Pertolongan pertama cedera olahraga: istirahatkan area cedera, kompres es, tekan lembut (balut), dan angkat bagian yang cedera untuk mengurangi bengkak.
Gaya hidup sehat dijalankan dengan sejumlah kebiasaan baik, salah satunya berolahraga rutin. Apalagi sejak pandemi, olahraga menjadi tren di berbagai kalangan. Mulai dari lari sampai golf, bersepeda sampai tenis, semuanya mendapat penggemar baru.
Selain gerakan yang dilakukan, faktor risiko cedera juga perlu mendapatkan perhatian khusus saat berolahraga. Faktor penyebab cedera olahraga dapat dibagi dua, eksternal dan internal. Eksternal termasuk kondisi lapangan atau jalan yang tidak rata atau licin.
Namun, penyebab yang dominan justru adalah internal, seperti kurang pemanasan dan pendinginan, kondisi fisik yang sudah lelah tetapi masih dipaksa olahraga, program latihan terlalu berat, dan kondisi cedera sebelumnya yang belum ditangani dengan tuntas. Faktor-faktor ini pun sebenarnya dapat dihindari.
Yang terpenting dan perlu diingat, sebaiknya tidak ke tukang urut ketika terjadi cedera olahraga. Saat cedera, ada jaringan tubuh yang rusak, meradang, atau luka. Mengurut atau memijat daerah tersebut justru dapat memperlebar luka tersebut. Cedera olahraga terbagi dalam empat derajat dan membutuhkan penanganan yang berbeda, yaitu:
Ketika bertemu dengan dokter atau ke Emergency di RS Pondok Indah, pasien akan mendapatkan pemeriksaan TOTAPS: Talk (untuk mengetahui mekanisme cedera), Observe (melihat apakah ada dislokasi, retak, dan lainnya), Touch (pemeriksaan fisik), Active movement (pasien mencoba menggerakkan sendinya sendiri), Passive movement (dokter mencoba menggerakkan sendi pasien), dan Skill test (tes apakah ligamen atau tendon ada yang robek, dan lain-lain).
Diagnosis yang tepat adalah kunci penanganan cedera, khususnya bagi atlet. Dengan diagnosis dan penanganan yang tepat, kondisi psikis pasien yang berperan penting dalam proses pemulihan pun dapat ikut terjaga.
Dalam penanganan cedera olahraga di RS Pondok Indah, tim medis akan fokus mengembalikan empat hal berikut:
Mengembalikan bentuk anatomi tubuh. Apabila ada otot yang robek akan dioperasi untuk menyambung kembali ototnya. Apabila ada ligamen yang rusak, akan diganti ligamennya.
Mengembalikan fungsi: menekuk lurus maksimal dan mengembalikan kekuatan otot seperti semula.
Mengembalikan performa: pasien dapat kembali melompat, lari, sprint, dan lain-lain.
Memerhatikan kualitas gerakan pasien apakah sudah baik atau belum.
Ketika mengalami cedera, Anda dapat langsung ke Emergency jika kondisinya akut, sangat sakit, dan area yang cedera tidak dapat digerakkan. Namun, jika cedera masih dapat ditoleransi, Anda dapat mengunjungi Sport Medicine Injury and Recovery Center atau Orthopedic Center RS Pondok Indah - Bintaro Jaya, untuk dapat ditangani oleh dokter yang paling tepat dengan kondisi Anda.
Untuk mencegah cedera saat berolahraga, pastikan untuk pemanasan dan pendinginan sebelum dan setelah latihan. Gunakan perlengkapan yang sesuai dan lakukan latihan dengan teknik yang benar. Jaga kebugaran tubuh secara keseluruhan dan hindari berolahraga berlebihan untuk mengurangi risiko cedera.
Jika terjadi cedera ringan, segera lakukan langkah RICE: Rest (istirahatkan area yang cedera), Ice (kompres dengan es untuk mengurangi pembengkakan), Compression (beri perban elastis), dan Elevation (angkat area cedera). Jika rasa sakit atau pembengkakan berlanjut, sebaiknya konsultasikan ke dokter.
Cedera olahraga yang memerlukan perhatian medis segera termasuk patah tulang, dislokasi, cedera kepala atau leher, pendarahan hebat, atau pembengkakan yang sangat parah. Jika ada kesulitan bergerak, mati rasa, atau rasa sakit yang tak tertahankan, segera cari pertolongan medis untuk penanganan lebih lanjut.