Jangan Dianggap Sepele, Ini Dampak Karies Gigi pada Anak

Oleh Tim RS Pondok Indah

Rabu, 11 Juni 2025

RSPI Facebook linkRSPI twitter linkRSPI Linkedin link
RSPI link

Dampak karies gigi pada anak bukan hanya sakit gigi, tetapi juga dapat menimbulkan infeksi jika tidak ditangani. Oleh kerena itu, ketahui langkah pencegahannya di sini!

Jangan Dianggap Sepele, Ini Dampak Karies Gigi pada Anak

Meski gigi anak akan tanggal dan berganti dengan gigi permanen seiring bertambahnya usia, bukan berarti kesehatan gigi susu bisa diabaikan begitu saja. Tanpa perawatan yang tepat, gigi anak rentan mengalami karies gigi. Apalagi, anak-anak belum begitu paham tentang bagaimana cara menjaga kebersihan gigi yang baik. 


Karies gigi adalah kerusakan pada enamel gigi karena demineralisasi, yaitu hilangnya mineral dari jaringan gigi. Penyebab karies gigi sendiri merupakan asam yang dihasilkan oleh bakteri ketika memfermentasi sisa-sisa makanan yang mengandung gula atau karbohidrat. Karies pada anak biasanya ditandai dengan noda putih, kecoklatan, atau kehitaman di permukaan gigi, lubang kecil pada gigi, bau mulut, serta nyeri saat makan atau minum manis maupun yang bersuhu terlalu panas atau dingin. 


Di Indonesia, sekitar 80% anak usia 3–4 tahun mengalami karies gigi. Kesadaran orang tua untuk memberikan perhatian lebih pada kesehatan gigi anak perlu ditingkatkan. Penting untuk mengetahui dampak dan pencegahan karies pada anak, karena lubang kecil saja pada gigi anak bisa membesar atau berkembang menjadi infeksi serius.   


Bahaya Karies Gigi pada Anak

Tidak sekadar menyebabkan gigi anak bolong atau sakit, bahaya karies gigi juga bisa mengganggu aktivitas bermain dan belajar buah hati Anda, bahkan menimbulkan infeksi serius. Untuk mengetahui bagaimana bahayanya, simak dampak karies gigi pada anak berikut ini:


1. Menimbulkan sakit gigi

Sakit gigi merupakan dampak karies yang paling mudah disadari oleh anak. Karies merusak struktur gigi dan menyebabkan gigi berlubang, rapuh, bahkan patah. Hal ini membuat berbagai macam rangsangan yang diterima gigi dari makanan dan minuman panas, dingin, atau manis, langsung mencapai bagian dalam gigi yang sensitif sehingga menimbulkan rasa sakit. 


2. Mengganggu aktivitas harian anak

Saat mengalami sakit gigi, biasanya anak menjadi rewel dan berdampak pada aktivitas hariannya. Buah hati Anda akan lebih lemas dan tidak semangat bermain, kehilangan konsentrasinya dalam belajar, bahkan susah untuk tidur. 


3. Membuat anak sulit mengunyah makanan

Salah satu fungsi utama gigi adalah mengunyah makanan. Jika gigi tanggal sebelum waktunya akibat komplikasi karies gigi pada anak, bukan tidak mungkin si Kecil akan kesulitan untuk mengunyah makanan. 


Baca juga: Maloklusi pada Anak


4. Mengganggu tumbuh kembang anak

Karies yang dibiarkan tanpa penanganan membuat sakit gigi yang dirasakan anak bisa berlangsung lama. Hal ini membuat nafsu makannya menurun dan anak jadi berisiko mengalami kekurangan gizi. Sedangkan tanpa nutrisi yang cukup, tumbuh kembang si Kecil akan terganggu. 


5. Meningkatkan risiko penyebaran infeksi 

Jika tidak ditangani dengan tepat, gigi berlubang karena dampak karies gigi pada anak dapat menjadi jalan masuknya bakteri dan menimbulkan infeksi. Terjadinya infeksi dapat menyebar hingga ke gusi, tulang rahang, bahkan organ tubuh lain apabila tidak diobati dengan tepat. 


6. Menyebabkan masalah pada pertumbuhan gigi

Gigi susu menjadi panduan pertumbuhan gigi permanen. Apabila gigi susu tanggal terlalu cepat akibat karies, gigi permanen bisa tumbuh tidak beraturan atau justru terjebak di dalam gusi (impaksi). Jadi, karies gigi tidak hanya menyebabkan kerusakan gigi susu, tetapi juga bisa menganggu perkembangan gigi dewasa pada anak.


Baca juga: Waspada Gigi Bertumpuk pada Anak, Ketahui Cara Mengatasinya!



Pencegahan Karies Gigi pada Anak

Jangan sampai bahaya karies gigi pada anak menghilangkan senyum buah hati Anda. Oleh karena itu, ada beberapa kebiasaan baik untuk mencegah karies gigi yang bisa Ayah dan Bunda tanamkan pada si Kecil sejak dini, di antaranya:


  • Membiasakan anak sikat gigi 2 kali sehari dengan pasta gigi yang mengandung fluoride
  • Membiasakan anak memberikan jeda 30-60 menit setelah mengonsumsi makanan atau minuman sebelum menyikat gigi
  • Membatasi konsumsi makanan dan minuman manis 
  • Membiasakan minum air putih setelah makan
  • Mengganti susu dengan air putih jika anak Anda terbiasa minum susu dari botol sebelum tidur
  • Memeriksakan gigi ke dokter gigi secara rutin, yakni setiap 6 bulan sekali


Kontrol rutin ke dokter gigi anak sangat penting dilakukan sebagai upaya pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut sekaligus deteksi dini terhadap masalah pada gigi dan mulut. Dokter gigi bisa melihat tanda-tanda adanya karies pada anak, sehingga penanganannya dapat dilakukan lebih awal dan tidak sampai menyebabkan kerusakan pada gigi Si Kecil.  


Namun, apabila Anda melihat adanya karies gigi pada anak yang ditandai dengan noda putih, kecoklatan, atau kehitaman di permukaan gigi, lubang pada gigi, bau mulut, sakit gigi, atau gusi bengkak maupun bernanah, jangan tunda untuk memeriksakan buah hati ke dokter gigi anak di RS Pondok Indah cabang terdekat.


Dengan fasilitas medis terkini dan dokter yang berpengalaman, memeriksakan buah hati ke rumah sakit Pondok Indah merupakan pilihan terbaik. Dengan begitu, pengobatan bisa dilakukan dengan maksimal dan buah hati Anda pun bisa sembuh lebih cepat. 


Baca juga: Gigi Susu Tidak Tanggal, Apakah Harus Segera Dicabut? Ini yang Perlu Diketahui Orang Tua



FAQ


Apa Saja Dampak Jika Karies Gigi pada Anak Tidak Dirawat?

Karies gigi yang tidak dirawat dapat menyebabkan nyeri, infeksi, dan kesulitan makan pada anak. Tidak hanya demikian, karies yang tidak kunjung ditangani juga bisa menyebar ke gigi lain dan menyebabkan kerusakan permanen pada struktur gigi. Anak juga berisiko mengalami gangguan pertumbuhan dan perkembangan karena sakit gigi menyebabkan dirinya tidak nafsu makan.


Bagaimana Jika Gigi Anak Sudah Terlanjur Karies?

Jika gigi anak sudah terlanjur karies, sebaiknya segera konsultasikan ke dokter gigi anak. Nantinya dokter gigi akan menyarankan rencana penanganan yang tepat sesuai kondisi gigi anak. Pada karies yang ringan, dokter dapat melakukan penambalan. Sedangkan pada karies yang sudah parah, dokter mungkin menyarankan perawatan saluran akar atau pencabutan gigi.


Selain itu, penting bagi orang tua untuk membiasakan anak untuk menjaga kesehatan gigi dan mulut. Dengan begitu, karies gigi tidak terjadi kembali dan gigi anak dapat bertumbuh dengan baik.


Apakah Karies Gigi pada Anak Berbahaya?

Karies gigi pada anak bisa menjadi berbahaya jika tidak diobati. Selain menyebabkan nyeri, karies gigi pada anak juga dapat menyebabkan infeksi dan abses. Karies yang parah juga dapat menyebabkan kesulitan mengunyah makanan hingga mengganggu asupan gizi si Kecil.


Bagaimana Cara Mengatasi Karies Gigi pada Anak?

Perawatan tergantung tingkat keparahan karies yang dialami anak. Untuk mengatasi karies ringan, dokter gigi anak dapat melakukan penambalan gigi. Jika gigi anak mengalami kerusakan parah, dokter mungkin harus melakukan pencabutan gigi atau perawatan saluran akar.




Referensi: 

  1. Hasan F, Yuliana LT, et al,. Prevalence of dental caries among children in Indonesia: A systematic review and meta-analysis of observational studies. Heliyon. 2024. (https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC11176858/). Diakses pada 8 Juni 2025. 
  2. Bramantoro T, Irmalia WR, et al,. The Effect of Caries on the Chewing Ability of Children: A Scoping Review. European Journal of Dentistry. 2022. (https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC10756727/). Diakses pada 8 Juni 2025. 
  3. Butera A, Maiorani C, et al,. Evaluation of Children Caries Risk Factors: A Narrative Review of Nutritional Aspects, Oral Hygiene Habits, and Bacterial Alterations. Children. 2022. (https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC8870668/). Diakses pada 8 Juni 2025. 
  4. Renggli EP, Turton B, et al,. Stunting Malnutrition Associated with Severe Tooth Decay in Cambodian Toddlers. Nutrients. 2021. (https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC7909538/). Diakses pada 8 Juni 2025. 
  5. Johns Hopkins Medicine. Tooth Decay (Caries or Cavities) in Children. (https://www.hopkinsmedicine.org/health/conditions-and-diseases/tooth-decay-caries-or-cavities-in-children). Diakses pada 8 Juni 2025.    
  6. Universitas Indonesia. Dua Belas Strategi Pencegahan Karies Anak Usia Dini sebagai Upaya Menuju Indonesia Bebas Karies 2030. (https://www.ui.ac.id/dua-belas-strategi-pencegahan-karies-anak-usia-dini-sebagai-upaya-menuju-indonesia-bebas-karies-2030/). Diakses pada 8 Juni 2025.