehingga menyebabkan munculnya gaya fleksural pada tonjolan mahkota gigi, dan pemusatan tekanan kunyah pada daerah yang rentan yaitu bagian leher gigi (daerah servikal). Lesi abfraksi karena tekanan kunyah ini dapat melemahkan daerah struktur leher gigi sehingga email, sementum, dan dentin terlepas dari daerah leher gigi.


Abfraksi pada gigi dapat dihindari dengan:


  • Mengeliminasi penyebab terjadinya kebiasaan parafungsional (bruxism)
  • Perbaikan teknik dalam menyikat gigi
  • Membentuk kembali permukaan kotak gigi geligi dengan pengasahan untuk menciptakan hubungan kontak yang harmonis antara gigi geligi rahang atas dan bawah (occlusal adjustment)
  • Prosedur restorasi gigi


e. Atrisi

Atrisi merupakan berkontaknya gigi geligi yang dapat menyebabkan adanya kehilangan struktur gigi pada permukaan dan tepi mahkota gigi (insisal gigi). Hal ini dapat disebabkan oleh fungsi pengunyahan maupun parafungsi (bruxism/kebiasaan menggertakkan gigi saat tidur).

                               

                       

Gambar 6. Perbedaan keadaan mahkota klinis gigi sehat dan gigi yang mengalami atrisi


                                           

Gambar 7. Atrisi pada tepi gigi rahang bawah yang ditunjukkan oleh panah berwarna kuning


Terapi pengobatan atrisi: 


  • Menghilangkan kebiasaan buruk yang yang dapat menyebabkan kerusakan mahkota gigi, seperti menggertakkan gigi saat tidur
  • Pembuatan mahkota splint 
  • Pembuatan restorasi pada gigi


Selain akibat kondisi gigi dan penyangga gigi, gigi sensitif juga dapat disebabkan oleh keadaan sistemik seseorang, misalnya cairan lambung yang naik ke rongga mulut pada penderita GERD (gastro esophageal reflux disorder) dan pada seseorang yang memiliki gangguan makan.


Produksi paparan asam di rongga mulut pada kondisi ini ditambah dengan penyikatan gigi, dapat menyebabkan kehilangan mineral pada struktur gigi, yang akhirnya menyebabkan dentin terbuka.


Baca juga: Gigi Sehat Cemerlang, Kini dan Nanti


Penanganan Gigi Sensitif

Pemeriksaan oleh dokter gigi umum/dokter gigi spesialis konservasi gigi diperlukan untuk mengetahui faktor penyebab terjadinya gigi sensitif serta cara mengeliminasi faktor risikonya. Terapi perawatan gigi sensitif dapat dilakukan secara non-invasif dan invasif, yaitu: 


Terapi Non-Invasif

Pada kasus yang masih dapat disembuhkan, penanganannya dapat berupa perawatan non-invasif yang dapat dilakukan di rumah, misalnya dengan penggunaan pasta gigi desensitisasi yang mengandung potasium nitrat, potasium sitrat, dan penanganan oleh dokter gigi umum/dokter gigi spesialis konservasi gigi (pengaplikasian bahan desensitisasi: flouride, potasium nitrat, kalsium fosfat, oksalat)


Terapi Invasif

Gigi yang mengalami hipersensitif dentin dapat dilakukan pembuatan restorasi (penambalan), perawatan saluran akar, dan penanganan bersama dengan dokter yang menangani keadaan medis pasien serta spesialistik periodonsia, prostodonsia, dan ortodonsia. 


Penyebab gigi sensitif memang bermacam-macam. Jika sudah mengalami gejala gigi sensitif, sebaiknya Anda berkonsultasi dengan dokter gigi agar segera mendapatkan penanganan yang tepat.


Konsultasi rutin dengan dokter gigi setiap 6 bulan sekali sangat penting dilakukan, agar kesehatan gigi, gusi, dan mulut Anda tetap terjaga.