Limb Lengthening & Reconstruction adalah prosedur bedah untuk memperbaiki tulang ekstremitas yang pendek atau cacat secara bertahap.
Memiliki kelainan tulang khususnya pada lengan dan tungkai kaki akibat dari trauma atau bawaan dari lahir? Tindakan limb lengthening & reconstruction dapat mengatasi kelainan tulang ini. Tindakan ini dapat dilakukan mulai dari usia anak hingga dewasa.
Limb lengthening and reconstruction adalah salah satu cabang ilmu ortopedi yang mempelajari mengenai pemanjangan alat gerak di lengan dan tungkai kaki pada keadaan, misalnya, tungkai kaki tidak sama panjang (leg length discrepancy). Pada bidang ini dipelajari juga cara mengoreksi kelainan bentuk, seperti tulang yang bengkok dan melengkung, penanganan infeksi tulang, hilangnya sebagian segmen tulang, serta keadaan di mana patah tulang yang tidak dapat menyambung atau disebut non-union.
Tindakan pengoreksian tulang biasanya dilakukan karena adanya kelainan tulang, khususnya di sekitar tungkai kaki dan lengan. Hal ini terjadi karena beberapa penyebab, tergantung jenis kelainan yang diderita. Berikut ini jenis-jenis kelainan tulang:
Dokter biasanya akan merujuk pasien melakukan pemeriksaan fisik untuk mengetahui masalah dan penyebab dari kelainan tulang yang dialami. Selanjutnya, dokter dapat melakukan beberapa pemeriksaan penunjang, seperti:
Prosedur limb lengthening and reconstruction dilakukan dengan metode pembedahan minimal invasive. Pembedahan dengan cara ini menggunakan sayatan berukuran kecil sehingga tidak banyak merusak jaringan lunak sekitar tulang sehingga masa pemulihan pasien diharapkan dapat lebih cepat dengan risiko infeksi lebih kecil.
Tata laksana pembedahan ini dimulai dengan pemasangan alat di luar tungkai kaki pasien atau external fixator seperti alat limb reconstruction system, ilizarov konvensional maupun computerized. Kemudian dilakukan osteotomy atau pemotongan tulang. Selanjutnya dengan alat-alat tersebut juga dapat dilakukan proses pemanjangan berkala dan juga koreksi kelainan bentuk lain seperti meluruskan tungkai yang bengkok atau terputar.
Sumber: http://www.yankes.kemkes.go.id/read-apa-itu-illizarov-8385.html
Setelah tindakan bedah, pasien memerlukan 2 – 3 hari untuk menjalani program fisioterapi awal. Fisioterapi yang dilakukan bertujuan untuk early mobilization atau percobaan berjalan awal dengan bantuan tongkat, walker, maupun kursi roda.
Biasanya doker akan menilai luka operasi dalam waktu 1 – 2 minggu setelah dilakukannya tindakan. Bila tidak ada infeksi dan luka kering, maka dapat langsung dilakukan pencabutan benang serta edukasi perawatan mandiri terhadap alat bantu yang sedang digunakan.
Proses pemanjangan tungkai maupun koreksi kelainan bentuk lainnya ini dilakukan secara bertahap atau gradual. Alat yang telah dipakai akan dipertahankan sampai bentuk tungkai yang diinginkan pasien dan dokter tercapai.
Alat akan digunakan sampai tulang mengeras. Pasien boleh mengganti alat dengan tipe jenis lain, misalnya menggantinya dengan alat yang dipasang di dalam/internal fixator.
Untuk menghindari terjadinya infeksi pada bekas luka operasi, pasien harus menjaga kebersihan alat yang digunakan serta kebersihan kulit di sekitar luka operasi. Caranya dengan melakukan perawatan harian yang sudah diajarkan oleh tim medis sesuai tindakan.
Selama pemasangan alat, pasien juga disarankan tetap aktif melakukan fisioterapi atau latihan strengthening dan stretching. Hal ini dilakukan untuk mencegah sendi dan tulang tetap fleksibel dan tidak kaku.
Tindakan limb lengthening and reconstruction memungkinkan si kecil memiliki bentuk tulang yang diinginkan. Tindakan ini juga dilakukan dengan metode invasif minimal sehingga masa pemulihannya tidak lama. Setelah tindakan dilakukan, sebaiknya si kecil selalu berkonsultasi dengan dokter hingga dapat beraktivitas kembali dengan normal.